Perhatian Selektif Film TINJAUAN PUSTAKA

ix stimulus yang kita terima melalui kelima panca indera Setiadi, 2003:160. Stimulus merupakan setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu. Menurut Kotler2002:198, orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama karena tiga proses persepsi yaitu:

a. Perhatian Selektif

Seseorang terlibat lebih dari 1.500 rangsangan per harinya.karena seseorang tidak mungkin dapat menangani semua rangsangan itu, sebagian besar rangsangan akan disaring, inilah yang disebut perhatian selektif. b. Distorsi Selektif Merupakan kecenderungan orang untuk merubah informasi menjadi makna pribadi dan menginterpretasikan informasi itu dengan cara yang akan mendukung pra-konsepsi mereka c. Ingatan Retensi Selektif Kecenderungan seseorang untuk mengingat kebaikan dari produk yang kita sukai dan melupakan hal-hal baik dari produk yang bersaing. Menurut Setiadi 2003:163-164, ada dua kelompok karakteristik- karakteristik stimuli yang membuat pesan lebih dirasakan oleh konsumen seperti yang diharapkan pemasar, yaitu: Universitas Sumatera Utara ix a. Elemen Inderawi Sensory Element Faktor-faktor sensory mempengaruhi bagaimana suatu produk dirasakan dan hal itu sangat penting dalam desain produk. Adapun faktor sensory: 1. Warna Tanggapan yang berbeda atas penggunaan warna kemasan memungkinkan pemasar memperhatikan warna kemasan produk sedemikian rupa agar konsumen punya persepsi yang baik terhadap produk itu. 2. Bau Bau suatu produk turut menentukan persepsi konsumen terhadap produk tersebut. 3. Rasa Rasa akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu objek.

b. Elemen Struktural Structural Element

Sejumlah hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor struktural dari iklan cetak, mempengaruhi persepsi konsumen. Beberapa hasil penelitian yang dikutip Assael2001 yang menunjukkan hal itu sebagai berikut: 1. Ukuran Ukuran media yang lebih besar, lebih memungkinkan untuk diperhatikan. Universitas Sumatera Utara ix 2. Posisi Akan ada perhatian yang lebih besar pada stimulus dalam 10 pertama suatu media. Melewati batas tersebut mempunyai pengaruh yang kecil. 3. Warna Warna suatu produk juga dapat menentukan perhatian dari konsumen, pemakaian warna yang mencolok terkadang dapat menghasilkan perhatian yang lebih. 4. Kontras Kontras memungkinkan untuk mendapatkan perhatian. Gambaran suatu produk di atas latar belakang putih mungkin akan mendapat perhatian, tetapi tidak menjamin pemahaman dan ingatan. Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda. Persepsi yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya. Selain itu satu hal yang harus diperhatikan dari persepsi adalah bahwa persepsi secara substansil bias sangat berbeda dengan realitas. Beberapa karakteristik konsumen yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut Setiadi, 2003:165: a. Membedakan stimulus Pada kenyataanya terdapat banyak konsumen yang bisa membedakan merek produk berdasarkan rasa, tetapi terdapat juga konsumen yang agak sulit membedakan merek berdasarkan rasa dan bau. Universitas Sumatera Utara ix b. Tingkat ambang batas Kemampuan kosumen untuk mendeteksi perbedaan dalam suara, cahaya, bau atau stimuli lainnya, ditentukan oleh tingkat ambang batas threshold level. Ada dua jenis threshold level, yaitu: absolute threshold dan differential threshold. c. Subliminial perception Persepsi bawah sadar Kemampuan konsumen memberikan tanggapan terhadap stimulus yang berada di bawah kesadaran atau berada dibawah ambang batas kesadarannya disebut persepsi subliminal. d. Tingkat adaptasi Terjadi saat konsumen tidak lagi memperhatikan stimulus yang berulang-ulang. Jadi suatu stimulus yang diulang-ulang sebagai contoh iklan, akan membuat konsumen merasa bosan dan tidak memperhatikan lagi. e. Generalisasi stimulus Generalisasi terjadi ketika konsumen melihat dua stimulus atau lebih mempunyai kesamaan mempunyai hubungan yang dekatcontiguity, dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, oleh karena itu dapat disubtisusikan. Universitas Sumatera Utara ix

2.1.4. Product Placement

Product placement adalah sebuah cara untuk meningkatkan promosi sebuah produk atau jasa dengan menampilkan produknya dengan kesan bahwa keberadaan produk tersebut seolah- olah menjadi bagian dari cerita film dan acara televisi Belch and Belch, 2004: 450. Product placement digunakan untuk meningkatkan pengetahuan akan merek brand knowledge diantara konsumen dalam setiap media beriklan yang digunakan Panda, 2004:9. Disebutkan juga bahwa keunikan sebuah medium dapat dilihat dari proses penampilan dan mengharmonisasikan menyesuaikan keberadaan merek atau produk di dalam suatu cerita atau media yang digunakan. Tidak ada kompetisi exposure dalam medium dan waktu yang sama, sehingga sangat berbeda dengan beriklan melaui televisi dan koran. Kondisi ini menjadi sangat penting karena dapat memperdalam tingkat brand knowledge Panda, 2004:9. Meningkatnya strategi product placement mengindikasikan bahwa pengiklan menggunakan teknik ini untuk mempengaruhi brand attitude konsumen Avery dan Ferraro, dalam Panda, 2004:10. D’astous Seguin dalam Panda, 2004 :11 mendefenisikan product placement dalam tiga jenis, yaitu : 1. Implicit Product Placement Jenis ini disebut implicit karena, perusahaan atau produk yang ditampilkan dalam programmedia tanpa ditekankan secara formal, dimana logo, nama Universitas Sumatera Utara ix merekperusahaan muncul tanpa menampilkanmendemonstrasikan product benefit. 2. Integrated Explicit Product Placement Jenis product placement ini berupaya meningintegrasikan secara eksplisit dimana merek atau nama perusahaan secara formal disebutkan dan memainkan peran aktif, serta atribut dan manfaat produk juga secara jelas ditampilkan. Dalam Film Iron Man 2, produk Apple termasuk dalam jenis ini karena produk ditampilkan dengan menunjukkan logo produk dan menampilkan kegunaannya. 3. Non – Integrated Explicit product Placement Jenis ini menampilkan merek perusahaan secara formal tapi tidak terintegrasi dalam isi program media, umumnya ditampilkan di awal, di akhir atau dalam program title. Menurut Panda 2004:11-12 membedakan product placement dalam tiga dimensi, yaitu visual, auditory, dan plot conection. Dimensi visual terlihat papa menculnya merek produk pada tampilan layar yang bisa juga disebut sebagai screen placement. Dimensi auditory adalah pada saat merek produk disebutkan dalam dialog yang bisa juga disebut sebagai script placement. Dimensi plot connection sebagai dimensi ketiga digambarkan dengan seberapa merek produk tersebut terintegrasi dalam cerita story line. Universitas Sumatera Utara ix Ada beberapa media untuk menerapkan product placemet, yaitu:

a. Film

Menurut D’astous dan Seguin dalam Panda, 2004, ada tiga alasan mengapa para pemasar ingin menerapkan product placement di film-film: 1. Menonton sebuah film menyita sebuah perhatian yang tinggi dan melibatkan aktivitas. Menampilkan sebuah product placement dalam sebuah film kepada penonton yang sangat memperhatikannya dapat menghasilkan brand awareness yang sangat tinggi. 2. Film-film yang sukses dapat menarik penonton dalam jumlah yang besar. Sebagai contoh, Terminator II selama pemutarannya di bioskop saja telah disaksikan oleh jutaan orang, dan ini belum termasuk pembelian dan penyewaan videonya, dan pemutarannya di televisi selama bertahun-tahun setelahnya. Karena itu, bila dilihat dari cost per viewer, product placement dalam sebuah film akan sangat menguntungkan. 3. Product placement mempresentasikan cara mempromosikan sebuah brand dengan cara alami, tidak agresif, dan tidak persuasif. Audience terekspos terhadap sebuah brand dengan cara yang sealami mungkin yaitu dengan melihat bagaimana produk tersebut terlihat, disebutkan ataupun dipakai oleh sang aktoraktris, tanpa adanya bujukan untuk memakai produk tersebut. Universitas Sumatera Utara ix Strategi product placement dalam sebuah film dapat dikategorikan menjadi tiga model Gupta dan Lord, 1998: a. Visual only Dengan menempatkan produk, logo, billboard, atau ciri khas visual brand lainnya, tanpa dosertai dengan pesan atau suara. Produk Apple termasuk model ini di dalam film Iron Man 2 b. Audio only Dimana brand tidak ditampilkan tetapi disebutkan oleh aktoraktris dalam dialog suatu film. c. Combine audio-visual Menampilkan kombinasi dari kedua strategi sebelumnya

b. Program Televisi Villafranco dan Zeltzer, 2006

Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa Terhadap Layanan Kegiatan Mahasiswa S1 Keperawatan di Fakultas Keperawatan USU

0 47 80

Pengaruh Product Placement Terhadap Sikap Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Atas Merek Gery Chocolatos Dalam Acara TV Take Me Out Indonesia

1 50 108

OPINI MAHASISWA TENTANG PRODUCT PLACEMENT DALAM FILM KENTUT Studi pada Anggota Kine Klub Universitas Muhammadiyah Malang

0 4 48

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRODUCT PLACEMENT DALAM FILM BEBEK BELUR (Studi Pada Pengurus Kine Klub Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2009 Universitas Muhammadiyah Malang)

0 8 43

PRODUCT PLACEMENT APPLE DALAM FILM PRODUCT PLACEMENT APPLE DALAM FILM Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Kesesuaian Brand Image iPhone dengan Product Placement iPhone di dalam FilmMission Impossible 4 berdasarkan sudut pandang Pengguna iPhone.

0 2 14

PENDAHULUAN PRODUCT PLACEMENT APPLE DALAM FILM Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Kesesuaian Brand Image iPhone dengan Product Placement iPhone di dalam FilmMission Impossible 4 berdasarkan sudut pandang Pengguna iPhone.

0 3 33

SKRIPSI PERSEPSI AUDIENS TERHADAP BRAND PLACEMENT DALAM PERSEPSI AUDIENS TERHADAP BRAND PLACEMENT DALAM MEDIA FILM (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Persepsi Audiens Terhadap Brand Placement Sony Ericsson Dalam Film James Bond Casino Royale).

0 5 12

PRODUCT PLACEMENT DALAM FILM (Studi Tentang Persepsi Anggota Kine Klub FISIP UNS Terhadap Product Placement Snack Tao Kae Noi Dalam Film The Billionaire).

0 1 4

Analisa Efektivitas Product Placement Burger King Dalam Film Iron Man 1 dan Audi Dalam Film Iron Man 2 | krishnasari | Jurnal Strategi Pemasaran 944 1702 1 SM

0 1 10

PENEMPATAN PRODUK (PRODUCT PLACEMENT) DALAM FILM ADA APA DENGAN CINTA 2 - Institutional Repository ISI Surakarta

0 0 98