Kutipan Haiku 5 Analisa Makna Simbolik Bunga Sakura Dalam Haiku Karya Matsuo Basho

3.5. Kutipan Haiku 5

Ougi nite Sake kumu kageya Chiru sakura Terjemahannya adalah: With a fan Dringking sake in a shadows Falling cherry blossoms Dengan sebuah kipas Minum sake dalam bayangan Bunga sakura yg berguguran dalam buku Basho’s Journey: The Literary Prose of Matsuo Basho:38 Haiku di atas merupakan hasil karya matsuo Basho ketika ia tengah menikmati hanami. Hanami adalah kebiasaan masyarakat Jepang yang tidak pernah dilewatkan ketika musim semi tiba. Kaisar saga pada masa Heian mengadakan hana-mi dengan berpesta sake di bawah pohon bunga sakura yang sedang mekar di istana kekaisaran di Kyoto. Puisi-puisi akan ditulis sambil menikmati bunga dimana ini terlihat sebagai metafora untuk kehidupan itu sendiri yang tenang dan indah. Pemandangan dalam hidup yang sebentar ini banyak dibicarakan dalam kebudayaan Jepang dan sering dipandang sebagai bentuk pujian terhadap keberadaan samurai kuno dimana mereka memandang akhir hidup merupakan keindahan tertinggi dari seseorang. Universitas Sumatera Utara Di bait pertama, Basho berekspresi dengan memulai haikunya menggunakan ungkapan ‘dengan sebuah kipas’. Kipas adalah salah satu produk budaya Jepang yang biasanya laris digunakan ketika musim panas. Mengapa Basho mengekspresikan kata ‘kipas’ yang harusnya menjadi simbol di musim panas, ternyata berkaitan dengan isi haiku di bait ketiga yang mengatakan ‘bunga sakura yang berguguran’. Gugurnya bunga sakura menandakan akan berakhirnya musim semi dan mulai datangnya udara hangat penanda masuknya musim panas dan berakhirnya kesejukan di musim semi. Bunga sakura yang berguguran memiliki makna simbolik tersendiri bagi masyarakat Jepang, khususnya para samurai. Singkat dan semangat mekarnya bunga sakura adalah simbol yang sangat penting bagi prajurit samurai. Kehidupan mereka yang sangat disiplin sebagai orang-orang yang berbudaya perang, memiliki tujuan tertinggi untuk mati dalam keadaan terhormat, yang lebih baik dalam melayani tuannya dan dalam kehidupan utama sekalipun. Perasaan yang sama juga memaksa pilot kamikaze untuk melakukan prestasi yang menakjubkan selama perang dunia II, memastikan mereka mati dalam usia muda dalam melayani negara. Bagi para prajurit samurai gugurnya kelopak bunga sakura dari bingkainya melambangkan keindahan hidup yang singkat yang dijalani dengan baik. Mereka juga beranggapan bahwa jika mereka mati dalam pertempuran, maka seperti bunga sakura jiwa mereka akan lahir kembali bersama mekarnya bunga sakura di setiap kedatangan musim semi. Inilah alasan yang memotivasi para pilot kamikaze melukis gambar bunga sakura di sisi pesawat tempurnya, agar mereka memperoleh semangat dan keberanian untuk melakukan bom bunuh diri. Dengan demikian, bagi masyarakat Jepang bunga sakura yang gugur memiliki makna simbolik yang melambangkan hidup singkat yang bermanfaat, keberanian, Universitas Sumatera Utara dan reinkarnasi jiwa para samurai. Begitulah yang coba dipaparkan Basho sebagai seorang yang juga berlatarbelakang samurai. Berikut kutipan haiku basho yang Ia tulis pada musim semi tahun 1664. The old lady cherry Is blossoming-in her old age An event to remember Terjemahannya adalah: Bunga sakura yang sudah tua Sedang bermekaran-Di usia senja nya Sebuah kenangan untuk di ingat dalam buku The Master Haiku Poet Matsuo Basho: 22 Bait pertama menjelaskan momen keunikan bunga sakura dimana bunga sakura sedang bermekaran sebelum daunnya keluar. Diceritakan bahwa haiku ini dibuat oleh Basho karena terinspirasi oleh seorang tokoh samurai dalam drama Noh yang bernama Saitou Sanemori, seorang samurai yang sudah tua. Di dalam drama itu Sanemori berkata bahwa ia pasti akan mati dalam sebuah pertempuran, tetapi tidak akan ada kenangan di usia tuanya yang akan sangat berharga untuk dikenang lebih dari itu. Kemudian Sanemori gugur dalam sebuah duel. Pemandangan bunga sakura yang bermekaran di akhir-akhir usia mekarnya adalah pemandangan yang sangat mengagumkan karena pada saat itu bunga sakura sedang bermekaran dengan sangat indahnya. Inilah filosofi hidup seorang samurai, hidup yang singkat harus memberi manfaat, bagaimana berusaha menciptakan momen yang akan dikenang terus oleh orang-orang sepanjang masa Universitas Sumatera Utara walaupun hidup hanya sebentar saja. Keberanian seorang Sanemori yang sudah tidak muda lagi dan pilihannya untuk mati dalam kebanggaan sebagai seorang samurai disimbolkan dengan bunga sakura yang tinggal menunggu gugur setelah tujuh hari memberi kebahagiaan bagi orang yang melihatnya. Universitas Sumatera Utara BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan