Kutipan Haiku 2 Analisa Makna Simbolik Bunga Sakura Dalam Haiku Karya Matsuo Basho

3.2. Kutipan Haiku 2

Berikut kutipan haiku basho yang kedua samazama no koto omoidasu sakura kana Terjemahannya adalah: Berjuta-juta hal terjadi dan berlalu Terkenang kembali Sakura yang bermekaran ini dalam buku Basho’s Journey: The Literary Prose of Matsuo Basho:34 Haiku ini ditulis oleh Matsuo Basho pada tahun1684 yang awalnya mengunjungi teman dan penyair lain di Ueno dan menjadi tamu kehormatan di Edo. Walaupun kepala keluarga tempat Matsuo Basho mengabdi dahulu telah tiada namun dia tetap disambut baik oleh keluarga yang masih tinggal di Edo. Basho diundang ke kebun bunga sakura yang sangat disukai oleh tuannya yaitu Yoshitada. Kebun bunga sakura milik tuannya Yoshitada sedang bermekaran dengan lebatnya. Puisi yang dituliskan oleh Basho di atas adalah merupakan ungkapan hatinya yang sudah lama tidak bertemu tuannya karena dipisahkan oleh kematian. Menikmati pemandangan bunga sakura yang sedang bermekaran dengan indahnya seolah membawanya kembali pada kenangan masa lalu saat masih bersama tuannya menikmati keindahan bunga sakura. Kata-kata “sakura yang bermekaran ini” merujuk pada ciri khas utama musim semi di Jepang dan pada musim ini masyarakat Jepang biasanya larut dalam sebuah perayaan umum yang disebut “o hanami”. Kegiatan hanami ini bertujuan untuk mempererat hubungan sosial, kekeluargaan, dan kekerabatan antara sesama masyarakat Universitas Sumatera Utara Jepang, baik keluarga sendiri, teman, atasan dan bawahan, kolega atau rekan bisnis. Orang Jepang akan saling mempererat hubungan sosial dan kekeluargaan atau kekerabatan melalui acara seperti kegiatan hanami, misalnya hubungan keluarga antara orang tua dan anak-anaknya yang tinggal maupun tidak tinggal serumah lagi ataupun dengan teman dan kerabat jauh, juga antara atasan dengan bawahan yang juga memanfaatkan momen hanami sebagai perayaan awal tahun bisnis yang baru. Biasanya mereka akan berkumpul bersama dibawah pohon sakura yang sedang bermekaran dan berpiknik serta berpesta dengan diiringi musik sambil menikmati minuman dan makanan khas perayaan mekarnya bunga sakura. Berdasarkan paparan di atas penulis berpendapat bahwa kegiatan hanami ini merupakan sarana silaturahmi antar sesama warga Jepang dan merupakan simbol pemersatu rakyat Jepang. Jadi, dapat ditarik sebuah analisis bahwa makna bunga sakura pada bait ketiga pada haiku di atas dilambangkan sebagai simbol pemersatu antara satu sama lain walaupun tidak memiliki hubungan sedarah. Berikut haiku karya Basho yang juga menunjukkan latar belakang hanami. In the capital Ninety-nine thousand people Blossom viewing Terjemahannya adalah: Di ibukota tokyo Sembilan puluh sembilan ribu orang Menyaksikan bunga sakura Basho’s Haiku: Selected Poems of Matsuo Basho, 2004:19 Universitas Sumatera Utara Di bait pertama, ‘di ibukota Tokyo’ jelas bagi pembaca bahwa Basho berada di Tokyo ketika Ia menggubah haiku ini. Di bait kedua dan ketiga, ‘sembilan puluh sembilan ribu orang’, ‘menyaksikan bunga sakura’, jumlah sekumpulan orang yang sangat banyak yang tidak akan rela melewatkan begitu saja momen menikmati pemandangan indahnya bunga sakura di taman-taman ibukota Jepang. Begitu juga dengan Basho, yang menganggap momen ini begitu penting karena kebiasaan menikmati pemandangan bunga sakura, atau yang lebih akrab disebut hanami ini, adalah kebahagiaan sekali dalam satu tahun kehidupan karena di kesempatan ini semua keluarga yang terpisah jauh akan saling berkumpul menyatukan kerinduan satu sama lain, atasan dan bawahan akan saling berkumpul untuk menyatukan semangat kerja lagi, teman lama yang sudah sekian lama tidak saling bertemu pun dipersatukan di bawah pohon sakura, bahkan ber- hanami juga merupakan momen mengenang kembali keluarga atau sahabat terkasih. Bunga sakura benar-benar simbol pemersatu.

3.3. Kutipan Haiku 3