Pengaruh Product Placement Terhadap Sikap Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Atas Merek Gery Chocolatos Dalam Acara TV Take Me Out Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

PENGARUH PRODUCT PLACEMENT TERHADAP SIKAP MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ATAS

MEREK GERY CHOCOLATOS DALAM ACARA TV TAKE ME OUT INDONESIA

DRAFT SKRIPSI

OLEH

MARIATI SITORUS 060502144 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

Medan


(2)

ABSTRAK

Mariati Sitorus, 2010. Pengaruh Product Placement Terhadap Sikap mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Atas Merek Gery

Chocolatos dalam Acara TV Take Me Out Indonesia (dibawah bimbingan

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, Prof. Dr. Ritha F, Dalimunthe SE, M.Si (Ketua Departemen), Dra. Nisrul Irawati, MBA (Serkertaris Departemen), Dr. Endang S.Rini, SE, M.Si (Penguji I), Fadli, SE, M.Si (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh Product Placement terhadap Sikap mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara atas merek Gery Chocolatos yang ditampilkan dalam acara TV Take me Out Indonesia. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang telah menonton acara TV Take Me Out Indonesia lebih dari lima kali dan menyadari adanya product placement dalam acara tersebut. Rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah sampel adalah rumus Supramono, yakni sebanyak 142 responden, dan penarikan sampel diambil dengan menggunakan metode Purposive Sampling.

Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala likert dan diolah secara statistik dengan program SPSS 15.0 for Windows, yaitu uji validitas dan reliabilitas, analisis regresi linier sederhana, uji hipotesis, dn identifikasi determinan (R2).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Product Placement (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Sikap mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara atas merek Gery Chocolatos (Y) dalam acara TV Take Me Out Indonesia


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur bagi Tuhan Yesus Kristus yang telah mengerjakannya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir guna memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara, Medan. Skripsi ini mengambil judul: Pengaruh Product Placement terhadap Sikap Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara atas merek Gery Chocolatos dalam acara TV Take Me Out Indonesia. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sabagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara. ini sekiranya dapat berguna bagi kita semua ketika berada dalam dunia pekerjaan, khususnya dalam bidang pemasaran. Dalam pembuatan skripsi ini, penulis menyadari bahwa usaha dan kerja keras yang dilakukan penulis tidak akan berjalan sukses tanpa adanya bantuan dan pertolongan dari berbagai pihak.

Untuk itu pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin mengucapkan dan menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yanng selalu berusaha membangun Fakultas Ekonomi ke arah yang lebih baik.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe SE, Msi, selaku ketua Departemen sManajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang selalu melakukan inovasi yang lebih baik dalam Departemen Manajemen.


(4)

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Ketua Serkertaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, Msi, selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis.

5. Ibu Dr. Endang, SE, Msi, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.

6. Bapak Fadli, SE, Msi, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran untuk perbaikan Skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi, khususnya Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis dari awal sampai penelitian ini selesai dan juga selama masa perkuliahan.

8. Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis untuk melakukan penelitian ini.

9. kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan kasih sayang yang luar biasa dan dukungan serta Doa kepada saya hingga selesainya skripsi ini.

10.Kepada Kakak dan abang serta adekku yang selalu mendoakan saya, terkhusus buat bang atur yang telah miminjamkan laptop nya buat saya dalam menyelesaikan Skripsi ini, dan bantuan dana, serta buat adikku Samuel.

11.Teman- teman ku God’s Ship ( K’ines, Asry, Renita, Irbo). Aku sayang kalian.


(5)

12.Teman-teman seperjuanganku Manajemen 2006 semuanya dan khususnya grup C. Tanpa motivasi dan bantuan kalian, aku ngak mampu menyelesaikan skripsi ini.

13.Buat adek-adek kelompok ku (Naomi, Anggi, Novia, Dosma). Kakak sayang kalian de

Penulis mengucapkan terimakasih dan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan kasih dan berkatNYa kepada semua pihak yang membantu.

Medan, Juni 2010 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Kerangka Konseptual ... 10

D. Hipotesis ... 10

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1. Tujuan Penelitian ... 11

2. Manfaat Penelitian ... 11

F. Metode Penelitian ... 11

1. Batasan Operasional Variabel ... 11

2. Definisi Operasional Variabel ... 12

3. Skala Pengukuran Variabel ... 14

4. Temapat dan Waktu Penelitian ... 15

5. Populasi dan Sampel ... 15

6. Jenis Data ... 17

7. Teknik Pengumpulan Data ... 17

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 18

9. Metode Analisis Data ... 19

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 22

B. Pengertian Promosi ... 23

C. Pengertian Sikap ... 25.

D. Pengertian Merek ... 33

E. Pengertian Sikap terhadap merek ... 34

F. Pengertian Product Placement ... 35

G. Program Televisi ... 38

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah PT. Garuda food ... 4

B. Visi dan Misi ... 46

C. Prestasi dan Penghargaan ... 47

D. Ragam produk ... 51


(7)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas... 58

B. Metode analisis Deskritif ... 61

1. Deskriptif Responden ... 61

2. Karateristik Responden berdasarkan jenis kelamin ... 62

C. Metode analisis statistik ... 63

1. Analisis Tabulasi Sederhana ... 63

2. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 70

3. Uji Signifikan Individual (Uji t) ... 72

4. Koefisien Determinan (R2) ... 74

D. Pembahasan ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 78

B. Saran... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Program TV Terfavorit ABI 2009 ... 6

Tabel 1.2 Operasional Variabel Penelitian ... 14

Tabel 4.1 Uji Validitas ... 59

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas ... 61

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Product Placement ... 63

Tabel 4.5 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel Sikap atas merek 65 Tabel 4.6 Variabel Entered/Removed ... 71

Tabel 4.7 Coefficients(a) ... 71

Tabel 4.8 Hasil Uji t ... 74


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 10


(10)

ABSTRAK

Mariati Sitorus, 2010. Pengaruh Product Placement Terhadap Sikap mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Atas Merek Gery

Chocolatos dalam Acara TV Take Me Out Indonesia (dibawah bimbingan

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, Prof. Dr. Ritha F, Dalimunthe SE, M.Si (Ketua Departemen), Dra. Nisrul Irawati, MBA (Serkertaris Departemen), Dr. Endang S.Rini, SE, M.Si (Penguji I), Fadli, SE, M.Si (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh Product Placement terhadap Sikap mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara atas merek Gery Chocolatos yang ditampilkan dalam acara TV Take me Out Indonesia. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang telah menonton acara TV Take Me Out Indonesia lebih dari lima kali dan menyadari adanya product placement dalam acara tersebut. Rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah sampel adalah rumus Supramono, yakni sebanyak 142 responden, dan penarikan sampel diambil dengan menggunakan metode Purposive Sampling.

Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala likert dan diolah secara statistik dengan program SPSS 15.0 for Windows, yaitu uji validitas dan reliabilitas, analisis regresi linier sederhana, uji hipotesis, dn identifikasi determinan (R2).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Product Placement (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Sikap mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara atas merek Gery Chocolatos (Y) dalam acara TV Take Me Out Indonesia


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjual untuk membedakannya dari pesaingnya (Kotler, 2003:575). Dalam situasi persaingan yang semakin ketat, peran merek akan menjadi semakin penting. Seorang produsen tidak hanya cukup menawarkan produk berkualitas tinggi untuk merebut konsumen, melainkan juga perlu meningkatkan kekuatan mereknya di pasar.

Salah satu strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk menawarkan merek produk, menarik minat konsumen terhadap merek produk dan mencuri kesadaran konsumen atas produk atau jasa tersebut adalah melalui iklan. Fungsi iklan selain promosi juga berfungsi menginformasikan suatu produk atau jasa dan sebagai media mengingatkan konsumen terhadap suatu merek produk atau jasa. Fenomena dewasa ini menunjukkan konsumen terlalu banyak disuguhi iklan. Seperti terlihat dari berbagai teknik periklanan televisi dengan tingkat eksposur, iklan memberikan image tersendiri bagi konsumen, sehingga menumbuhkan sikap terhadap iklan, merek, dan lain-lain. Sikap terhadap iklan mempengaruhi sikap terhadap merek yang kemudian mempengaruhi pilihan merek. Pembentuk sikap terhadap merek menurut Belch and Belch (2004:158) dipengaruhi secara langsung oleh persepsi konsumen terhadap produk atau pesan. Sikap terhadap merek yaitu


(12)

merupakan pernyaataan mental yang menilai positi atau negatif, bagus atau tidak, suka atau tidak suka suatu produk (Assael, 2001 : 82).

Banyak konsumen atau audience yang tidak terlalu menyukai iklan atau menghindari iklan. Ini dapat dibuktikan berdasarkan sebuah survey yang dilakukan oleh LOWE (sebuah lembaga penelitian) Indonesia yang menunjukkan bahwa sebanyak 53% pemirsa televisi di Indonesia mengganti saluran begitu televisi memasuki tayangan iklan (Tempo, 2005). Situasi ini sangat tidak diharapkan oleh perusahaan-perusahaan pengiklan yang selama ini mengandalkan iklan televisi untuk mempromosikan produknya. Ini dapat mengakibatkan berkurangnya minat dan kesadaran konsumen atas merek. Oleh karena itu perusahaan pengiklan mulai melirik cara-cara lain dalam mempromosikan produknya di luar iklan televisi tradisional, salah satunya adalah melalui Product Placement.

Product placement merupakan suatu strategi yang dilakukan oleh banyak perusahaan pengiklan untuk menampilkan produknya dengan kesan bahwa keberadaan produk tersebut seolah- olah menjadi bagian dari cerita film dan acara televise (Belch, 2004: 450). Pengertian lain Product Placement adalah sebuah aktivitas komunikasi pemasaran dengan mempromosikan sebuah merek melalui film, program-program TV, dan berbagai media entertainment lainnya. Tujuan dari Product Placement ini adalah untuk menangkap “exposure” para penonton sehingga merek tersebut secara sengaja mendapatkan perhatian dari penontonnya. Product Placement tersebut terjadi karena adanya permasalahan yang dihadapi iklan tersebut, salah satu alasannya adalah product placement mampu mengatasi


(13)

zipping (audience mempercepat bagian iklan ketika menyaksikan tayangan ulang film atau acara televisi dalam rekaman video) dan zapping (audience mengganti saluran televisi untuk menghindari iklan) (Graw dan Hill, 2007:284).

Product placement bukan suatu hal yang asing lagi dalam dunia pemasaran. Product placement kini telah tersebar dan muncul hampir di setiap film dan program televisi. Product placement memberi pemasar cara-cara alternatif untuk mengekpos merek produknya melalui suatu medium untuk menerimanya. Oleh karena itu, kini semakin banyak perusahaan yang mengiklankan produknya melalui product placement, karena pesan yang ingin disampaikan lebih efektif dan langsung mengenai target audience yang diharapkan (Graw dan Hill, 2007:286). Secara umum konsep ini hampir disebut mirip dengan strategi sponsorship, namun hal yang membedakan adalah bahwa keberadaan product placement tidak menyebutkan kata ‘sponsor’ dalam tampilan film atau acara televisi yang diikutinya, karena tampil sebagai bagian dari acara televisi tersebut. Tingginya kegiatan product placement dalam komunikasi merek produk industri mengindikasikan bahwa pengiklan menggunakan teknik di dalam mempengaruhi sikap konsumen terhadap sebuah merek (Avery and Ferraro, 2000).

Product placement dipelopori oleh Lumiere bersaudara yang menampilkan produk bermerek Lever Bros, yang sekarang dikenal sebagai Unilever, pada film-film bisu di tahun 1890an. Mobil Buick dan kulkas General Electric banyak digunakan sebagai property pada film-film Warner Bros di tahun 1920 hingga 1930 an. Jadi Product placement di Amerika bukanlah suatu hal yang baru.


(14)

Produk- produk telah ditempatkan secara strategis dalam sebuah film dari seabad yang lalu. Di Indonesia, perkembangan penggunaan product placement sudah semakin sering terjadi. Misalnya, dalam film secara gamblang memperlihatkan beberapa produk seperti menampilkan produk- produk seperti Ritz mesis coklat, Momogi, dan harian kompas serta beberapa nama seperti Samsung, KFC, Lucky Strike.

Product placement juga banyak dijumpai dalam program ajang pencari bakat yang ditayangkan sejumlah stasiun televisi contohnya program Indonesian idol 2007 dan Mamamia Show 2007 yang menampilkan beberapa produk yaitu Wafer, Tango, Kacang Kayaking dalam acara TV Indonesian idol (RCTI) serta Tolak Angin Tolak Angin Flu dan Pop Mie dalam acara TV Mamamia Show (Indosiar), testimoni mengenai sebuah produk yang dibawakan oleh selebritis yang beritanya ditayangkan dalam acara Insert (TransTV) yang menunjukkan seolah-olah selebritis menggunakan produk tersebut, dan acara sulap Cinta (Juga) Kuya yang menampilkan So Good. Contoh yang lain adalah product placement yang ada pada program Take Me Out Indonesia (Indosiar), testimoni produk yang dibawakan oleh para kontestan dan pembawa acaranya. Product Placement juga tak luput dari siaran berita, yaitu siaran berita ” Apa Kabar Indonesia “ yang ditayangkan di TV One. Produk – produk yang ditampilkan adalah biskuit Malkis Roma, Kopi Enak, Mi Seedap. Produk ini ditempatkan diatas meja presenter dan di munculkan di TV flash acara ini.


(15)

Peran product placement begitu luas dalam berbagai media partisipasinya, secara khusus peneliti membatasi penelitian ini hanya untuk meneliti pengaruh product placement terhadap sikap audience atas merek dalam acara televisi saja. Penelitian ini menggunakan acara televisi Take Me Out Indonesia sebagai media yang dijadikan contoh studi kasus untuk mengaplikasikan product placement pada acara televisi. Salah satu acara yang menampilkan banyak produk/merek yang dibawakan oleh presenter dan para kontestan yang sudah mendapat pasangan. Dengan promosi melalui product placement mau tidak mau penonton tentunya akan melihat produk- produk yang ditampilkan. Produk atau merek yang sering ditampilkan adalah Kacang Garuda, Gery Chocolatos, Mounte, E-Juss. Kemunculan produk itu sendiri dapat membantu membangun jalan cerita acara televisi tersebut.

Program TV Take Me Out Indonesia adalah sebuah program televisi yang lisensinya dipegang Fremantle Media yang merupakan program acara perjodohan (berformat game-show). Acara mirip kontak jodoh dan merupakan acara yang menyedot banyak perhatian pemirsa televisi Indonesia. Di Indonesia Take Me Out tayang di Indosiar. Ini merupakan penayangan pertama kalinya di Asia, tayangan perdana 19 Juni 2009. Di sini para lajang usia 20 – 40 akan menemukan pasangan hidupnya. Program Take Me Out sendiri hadir di indosiar selama satu jam, setiap Jumat malam Pkl. 21.30 WIB dan retrun Setiap Sabtu, Pkl. 14.30 WIB dipandu oleh Host yang dijuluki The Heartrob, Choky Sitohang dan Yuanita Christiani.

Peneliti memilih acara televisi Take Me Out Inonesia sebagai objek penelitian, karena beberapa pertimbangan dan alasan pendukung, yaitu:


(16)

1. Merupakan acara televisi yang mempunyai rating tertinggi sejak versi pertamanya di munculkan (yang umumnya menjadi daya tarik pengiklan karena menjadi gambaran singkat akan popularitas acara televisi tersebut)

Tabel 1.1

Program TV Terfavorit ABI 2009

NO 12 Program TV Favorit Votes

1 Take Me Out Indonesia (INDOSIAR) 22%

2 Opera Van Java (TRANS|7) 17%

3 Cinta Fitri Season 3 (SCTV) 13%

4 Playlist (SCTV) 12%

5 Mario Teguh : The Golden Ways (METROTV) 7%

6 Tawa Sutra Bisaa Ajaa (ANTV) 6%

7 Realigi (TRANSTV) 5%

8 Silet (RCTI) 5%

9 Gong Show (TRANSTV) 5%

10 Apa Kabar Indonesia Malam (TVONE) 3%

11 Djarum Indonesia Super League 2008-2009 (ANTV) 3%

12 Be A Man Angkatan II (GLOBALTV) 2%

Sumber:http://pangeran229.wordpress.com/thread/take-me-out-indonesia

2. Merupakan acara televisi dengan format mencari jodoh, yang banyak diminati muda-mudi khususnya para mahasiswa.

3. Jumlah penonton yang besar (terkait dengan peran televisi sebagai media yang paling luas jangkauannya).

4. Aktivitas Product Placement yang konsisten pada beberapa merek yang ditampilkan setiap minggunya.

Komunikator pemasaran harus memiliki target audience yang jelas. Pendengar (audience) dapat terdiri dari calon pembeli potensial atau pemakai produk. Komunikator juga harus mengetahui karakteristik dari audiencenya. Ini penting karena sikap seseorang terhadap suatu objek tergantung dari keyakinannya, pengetahuan, perasaan dan niat. Salah satu target audience Take Me Out Indonesia adalah mahasiswa, yang tidak terlepas dari pencarian pasangan


(17)

hidup. Pada wawancara pra survey yang dilakukan pada Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dapat diperoleh bahwa dari 20 orang mahasiswa, diketahui 17 orang menyukai acara Take Me Out Indonesia yang ditayangkan oleh stasiun TV INDOSIAR mulai dari tayangan perdana sampai sekarang, dan mengetahui keberadaan Product Placement (Kacang garuda, Kacang Atom, Gery Chocolatos, Mountea, dan lain-lain, yang ditampilkan dalam acara Take Me Out Indonesia. Pada penelitian ini merek produk yang dipilh sebagai bahan penelitian adalah Gery Chocolathos, karena pada 17 orang yang menyukai dan sering menonton acara TV Take Me Out Indonesia mengatakan bahwa merek yang paling sering ditampilkan dalam acara TV Take Me Out Indonesia adalah Gery Chocolatos. Mahsiswa Fakultas Sastra memberi respon yang positif akan keberadaaan merek produk yang ditampilkan, karena kemunculan produk itu sendiri merupakan bagian dari acara Take Me Out Indonesia dan membantu membangun jalan cerita acara ini. Pada hasil pra survey yang sudah dilakukan pada 20 orang mahasiswa, dimana 17 orang atau sekitar 85% menyenangi acara Take Me Out Indonesia dan menyadari keberadaan Product Placement. Dengan ini penulis menyatakan Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara layak menjadi responden untuk penelitian ini.

Berdasarkan alasan-alasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Product Placement terhadap Sikap Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara atas Merek Gery


(18)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah Product

Placement berpengaruh positif dan signifikan terhadap Sikap Mahasiswa

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara atas merek Gery Chocolatos pada Acara TV Take Me Out Indonesia

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan,dalam hal ini merupakan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan elaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur (Kuncoro, 2003:44). Menurut Belch (2004:450) Product placement merupakan suatu strategi yang dilakukan oleh banyak perusahaan pengiklan untuk menampilkan produknya dengan kesan bahwa keberadaan produk tersebut seolah- olah menjadi bagian dari cerita film dan acara televisi. Product placement bertujuan untuk menangkap eksposur para penonton sehingga merek tersebut secara sengaja mendapatkan perhatian dari penontonnya. Product Placement sering sekali muncul di dalam cerita film dan acara televisi, sehingga para audience mempunyai sikap tersendiri atas merek yang ditampilkan. Sikap atas merek adalah kecenderungan yang dipelajari oleh konsumen untuk mengevaluasi merek dengan cara mendukung (positif) atau tidak mendukung (negatif) secara konsisten (Assael, 2001:282). Komponen sikap dibagi menjadi 3 kompenen yaitu:


(19)

kognitif (kepercayaaan), afektif (evaluasi) dan konatif (tindakan). Maka ketiga komponen sikap ini juga terdapat dalam sikap terhadap produk/merek (Assael, 2001: 283), yaitu:

1. Brand believe adalah komponen kognitif (pemikiran).

2. Brand evaluation adalah komponen afektif yang mewakili semua evaluasi terhadap merek oleh konsumen. Kepercayaan terhadap sesuatu merek adalah multi dimensional karena mewakili atribut merek yang dipersepsikan konsumen.

3. Kecenderungan untuk bertindak adalah komponen konatif (tindakan) dan pada umumnya komponen ini dengan melihat “ maksud untuk membeli” dari seorang konsumen adalah penting dalam mengembangkan strategi pemasaran.

Pengertian lain dari product placement adalah penempatan komersil yang dilakukan melalui program media tertentu yang ditujukan untuk meningkatkan visibilitas sebuah merek atau produk dan jasa. Tingginya kegiatan product placement dalam komunikasi merek produk industri mengindikasikan bahwa pengiklan menggunakan teknik di dalam mempengaruhi sikap konsumen terhadap sebuah merek (Avery and Ferraro, 2000). Dampak dari product placement ini sangat nyata. Beberapa produsen yang melakukan product placement di acara TV dan film mengatakan merek/produk mereka semakin luas dikenal dan semakin diingat masyrakat. Sikap ini yang akan mengantar audience atau konsumen melakukan pembelian. Sebagai contoh, pada acara TV “ Cinta (Juga) Kuya yang menampilkan So Good di 13 episode acara ini, mengklaim bahwa sales So Good


(20)

meningkat signifikan yaitu sekitar 150%. Pada penelitian ini, peneliti mengangkat pengaruh Product placement terhadap sikap atas merek. Berdasarkan masalah serta uraian diatas, maka digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber: Belch dan Belch (2004: 157) dan Mowen (2001: 379) (diolah) D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: Terdapat Pengaruh yang positif dan signifikan antara Product Placement terhadap Sikap Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara atas Merek Gery Chocolatos pada Acara TV

Take Me Out Indonesia

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Product Placement terhadap Sikap Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara atas Merek Gery Chocolatos pada Acara TV Take Me Out Indonesia.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan


(21)

Hasil penelitian ini dapat sebagai sumbangan pemikiran kepada para pemasar dalam mempromosikan produk- produknya dalam mengetahui pengaruh product placement terhadap sikap audience atas merek

b. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori dan literatur yang penulis peroleh dibangku perkuliahan serta menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap profesionalisme.

c. Bagi pihak lain

Sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian pada masa yang akan datang.

F. Metodologi Penelitian 1. Batasan Operasional

Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah product placement (Variabel X) dan sikap mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara atas merek Gery Chocolatos (VariabelY)

2.Definisi Operasional Variabel

Pengertian definisini operasional yang akan diteliti merupakan suatu cara mempermudah pengukuruan variabel penelitian. Selain itu juga bertujuan untuk memberikan batasan-batasan pada obyek yang akan diteliti. Defenisi operasional yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas ( X )

Varibel bebas dalam penelitian ini adalah Product Placement. Product placement adalah sebuah cara untuk meningkatkan promosi sebuah


(22)

produk atau jasa dengan menampilkan produknya dengan kesan bahwa keberadaan produk tersebut seolah-olah menjadi bagian dari cerita film dan acara televisi. Variabel ini diukur dengan menggunakan 4 indikator, yaitu:

1. Media yang digunakan

2. Pesan yang disampaikan melalui product placement 3. Daya tarik promosi menggunakan product placement 4. Paham terhadap product placement

b. Variabel terikat (Y)

Varibel terikat dalam penelitian ini adalah Sikap atas merek. Sikap atas merek adalah kecenderungan yang dipelajari oleh konsumen untuk mengevaluasi merek dengan cara mendukung (positif) atau tidak mendukung (negatif) secara konsisten. Sikap atas merek meliputi komponen kognitif (kognisi) merek, afeksi (afektif) merek, konatif merek.

1)Kognisi merek

Kognisi merek (kognitif) berhubungan dengan pengenalan, pengetahuan dan kepercayaan atribut pada merek. Pada saat konsumen menerima rangsangan sebuah iklan maka proses psikologi internal akan bekerja yang dihubungkan dengan pengaktifan indera

2)Afeksi merek

Afektif memberikan tanggapan tentang perasaan terhadap objek dan atributnya atau emosi konsumen mengenai obyek sikap. Komponen


(23)

afektif ini dapat beragan ekspresinya mulai dari rasa sangat tidak suka atau sangat tidak senang hingga sangat suka atau sangat senang.

3)Konatif merek

Konasi (konatif) berkenaan dengan untuk melakukan suatu tindakan dan minat berkenaan dengan obyek sikap. Jadi komponen ini bukan perilaku nyata, namun masih berupa keinginan untuk melakukan suatu tindakan.

Berdasarkan defenisi operasional yang dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merumuskan variabel sebagai berikut:


(24)

Tabel 1.2

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Pengertian Indikator Skala

ukur Product Placement (X) Aktivitas komunikasi pemasaran dengan mempromosikan sebuah merek melalui film, program-program TV, dan berbagai media

entertainment lainnya.

a.Media yang digunakan b. Pesan yang

disampaikan melalui product placement c. Daya tarik promosi

menggunakan product placement

d.Paham terhadap product placement

Likert

Sikap atas Merek (Y)

Kecenderungan yang dipelajari oleh konsumen untuk mengevaluasi merek dengan cara mendukung (positif) atau tidak mendukung (negatif) secara konsisten, yang meliputi kognitif (kepercayaa), afektif (evaluasi), konatif (tindakan)

1.Kognisi merek

a. Pengetahuan atribut merek

b. Pengenalan atibut merek

c. Kepercayaan atibut merek

2. Afektif merek a. suka

b. bersimpatik c. perhatian 3. Konatif merek a. niat membeli

b. akan mengkonsumsi

Likert

Sumber: Belch(2004),mowen (2001) diolah peneliti 3.Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel yang digunakan penulis dalam proses pengelolaan data adalah dengan menggunakan Skala Likert, dimana responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai berbagai pernyataan mengenai berbagai pertanyaan mengenai perilaku, obyek, orang atau kejadian. Pada penelitian ini responden memilih salah satu jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Skor responden kemudian dijumlahkan dan jumlah


(25)

ini merupakan total skor. Total skor inilah yang ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala likert (Sugiyono, 2008:132)


(26)

Kriteria pengukuran adalah sebagai berikut : Sangat setuju : diberi skor 5

Setuju : diberi skor 4 Kurang setuju : diberi skor 3 Tidak setuju : diberi skor 2 Sangat tidak setuju : diberi skor 1 4. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitia ini dari bulan Mei- Juni 2010.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, dimana elemen adalah unit terkecil yang merupakan sumber dari data yang diperlukan (Kuncoro, 2003:108). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara yang menonton acara TV Take Me Out Indonesia.

a. Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro, 2003:108). Menurut Supramono dan Haryanto (2003:63) alternatif formula yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah sampel pada populasi yang sulit diketahui (unidentified) adalah sebagai berikut:


(27)

Zα = Z tabel dengan tingkat signifikan tertentu

P = proporsi populasi yang diharapkan memiliki karateristik tertentu q = ( 1- p), Proporsi pupulasi yang diharapkan tidak memiliki krateristk

tertentu

d = tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi.

Berdasarkan hasil pra survey terhadap 20 orang mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, diketahui 17 orang atau sekitar 85% memiliki karateristik yang sesuai dengan teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive sampling, yaitu mengambil sejumlah responden yang memiliki kriteria tertentu. Kriteria sampel yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Menyenangi dan mengikuti acara Take Me Out Indonesia minimal 5 kali. 2. Menyadari dan mengetahui adanya Product Placement dalam acara Take

Me Out Indonesia.

Penetapan jumlah sampel dengan tingkat signifikan 5% dan tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi sebesar 5 % adalah sebagai berikut:

2 2

5 15 . 85 ) 67 , 1 ( = n

= 142,2= 142 ( pembulatan)


(28)

6. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu: a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain diluar tujuan penelitian ini. Analisis data sekunder yang relevan dengan topik penelitian diambil melalui:

1. Studi kepustakaan buku-buku yang memberikan masukan teori 2. Penelitian terdahulu yang dipublikasikan melalui website

3. Jurnal-jurnal perilaku konsumen dan psikologi yang diperoleh dari internet

7. Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dala penelitian ini adalah: a. Kuesioner

Daftar pertanyaan diberikan kepada Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang telah ditetapkan menjadi sampel atau responden penelitian.

b. Studi Pustaka

Yaitu pengumpulan data denga menggunakan data dari buku-buku dan literatur yang berhubungan dengan penelitian.


(29)

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji ini dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan program SPSS 15.0 for windows, dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

b. Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan tingkat kepercayaan alat ukur. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel (Situmorang, 37:2008). Pengujian dilakukan dengan program SPSS 15.0 for windows. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005), atau nilai Cronbach Alpha > 0,80 (Kuncoro, 2003), maka pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel.

b. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,60 (Ghozali, 2005), atau nilai Cronbach Alpha < 0,80 (Kuncoro, 2003), maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak reliabel.


(30)

Uji validitas dan reabilitas akan dilakukan di pada 40 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yang pernah menonton acara Take Me Out Indonesia minimal 5 kali

9. Metode Analisis Data

a. Metode Analisis Deskriptif

Analisia deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menginterprestasikan data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang dihadapi dan hasil perhitungan.

b. Analisis Regresi Linier Sederhana

Metode analisis regresi linier sederhana berfungsi untuk mengetahui pengaruh/hubungan anatara variabel bebas (product placement) dan variabel terikat (sikap audience atas merek). Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS versi 15,0 untuk mendapatkan hasil yang lebih terarah. Rumus perhitungan persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:

Y= a + bX+ e

Dimana:

Y = Sikap atas merek X = Product placement a = Nilai intercept (konstanta) b1 = Koefisien arah regresi e = Standar error


(31)

c. Uji Hipotesis

1.Uji Signifikansi Parsial (Uji - t)

Uji - t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

H0 : b1 = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) yaitu product Placement terhadap variabel bebas Sikap Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara atas merek Gery Chocolatos (Y).

Ha : b1≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) yaitu Product Placement terhadap Sikap Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara atas Merek Gery Chocolatos (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5 %

Ha diterima jika thitung > ttabelpada α = 5 %

2. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2


(32)

semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen maka R2 pasti akan meningkat tidak peduli variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.


(33)

BAB II

URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang sikap audience terhadap product placement telah dilakukan oleh Febri kuntarno (2007) yang berjudul ” Analisis Sikap Audience Remaja terhadap Product Placement dalam Film (Studi kasus Film Fantastic Four Rise of The Silver Surfer). Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis bagaimana sikap audience (attention, acceptance, reference, ethics and regulation) terhadap product placement pada film dan mejelaskan pengaruh variable movie going frequency dan enjoyment terhadap sikap yang terbentuk. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sikap audience (attention,acceptance, dan reference) mempunyai sikap yang positif terhadap product placement, kecuali ethics and regulation. variabel movie going frequency lebih berpengaruh daripada variabel enjoyment terhadap sikap yang terbentuk.

Peneliti lain yang juga telah meneliti tentang sikap audience terhadap product placement adalah Leonid Julivan Rumambi (2008) dengan judul ” Faktor yang mempengaruhi Sikap Audience terhadap Product/ Brand Placement dalam Acara TV (Studi kasus Indonesian Idol 2007 & Mamamia Show 2007). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui faktor yang mempengaruhi sikap audience terhadap product placement. Kesimpulan yang diperoleh dari peneltitan ini adalah dihasilkan lima faktor (attention, acceptance, reference, ethics and regulation dan interest) yang tersusun, tiga diantaranya adalah dihasilkan lima faktor (attention, acceptance, reference, ethics and


(34)

regulation dan interest), yang tersusun, tiga diantaranya (attention,acceptance, ethics and regulation) lebih berpengaruh dibadingkan dua faktor lainnya (interest dan reference).

B. Tinjauan Pustaka 1. Promosi

Promosi merupakan usaha yang dilakukan pemasar untuk mempengaruhi pihak lain agar berpartisipasi dalam kegiatan pertukaran. Promosi merupakan usaha mengkomunikasi informasi yang bermanfaat tentang suatu perusahaan atau produk untuk mempengaruhi pembeli potensial (Kismono, 2001:374)

Konsep pemasaran 4p (Product, Place,Price, dan Promotion) promosi adalah tentang pesan-pesan komunikasi pemasaran (Duncan, 2005:113). Oleh karena itu promosi dapat juga disebut dengan komunikasi pemasaran. Menurut Duncan (2005:8) komunikasi pemasaran sebagai “the selection of marketing comumunication function used at given times as a part of a marketing program. Dari defenisi tersebut, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan bauran komunikasi pemasaran aadalah pemilihan fungsi-fungsi komunikasi pemasaran yang digunakan pada suatu waktu tertentu sebagai bagian dari program pemasaran. Adapun Fungsi –fungsi komunikasi pemasaran yang dapat dipilih terdiri dari delapan macam, yaitu:

1. Advertising atau iklan adalan pengumuman yang bersifat non personal dan dibayar oleh pihak sponsor tertentu. Advertising ini digunakan untuk menjangkau audience, menciptakan brand awareness,


(35)

membantu mendiferensiasikan sebuah brand dari pesaingnya, dan membantu manciptakan brand image.

2. Direct Marketing atau pemasaran langsung yang merupakan proses komunikasi yang bersifat interaktif dan berdasarkan database yang menggunakan serangkaian media untuk memotivasi respon dari konsumen dan prospek. Sebagaimana artinya, pada direct marketing tidak ada intermediaries atau anggota saluran distribusi lain ynag terlibat dalam pengkomunikasiannya.

3. Publicit atau publisitas adalah cerita dan penyebutan brand oleh media massa tanpa dibayar, karena sifat publicity yang tidak dibayar, maka tujuannya adalah untuk meningkatkan brand awareness dan mengumumkan berita mengenai brand dan perusahaan. Metode yang sering dipaki dalam publicity adalah seperti press releases, press conferences, dan interviews.

4. Sales Promotion atau promosi penjualan personal adalah penawaran yangs bersifat jangka pendek yang dapat member nilai tambah yang dimaksudkan untuk memotivasi keputusan pembeli. Sales promotion dilakukan dengan memberikan nilai tambah, seperti melalui potongan harga atau free trial untuk merangsang konsumen membeli atau mencoba produk.

5. Personal Selling atau penjuaalan personal adalah bentuk komunikasi interpersonal, dimana penjual mendampingi dan membujuk calon


(36)

pembeli untuk membeli produk, jasa atau bertindak sesuai ide yang dijual.

6. Packaging atau kemasan adalah sebuah pembungkus yang sekaligus berfungsi sebagai penyampai informasi. Kemasan ini dapat membantu terciptanya brand building dengn menyajikan berbagai macam informasi tentang produk, mulai bahan-bahan yang terkandung dalam produk hingga resep yang menyarankan pemakaian lebih sering.

7. Event and Sponshorship. Events adalah aktivitas yang diasosiasikan dengan Brand yang dibuat untuk melibatkan konsumen dan prospek secara aktif, sekaligus untuk publikasi. Sponsorship adalah dukungan financial dari suatu organisasi, seseorang ataupun aktivitas sebagai pertukaran untuk publikasi brand dan asosiasi.

8. Customer Service atau pelayanan pelanggan adalah sikap dan perilaku perusahaan selama terjadi interaksi dengan komsumennya. Jika interaksi tersebut terjadi secara positif, maka akan memperkuat hubungan dengan konsumen. Namun jika interaksi tersebut terjadi secara negatif, maka akan memperlemah atau bahkan akan mematikan hubungan sebuah brand.

2. Sikap

Sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon terhadap suatu objek dalam bentuk rasa suka atau tidak suka Merujuk definisi ini berarti sikap (Suryani, 2008 :161) adalah:


(37)

Artinya bahwa sikap itu masih merupakan kecenderungan (faktor motivational) bukan perilaku itu sendiri. Jadi sikap berbeda dengan perilaku.

b) Sikap terbentuk sebagai hasil belajar

Terbentuknya sikap tidak terlepas dari pembelajaran yang dilakukan konsumen. Melalui pengamatan, pengalaman dan kesimpulan yang dibuat terhadap suatu objek akan dapat terbentuk sikap.

c) Sikap memiliki variasi lain

Artinya seorang konsumen dapat bersifat suka (sebagai nilai sikapnya) atau sebaliknya tidak suka atau netral. Sikap suka memiliki niali positif, sikap netral memiliki nilai nol dan sikap negatif memiliki nilai -1.

d) Sikap mengandung objek

Setiap sikap akan mengandung obyek sikap. Obyek sikap dapat berupa hal- hal yang sifatnya personal (atau berupa manusia seperti masyarakat, manajer, konsumen, tenaga penjual dan lain-lain) atau obyek yang sifatnya non personal seperti produk, jasa, iklan, promosi, harga, pelayanan dan lain-lain.

Pengertian lain mengenai sikap dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk (2007) yang menyatakan bahwa sikap merupakan ekspresi perasaan yang berasal dari dalam individu yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu obyek. Menurut suryani (2008:162) ada dua model sikap yaitu model komponen sikap dan model multi atribut. Kedua model ini masing-masing dapat dibentuk melalui jalan yang berbeda- beda, yaitu:


(38)

a) Model tiga Komponen Sikap

1. Komponen kognitif, berkenaan dengan dengan hal-hal yang diketahui individu atau pengalaman iindividu baik yang sifatnya lansung atau tidak langsung dengan obyek sikap

2. Komponen Afektif, berkenaan dengan perasaan atau emosi konsumen mengenai obyek sikap. Komponen afektif ini dapat beragan ekspresinya mulai dari rasa sangat tidak suka atau sangat tidak senang hingga sangat suka atau sangat senang.

3. Komponen konatif, berkenaan dengan predisposisi atau kecenderumgan individu (konsumen) untuk melakukan suatu tindakan berkenaan dengan obyek sikap. Jadi komponen ini bukan perilaku nyata, namun masih berupa skeinginan untuk melakukan suatu tindakan

b) Model Multi Atribut

1. Model sikap terhadap obyek, model ini lebih aplikatif penerapannya untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu produk atau obyek sikap yang lain. Mengacu pada model ini, sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek tertentu dari suatu produk merupakan fungsi dari evaluasi terhadap atribut dan keyakinannya tertentu mengenai produk tersebut.

2. Model Keinginan Berperilaku, model ini lebih memfokuskan pada prediksi intense (keinginan yang kuat) untuk berperilaku atas


(39)

obyek sikap serta mengkaitkan sikap dengan norma subyektif. Norma subyektif merupakan keyakinan konsumen tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya sehubungan dengan obyek sikap.

Menurut kazt terdapat empat macam fungsi sikap, yaitu : 1) Fungsi Utilitarian

Sikap merupakan fungsi penilaian konsumen tentang apakah obyek sikap (misalnya produk) memberikan manfaat atau keguanaan bagi dirinya. Fungsi ini mengacu pada pendapat bahwa individu mengek-presikan perasaaanya untuk memaksimalkan hukuman dari orang lain. Konsumen dapat mengembangkan sikap positifnya apabila obek tersebut dipandang memberikan manfaat atau mendatangkan keuntungan bagi dirinya.

2) Fungsi ekspresi nilai

Sikap dapat terbentuk sebagai fungsi dari keinginan individu untuk mengeks-presikan nilai-nilai individu kepada orang lain. Ekspresi sikap digunakan oleh individu untuk menunjukkan konsep dirinya. Hampir sebagian besar konsumen dalam perilaku pembelian, terutama dalam memilih suatu produk atu merk tidak terlepas darikeingininan untuk menunjukkan nilai-nilai yang dianutnya dan dijunjung tinggi kepada konsumen lain atau masyarakat. Karena sikap merupakan fungsi dari ekspresi nilai, maka pemasar berusaha mempengaruhi sikap konsumen dengan cara mengiklankan produknya dengan menonjolkan ekspresi nilai tertentu bagi paa pemakainya.


(40)

Sikap konsumen sering kali merupakan sarana bagi konsumen untuk melindungi atau mempertahankan egonya. Sikap ini digunakan sebagai sarana untuk melindungi diri dari kebenaran mendasar tentang dirinya atau sesuatu yang kan mengancam. Seorang remaja yang merasa kurang maco mungkin akan bersifat positif terhadap rokok agar tidak mendapat penghinaan dari teman-temannya. Atas dasar hal ini pemasar dalam iklannya berusaha mempengaruhi konsumen dengan memberikan pesan pada promosinya bahwa produknya dapat melindungi ego konsumen dari penghinaan orang lain.

4) Fungsi pengetahuan

Sikap konsumen merupakan fungsi dari pengetahuan dan pengalaman konsumen mengenai obyek sikapnya. Sikap juga digunakan individu sebagai dasar untuk memahami. Melalui sikap yang ditunjukkan akan dapat diketahui bahwa dirinya memiliki pengetahuan yang cukup, yang banyak atau tidak tahu sama sekali mengenai obyek sikap. Oleh Karena pengetahuan merupakan komponen penting dari sikap, maka pemasar perlu memberikan informasi, wawasan mengenai produk atau obyek sikap lainnya kepada konsumen.

Terbentuknya sikap tidak terlepas dari lingkungan dimana konsumen melakukan pembelajaran. Faktor-faktor yang berperan penting dalam pembentukan sikap (Suryani, 2008 : 175) yaitu:


(41)

Pengalaman individu mengenai obyek sikap dari waktu ke waktu akan membentuk sikap tertentu pada individu. Seoraang konsumen remaja putrid sangat menyukai produk-produk keluaran sari Ayu, karena dia merasa puas ketika membeli susu pembersih dan lipstiknya. Ketika dia membutuhkan produk tersebut juga selalu tersedia, saat tenaga penjual yang melayaninya memberikan pelayanan yang sangat memuaskan.

2. Pengaruh Keluarga

Keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan sikap maupun perilaku. Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat karena konsumen melakukan interaksi lebih intensif dibandingkan dengan lingkungan yang lain. Bebepaa penelitian mengungkapkan bahwa sikap konsumen terhadap produk tertentu memiliki hubungan yang kuat dengan sikap orang tuanya terhadap produk tersebut.

3. Teman sebaya

Teman sebaya punya peran yang cukup besar terutama bagi anak-anak remaja dalam pembentukan sikap. Adanya kecenderungann untuk mendapatkan penerimaan dari teman-teman sebayanya, mendorong para anak muda mudah di pengaruhi oleh kelompoknya dibandingkan dengan sumbe-sumber lainnya. Contoh kesukaan terhadap merek sepatu, tas, pakaian. Pada konsumen remaja cenderung banyak di pengaruhi oleh rekan-rekan sebayanya. Sikap positif terhadap merk ini juga terbentuk karena pengaruh teman-temannya.


(42)

Melalui banyaknya perusahaan yang menggunakan pemasaran langsung atas produk yang ditawarkan secara tidak langsung berpengaruh dalam pembentukan sikap konsumen. Melalui komunikasi lewat telepon, surat yang disampaikan konsumen akan mendapatkan banyak informasi yang ini sangat penting peranannya dalam pembetukan sikap

5. Tayangan Media Massa

Media massa yang merupakan sarana komunikasi yang hamper setiap saat dijumpai konsumen dapat membentuk sikap konsumen. Karena peran media in sangat penting dalam pembentukan sikap, maka pemasar perlu mengetahui media apa yang biasanya dikonsumsi oleh pasar sasarannya dan melalui media tersebut dengan rancangan pesan yang tepat, sikap positf dapat dibentuk. Komitmen konsumen terhadap sikapnya pada obyek yang amat beragam. Ada konsumen yang memiliki komitmen rendah dan sebaliknya ada pula yang komitmennya tinggi atau yang berada diantaranya. Solomon (2002) menyatakan bahwa tingkatan komitmen terhadap sikap dari yang paling rendah hingga tinggi adalah sebagai berikut:

1. Komitmen rendah

Pada tingkat ini, sikap dibentuk konsumen atas dasar keinnginannya untuk mendapatkan imbalan atau menghindari hukuman dari pihak lain. Sikap yang ada tidak dalam dan hanya bersifat permukaan saja, sehingga ketika pihak lain yang mendorong nya bersikap seperti itu tidak ada, maka sikapnya akan kembali seperti sikap yang sebenarnya.


(43)

Pada tingkatan ini, sikap dibentuk oleh konsumen atas dasar keinginannya agar dapat menyesuiakan denga orang lain atau kelompok. Pada tingkatan ini sikap relatif cukup sulit untuk di ubah.

3. Internalisasi

Tingkat komitmen ini merupkaan tingkatan paling tinggi, karena sikap yang dibentuk telah diinternalisasi dan dianggap sebagai bagian dari sistem nilai pribadinya. Sikap dengan tingkat komitmen ini sangat sulit untuk di ubah.

Ada 3 cara untuk mengubah sikap yaitu:

1) Mempengaruhi persepsi konsumen yang berkaitan fungsi konsumen. Agar terbentuk sikap positif pada konsumen, maka dalam mempromosikan produk sebaiknya pemasar memperhatikan fungsi sikap.

2) Mengubah komponen multi atribut. Untuk mengubah sikap konsumen pemasar menambah atribut pada produknya dengan melengkapi manfaat atau hal lain yang dapat meningkatkan keunggulan produknya.

3) Mengubah keyakinan merk pesaing. Pemasar untuk mengubah sikap, konsumennya dapat membandingkan produknya dibandingkan produk lain, dengan harapan agar konsumen berubah keyakinannya/ kepercayaannya terhadap merek pesaing.

3.Merek

Dalam proses pengembangan strategi pemasaran suatu mata produk pere penjual akan menghadapi masalah merek. Merek ini bias menambah nilai suatu


(44)

produk sehingga ia merupakan satu aspek yang hakiki dalam suatu strategi produk. Berikut ini beberapa defenisi mengenai merek, yaitu:

1. Merek (brand), suatu nama , istilah, tanda , lambing, atau disain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk-produk milik pesaing.

2. Nama merek (brand name), sebagian dari merek, dan yang dapat diucapkan, misalnya Avon Chevrolet.

3. Tanda merek (brand mark), sebagian merek dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti misalnya lambing, desain huruf, atu warna khusus.

4. Tanda merek dagang (trade mark), merek atau sebagian dari merek yang dilindungi oleh hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu hal yang istimewa

5. Hak cipta (Copyright) , hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya musik, atau karya seni.

4. Sikap terhadap Merek

Sikap terhadap merek menurut Assael (2001: 282) adalah kecenderungan yang dipelajari oleh konsumen untuk mengevaluasi merek dengan cara mendukung (positif) atau tidak mendukung (negatif) secara konsisten. Evaluasi konsumen terhadap merek tertentu ini di mulai dari sangat jelek sampai sangat bagus. Salah satu hal yang emndasari terbentuknya sikap pada merek adalah


(45)

pengetahuan dan informasi yang diterima khalayak melauui iklan. Menurut Dictionary Marketing and Advertising, sikap pada merek juga dapat didefenisikan sebagai opini konmsumen mengenai sesuatu yang di teliti melalui pasar untuk mengetahui apakah sesuatu tersebut memenuhi kebutuhan mereka dan sampai pada tingkatan mana mereka menginginkan sesuatu produk. Sikap pada merek didasari oleh sikap pada iklan. Menurut Belch (2004:159) sikap pada iklan merupakan gamabaran perasaan menyenangkan atau tidak menyenangnkan dari khalayak terhadap sesuatu eksekusi iklan. Sikap terhadap merek didasarkan pada skema tentang merek tersebut yang telah tertanam dibenak konsumen. seperti telah disebutkan diatas bahwa komponen sikap ada 3 yaitu: Kognitif, Afektif dan Konatif maka ketiga komponen sikap ini juga terdapat dalam sikap konsumen terhadap produk/merek (Assael, 2001: 283) yaitu:

a. Brand believe adalah komponen kognitif (pemikiran).

b. Brand evaluation adalah komponen afektif yang mewakili semua evaluasi terhadap merek oleh konsumen. Kepercayaan terhadap suatu merek adalah multi dimensional karena mereka mewakili atribut merek yang dipersepsikan oleh konsumen.

c. Kecenderungan untuk bertindak adalah komponen konatif (tindakan) dan pada umumnya komponen ini dengan melihat ”maksud untuk membeli” dari seorang konsumen adalah penting dalam mengembangkan strategi pemasaran.


(46)

Ketiga komponen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dinmana brand believe mempengaruhi evaluasi terhadap merek. Evaluasi terhadap merek mempengaruhi maksud untuk membeli.

5. Product placement

Dalam bebagai litetatur yang peneliti temukan, istilah product placement sering kali disebut juga dengan brand placement. Sehingga dalam penelitian ini peneliti akan memperlakukan istilah tersebut secara sama.

Product placement adalah sebuah cara untuk meningkatkan promosi sebuah produk atau jasa dengan menampilkan produknya dengan kesan bahwa keberadaan produk tersebut seolah- olah menjadi bagian dari cerita film dan acara televisi (Belch and Belch, 2004: 450). Product placement dugunakan untuk meningkatkan kan pengetahuan akan merek (brand knowledge) diantara konsumen dalam setiap media beriklan yang digunakan (Panda, 2004:9). Disebutkan juga bahwa keunikan sebuah medium dapat dilihat dari proses penampilan dan mengharmonisasikan/ menyesuaikan keberadaan merek atau produk di dalam suatu cerita atau media yang digunakan. Tidak ada kompetisi exposure dalam medium dan waktu yang sama, sehingga sangat berbeda dengan beriklan melaui televisi dan koran. Kondisi ini menjadi sangat penting karena dapat memperdalam tingkat brand knowledge (Panda, 2004:9). Meningkatnya strategi product placement mengidikasikan bahwa pengiklan menggunakan teknik ini untuk mempengaruhi brand attitude konsumen (Avery; Ferraro, di dalam Panda, 2004:10). D’astous & Seguin (dalam Panda, 2004 :11) mendefenisikan product placement dalam tiga jenis, yaitu :


(47)

1. Implicit Product Placement

Jenis ini disebut implicit karena, perusahaan atau produk yang ditampilkan dalam program / media tanpa ditekankan secara formal, dimana logo, nama merek/perusahaan muncul tanpa menampilkan/ mendemonstrasikan product benefit

2. Integrated Explicit Product Placement

Jenis product placement ini berupaya meningintegrasikan secara eksplisit dimana merek atau nama perusahaan secara formal disebutkan dan memainkan peran aktif, serta atribut dan manfaat produk juga secara jelas ditampilkan.

3. Non – Integrated Explicit product Placement

Jenis ini menampilkan merek/ perusahaan secara formal tapi tidak terintegrasi dalam isi program/ media, umumnya ditampilkan di awal, di akhir atau dalam program title.

Menurut Panda (2004 : 11-12) membedakan product placement dalam tiga dimensi, yaitu visual, auditory, dan plot conection. Dimensi visual terlihat papa menculnya merek/ produk pada tampilan layar yang bisa juga disebut sebagai screen placement. Dimensi auditory adalah pada saat merek produk disebutkan dalam dialog yang bisa juga disebut sebagai script placement. Dimensi plot conection sebgai dimensi ketiga digambarkan dengan seberapa merek/ produk tersebut terintegrasi dalam cerita/ story line.

Ada beberapa media untuk menerapkan product placemet, yaitu: 1. Films


(48)

Menurut D’astous dan Chartier (2002), ada tiga alasan mengapa para pemasar ingin menerapkan product placement di film-film:

a. Menonton sebuah film menyita sebuah perhatian yang tinggi dan melibatkan aktivitas. Menampilkan sebuah product placement dalam sebuah film kepada penonton yang sangat memperhatikannya dapat menghasilkan brand awareness yang sangat tinggi.

b. Film-film yang sukses dapat menarik penonton dalam jumlah yang besar. Sebagai contoh, Terminator II selama pemutarannya di bioskop saja telah disaksikan oleh jutaan orang, dan ini belum termasuk pembelian dan penyewaan videonya, dan pemutarannya di televisi selama bertahun-tahun setelahnya. Karena itu, bila dilihat dari cost per viewer, product placement dalam sebuah film akan sangat menguntungkan.

c. Product placement mempresentasikan cara mempromosikan sebuah brand dengan cara alami, tidak agresif, dan tidak persuasif. Audience terekspos terhadap sebuah brand dengan cara yang sealami mungkin yaitu dengan melihat bagaimana produk tersebut terlihat, disebutkan ataupun dipakai oleh sang aktor/aktris, tanpa adanya bujukan untuk memakai produk tersebut.

Strategi product placement dalam sebuah film dapat dikategorikan menjadi tiga model (Gupta dan Lord, 1998):

1) Visual only

Dengan menempatkan produk, logo, billboard, atau ciri khas visual brand lainnya, tanpa dosertai dengan pesan atau suara.


(49)

2) Audio only

Dimana brand tidak ditampilkan tetapi disebutkan oleh aktor/aktris dalam dialog suatu film.

3) Combine audio-visual

Menampilkan kombinasi dari kedua strategi sebelumnya 2. Program Televisi (Villafranco dan Zeltzer, 2006)

Product placement kini juga sering kali dapat kita lihat di acara-acara televisi. Sebagai contoh nyata terlihat pada program bedah rumah yang memang harus menggunakan bahan-bahan bangunan dan furniture dalam menjalankan misinya. Tidak jarang produk-produk tersebut mendapat sorotan khusus dalam penggunaannya. Product placement juga serig terlihat dalam program-program televisi seperti Empat mata dan Insert. Dalam acara gosip Insert tidak jarang artis yang ditampilkan akan membahas produk-produk perawatan kesehatan, kecantikan, dan lain-lain. Khusus program Empat Mata, product placement sering kali dilakukan dengan meletakkan suatu produk diatas meja, menempelkan stiker produk pada laptop, dan mengambil gambar para penonton studio yang mengenakan kaos bertuliskan nama produk tertentu, yang di setiap episodenya hampir selalu menampilkan produk-produk yang berbeda-beda.

3. Video Games

Anak- anak, remaja, dan bahkan dewasa, banyak yang menyukai video games sebagai hiburan. Beberapa diantara mereka bahkan tidak lepas dari permainan dunia maya ini sehari saja. Hal ini tentu sangat menarik perhatian pemasar yang ingin mempromosikan produknya melalui video game. Kini


(50)

para penggemar video game dapat merasakan bagaimana mengemudikan mobil balap merek Ford, Chevloret, Nissan, BMW, dan lainnya lama permainan balapan, juga terekpos pada berbagai papan iklan disepanjang lintasan seperti yang ada dibalapan sesungguhnya.

4. Musik

Product placement juga dapat dilakukan melalui musik. Mulai dari mensponsori pembuatan sebuah album seperti yang dilakukan KFC untuk penyanyi Cinta Laura, hingga menampilkan produk mereka dalam video clip penyanyi seperti yang dilakukan Coca-cola di video klip Ello dan kawan-kawan di tahun 2009.

5. Novel

Novel juga menjadi salah satu media product placement yang menjanjikan. Novel-novel yang menjanjikan kisah-kisah fiksi pun sering kali menyebutkan produk-produk tertentu untuk membuat kisahnya semakin nyata.

6. Radio

Seperti halnya televisi, program-program radio juga sarta dengan product placement. Suatu produk sering sekali dikait-kaitkan dengan suatu tema yang sedang di bahas oleh penyiar.

Menurut.Belch dan Belch (2007,451-453) pembahasan karateristik product placement terbagi dalam dua bagian yaitu keuntungan ( adventages) dan kekurangan/ kerugian (disvantages)


(51)

1. Exposure. Jumlah penjualan tiket bioskop tahunnya mencapai lebih dari

1,4 milyar tiket. Rata-rata film yang memiliki rentang waktu yang peredarannya selama tiga setengah tahun, dengan penonton mencapai 75 juta orang, dan sebagian besar para penggemar film adalah penonton yang sangat serius ketika menonton. Ketika hal tesebut digabungkan dengan meningkatnya pasar rental film dan TV kabel (sebagai contoh HBO, Showtime, Movie Channel). Terlebih lagi bentuk exposure ini bebas dari zapping, setidaknya di bioskop.

2. Frequency. Tergantung pada bagaimana produk digunakan dalam sebuah film atau program televisi, besar kemungkinan terjadinya exposure yang berulang-ulang (bagi mereka yang suka menonton sebuah program TV datau film lebih dari sekali). Contohnya, jika anda penonton setia atau menonton acara TV Take Me Out Indonesia secara rutin setiap minggu di Indosiar, maka anda akan melihat beberapa produk yang di ekspos oleh para pengisi acara setiap episodenya.

3. Support for other media. Product Placement mungkin didukung peralatan promosi lainnya. Telah menjadi sebuah tren bagi industri perfliman mempunyai klien untuk mempromosikan produk dalam film tersebut secara bersama-sama dalam berbagai media. Dengan demikian ikatan antara produk dan film akan saling memperkuat upaya promosi satu sam lain dan makin diperkuat dengan adanya iklan.

4. Source association. Ketika konsumen melihat artis favorit mereka dalam sebuah film menggunakan sebuah produk/brand, asosiasi yang terbentuk


(52)

dapat memacu terciptanya product image. Hampir semua bisnis dalam product placement percaya bahwa adanya asososiasi maka bisnis ini akan berhasil.

5. Cost. Dimana biaya penggunaan medium ini, mulai dari gratis sampai $ 1 juta per produk. Namun dengan biaya termahal sekalipun perusahaan pengiklan masih tetap mengalami keuntungan, dengan tingginya tingkat exposure yang dihasilkan.

6. Recall. Sejumlah badan atau lembaga melalukan pengukuran pengaruh product placement kepada audience di hari berikutnya. Dimana pengukuran recall ini menghasilkan rata-rata 38 persen audience nya masih ingat akan brand tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gupta dan Kenneth Lord, mengatakan bahwa penampilan placement yang baik menghasilkan recall yang kuat.

7. Bypassing regulation. di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya, beberapa produk tifak diijinkan untuk beriklan di televisi atau terhadap segmen pasar tertentu. Namun melalui product placement industri minuman keras dan rokok masih dapat menampilkan produknya.

8. Acceptance. Sebuah penelitian oleh Gupta dan Stephen mengindikasi bahwa penonton dapat menerima product placement dan secara umum penilain mereka positif, walapun untuk beberapa produk seperti alcohol, senjata api, dan rokok kurang dapat diterima.


(53)

sedangkan kekurangan /kerugian product placement adalah:

1. High absolute cost. Biaya absolut product placement bisa sangat tinggi. Walaupun hanya dengan persentase yang kecil dari placement harus dibayar secar lansung.

2. Time of exposure. Dimana jalan untuk beberapa produk yang diekspos kepada audience mempunyai sebuah pengaruh. Tidak ada jaminan yang akan dilihat secara tertulis dari produk produk tersebut.

3. Limited appeal. Tidak ada potensi dari pendiskusian laba produk atau tadak menyediakan informasi yang ditel.

4. Lack of control. Di dalam sejumlah film. Pengiklan tidak berkata lebih kapan dan seberapa sering produk tersebut akan ditampilkan. Banyak perusahaan menemukan bahwa bahwa placement mereka di film tidak bekerja dengan baik seperti yang diharapkan.

Menurut Fill (2006 : 799-800) pembahasan karateristik product placement terbagi dalam dua bagian yaitu kelebihan (strengths) dan kekurangan (Weakness)

Adapun kelebihan (strengths) product placement, yaitu

a. Dengan menampilkan produk tersebut, dapat membangun/ meningkatkan awareness dan kredibilitas untuk memperkuat citra merek. Hampir semua bisnis dalam product placement percaya bahwa audience dalam hal ini

b. dapat didampingi untuk mengidentifikasikan dan menghubungkan dirinya dengan lingkungan yang digamnbarkan atau dengan selebritis yang menggunakan produknya.


(54)

b. Mengurangi biaya produksi

c. Mencapai audience tertentu (captive audience)

d. Mempunyai jangkauan yang lebih luas daripada periklanan tradisional e. Mendemontrasikan kegunaan produk dalam lingkup yang alami.

f. Menggambarkan setting yang lebih realistis, serta menawarkan peluang beriklan bagi produk-produk yang dibatasi media iklannya seperti rokok dan alkohol.

Sedangkan kelamahan atau kekurangan (weakness) product placement yaitu: a. Dengan menempatkan/ melakukan product placement di dalam sebuah

film bukan berarti tidak ada risiko bahwa produk tersebut tidak akan terlihat (unnoticed), khususnya dalam kondisi ini apabila placement dilakukan pada adegan yang tidak menyenangkan.

b. Tidak ada kendalinya dari pengiklan atas kapan, dimana, dan bagaimana produk tersebut akan ditampilkan.

c. Saat produk itu muncul dan diperhatikan, sejumlah kecil/minoritas audience menyatakan bahwa bentuk komunikasi ini tidak etis.

d. Dapat disebut bentuk subliminal advertising dimana bentuk ini disebut legal.

6. Mahasiswa

Mahasiswa sebagai pelaku utama dan agent of exchange dalam gerakan-gerakan pembaharuan memiliki makna yaitu sekumpulan manusia intelektual, memandang segala sesuatu dengan pikiran jernih, positif, kritis yang bertanggung jawab, dan dewasa. Secara moril mahasiswa akan dituntut tangung


(55)

jawab akademisnya dalam menghsilkan “buah karya” yang berguna bagi kehidupan lingkungan. Edward Shill mengkategorikan mahasiswa sebagai lapisan intelektual yang memiliki tanggung jawab sosial yang khas. Shill menyebutkan ada lima fungsi kaum intelektul, yakni mencipta dan menyebar kebudayaan tinggi menyediakan bagan-bagan nasional dan antar bangsa, membina keberdayan dan bersama mempengaruhi perubahan sosial dan memainkan peran politik.


(56)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT.Garuda Food

PT.Garudafood adalah salah satu perusahaan makanan dan minuman di Indonesia yang saat ini sedang berkembang dengan pesat dengan pengelolaan management sumber daya manusia berbasis kompetensi diharapkan akan dapat memberikan apresiasi terhadap angkatan kerja muda yang memiliki jiwa dinamis serat menyukai tantangan dalam berkarir.Pada tahun 1958, Darmo Putro mantan pejuang memilih menekuni dunia usaha dengan mendirikan PT Tudung di Pati, Jawa Tengah. Perusahaan ini bergerak di bisnis tepung tapioka. Selain GarudaFood, Tudung Group juga menaungi SNS Group (PT Sukses Niaga Sejahtera, bergerak di bisnis distribusi dan logistik) dan Tudung International. Pada awal 1987 TPJ mulai menjual hasil produksi kacangnya dengan merek Kacang Garing Garuda, yang belakangan dikenal dengan sebutan ringkas: Kacang Garuda. Pada tahun 2000, TPJ merger dengan perusahaan lain menjadi PT Garuda Putra Putri jaya Selanjutnya berubah lagi menjadi PT Garudafood Putra Putri Jaya.

Perusahaan ini dikendalikan oleh Sudhamek Agoeng WS pada 1994. Dari hanya satu pabrik dengan 700 karyawan dan lima produk, Garudafood cepat berkembang menjadi delapan pabrik,19 ribu karyawan dan 200 produk. Tatkala perekonomian nasional tengah dihantam krisis ekonomi, Desember 1997, didirikan PT GarudaFood Jaya (GFJ) yang memproduksi biskuit bermerek Gery. Pada 1998 GarudaFood mengakuisisi PT Triteguh Manunggal Sejati (TRMS),


(57)

produsen jelly dan meluncurkan produk jelly bermerek Okky dan Keffy. Pada akhir 2002 TRMS meluncurkan produk minuman jelly bermerek Okky Jelly Drink sekaligus babak baru GarudaFood masuk ke bisnis minuman (beverages). Keseriusan GarudaFood menekuni bisnis minuman juga semakin kentara dengan diluncurkannya Mountea, minuman teh rasa buah. Mountea bahkan mencatat prestasi IBBA 2007 kategori minuman teh dalam kemasan cup.Pada tahun 2000 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sepakat menggabungkan TPJ, dan PT GarudaFood Jaya menjadi PT Garuda Putra Putri Jaya. Selanjutnya PT Garuda Putra Putri Jaya berubah nama menjadi PT GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA (GPPJ).

GarudaFood juga memproduksi snack bermerek Leo, untuk kategori produk kripik kentang, kripik pisang, kripik singkong, dan krupuk mulai akhir 2005. Di tingkat nasional, GarudaFood juga dipersepsi positif sebagai salah satu perusahaan makanan dan minuman idaman. Survey yang dilakukan Frontier dan majalah BusinessWeek Indonesia di Jakarta dan Surabaya pada 2006 dan 2007 menyebutkan GarudaFood berada di urutan ketiga Indonesian Most Admired Company (IMAC). GarudaFood juga aktif menjalankan program corporate social responsibility (CSR) di bawah bendera GarudaFood Sehati. Kini, seluruh potensi yang ditopang kekuatan sekitar 19 ribu karyawan berkepribadian unggul (knowledge worker) menjadi modal utama GarudaFood dalam upaya menyongsong sukses sebagai sebuah sustainable enterprise. Sebagai perusahaan dinamis, Garudafood sudah sejak lama memasuki pasar internasional. Berbagai produk yang dihasilkan telah dipasarkan dan diterima dengan baik di seluruh


(58)

belahan dunia. Beberapa di antaranya seperti negara-negara ASEAN meliput i Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Kamboja, dan Brunei Darussalam; Singapura, Hongkong, Taiwan, India, Bangladesh, Korea Selatan, dan Timor Leste. Kawasan Eropa meliputi Belanda dan Jerman. Kawasan Timur Tengah meliputi Yordania, Yemen, Arab Saudi, Israel, Palestina, dan Uni Emirat Arab. Kawasan Amerika meliputi Amerika Serikat, Kanada, Guatemala, dan Bolivia. Nigeria untuk kawasan Afrika. Serta kawasan Australia, Selandia Baru dan Papua Nugini. Garuda food berkomitmen untuk memberikan produk yang berkualitas tinggi kepada pelangggan. Garuda food selalu mengupayakan perbaikan-perbaikan untuk tetap memuaskan pelanggan dan berusaha yang terbaik untuk menciptakan hubungan yang berkesinambungan bagi setiap pelanggan.

B. Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi

Perusahaan makanan dan minuman dua terbaik di Indonesia pada tahun 2015. 2. Misi

Kami adalah pembawa perubahan yang menciptakan kemanfaatan bagi masyarakat berdasarkan prinsip saling menumbuhkembangkan melalui pribadi-pribadi yang unggul, yang saleh dan kompeten.


(59)

C. Prestasi dan Penghargaan

1. Anugerah Produk Asli Indonesia (APAI)

Penghargaan kepada produk-produk asli Indonesia yang diselenggarakan oleh Business Indonesia bekerjasama dengan Departemen Perindustrian RI. Pada tahun 2007 Gery berhasil menjadi runner up APAI. Pada tahun 2008 Gery meraih penghargaan APAI untuk kategori snack.

2. Top Brand Award 2000-2008

Merek bukan hanya sekedar identitas tetapi mampu menciptakan ekuitas yang tinggi bagi perusahaan, image dan loyalitas jangka panjang. Merek terkuat adalah merek yang selama bertahun–tahun mampu menempatkan diri pada posisi puncak (Top): (1)Top of market share, (2)Top of mind share, (3)Top of commitment share. Oleh karena itu, Majalah Marketing dan Frontier Consulting Group menggelar Top Brand Award 2007. Penghargaan ini diberikan kepada merek-merek yang berhasil mencapai posisi yang top, bukan hanya dalam jangka kurun setahun tapi lebih dari satu tahun. Dua merek Garudafood berhasil meraih dua penghargaan Top Brand untuk kategori kacang bermerek dan jelly drink yaitu Kacang Garuda dan Okky Jelly Drink. 3. The Dream Team Champions 2006/2008

Penghargaan ini baru pertama kali diadakan oleh majalah SWA. Ajang ini mengumpulkan tim-tim pemasaran terbaik dari masing-masing perusahaan untuk kemudian berlomba untuk menjadi The Dream Team Champions. Tim pemasar Gery mampu meraih Special Award: Brand Builder Champion atas prestasinya membangun Gery hingga menjadi market leader di kategori


(60)

biskuit di Indonesia. Pada tahun 2008 Tim pemasaran LEO berhasil meraih peringkat tiga ajang The Dream Team Championship 2008 (DTC)

4. Marketing Award 2006

Marketing award merupakan penghargaan di dunia pemasaran yang ditujukan bagi perusahaan-perusahaan yang menunjukkan kepemimpinan dalam dunia pemasaran. Ada lima kategori yang diperebutkan dalam ajang ini yaitu The Best Market Driving Company, The Best Innovation in Marketing, The Best IT in Marketing, The Best in Experiential Marketing, The Best in Marketing Campaign. Di ajang yang baru tahun ini digelar, Garudafood menggondol dua penghargaan yaitu The Best Campaign dan The Best Innovation.

5. Indonesian Best Brand Award (IBBA) (2004-2008)

Indonesian Best Brand Award (IBBA) merupakan penghargaan untuk merek-merek terbaik di masing-masing kategori produk yang diadakan oleh Majalah SWA dan sejak 2001. Dua brand Garudafood yaitu Kacang Garuda untuk Merek kacang Terbaik dan Okky Jelly untuk merek Jelly terbaik berhasil meraih penghargaan ini selama 5 tahun berturut-turut (2004-2008) hingga berhasil mendapatkan Golden Brand. Prestasi ini disusul oleh Gery di kategori biscuit yang berhasil meraih IBBA pada tahun 2005, Gery Wafer Coating, Pilus, Gery Chocolatos, Mountea, dan Leo.

6. CEO Idaman Versi Warta Ekonomi (2003-2006)

Survei untuk mencari tahu siapa sesungguhnya CEO yang paling berpengaruh di lingkungan bisnis sehingga layak masuk dalam daftar 10 CEO idaman yang diadakan oleh majalah Warta Ekonomi. Survei dilakukan di beberapa kota


(61)

besar di Indonesia dengan kategori penilaian kemampuan membuat perusahaan menjadi besar (14,21%), inovatif (6,28%), dan profesional (5,95%). CEO Garudafood Sudhamek AWS sejak tahun 2003 berhasil masuk ke dalam posisi 10 besar CEO Idaman. Tahun 2006 ini Sudhamek berhasil menempati peringkat 5 CEO Idaman 2006.

7. Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) (2000-2008)

Tradisi survei kepuasan pelanggan yang diselenggarakan oleh Majalah SWA dan Frontier sejak tahun 1999. kepuasan pelanggan bisa menjadi daya saing untuk menghadapi pesaing yang bermunculan. Bahkan, masih banyak perusahaan yang menempatkan kepuasan pelanggan sebagai tujuan dan visi yang melandasi kinerja mereka. Selama 9 kali berturut-turut (2000-2008) kacang Garuda berhasil membuktikan prestasinya sebagai merek yang memiliki loyalitas pelanggan yang tinggi dan tahun 2008 Okky Jelly Drink berhasil mendapatkan ICSA pertama kali untuk kategori minuman jelly.

8. The Young Marketer Award 2005

Majalah SWA bekerja sama dengan MarkPlus&Co dan Indonesian Marketing Association (IMA) menyelenggarakan ajang tahunan Young Marketers Award (YMA). Ajang yang sudah dimulai sejak tahun 2002 ini merupakan wujud penghargaan kepada para pemasar muda (di bawah 35 tahun) yang berprestasi sebagai professional tangguh di bidang pemasaran. Ferry Hariyanto, Brand Manager Biscuits Garudafood berhasil meraih penghargaan bergengsi ini tahun 2005 lalu.


(62)

9. Ernst & Young Entrepreneur of The Year 2004

Selama 20 tahun, Ernst & Young telah menyelenggarakan acara Entrepreneur of The Year yang merupakan salah satu penghargaan bergengsi untuk para pengusaha yang menjadi inspirasi karena visinya, kepemimpinannya dan prestasi yang telah dicapai selama memimpin perusahaan.

10.Superbrands ( 2003-2004)

Superbrands merupakan anugerah yang diberikan oleh Superbrands Council yang berkantor pusat di London, Inggris, dan diberikan kepada merek-merek terbaik di setiap negara. Merek-merek yang meraih penghargaan Superbrands merupakan hasil seleksi atas ribuan merek di dunia berdasarkan kriteria penguasaan pangsa pasar, dan teruji oleh pergerakan waktu. Merek-merek peraih anugerah Superbrands juga terpercaya karena kualitas, memiliki loyalitas konsumen, dan diterima pasar secara luas. Kacang Garuda dari Garudafood Group berhasil meraih anugerah Superbrands untuk pertama kalinya.

11.Entrepreneur Agribusiness Award

Entrepreneur Agribusiness Award diberikan kepada mereka yang diakui banyak pihak telah memberi kontribusi positif terhadap sektor agribisnis nasional. Penghargaan ini diberikan oleh Departemen Pertanian bekerja sama dengan Majalah Info Bisnis. Penghargaan ini dianugerahkan kepada CEO Garudafood Sudhamek AWS atas perannya yang dinilai cukup besar dalam memajukan ekonomi sektor agribisnis.


(63)

12.Top brand for Kids 2009

Top Brand for Kids adalah ajang penghargaan merek-merek produk terbaik di Indonesia, yang dipilih langsung oleh konsumen anak & ibu melalui survei di kota-kota besar di Indonesia. Penghargaan yang diselenggarakan pada tahun 2003 ini memantapkan Kacang Garuda dan Okky Jelly sebagai salah satu pemenang Top Brand For Kids.

13.

PT GarudaFood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit, untuk pertama kalinya berhasil meraih International Standard Operation (ISO) untuk tiga kategori yaitu ISO 9001 (manajemen mutu), ISO 14001 (manajemen lingkungan) dan ISO 22000 (manajemen kemamanan pangan) pada Desember 2008.

D. Produk-produk Yang dihasilkan oleh Perusahaan 1. Gery Chocolatos sebagai Produk PT Garuda food

Pada tahun 1997 Desember, didirikan PT GarudaFood Jaya (GFJ) yang memproduksi biskuit bermerek Gery. Gery mempunyai bergagai macam nama dan rasa yaitu Gery Cokluut, Gery wafer stick coklat, Gery wafer stick Coklat Keju, Gery Wafer Stick Coklat susu, Gery chocolates. Gery Chocolatos merupakan inovasi baru dari Gery Wafer Stik dengan menghadirkan wafer stik yang lebih besar dan isi krim coklat yang lebih padat. Perpaduan antara wafer stik dan krim coklatnya memberikan citarasa serta kepuasan tersendiri dalam menikmati wafer stik, yang tidak dapat kita temui pada produk-produk wafer stik pada umumnya. Kombinasi wafer stik dan coklatnya merupakan perpaduan selera


(64)

dan kualitas prima. “Gery Chocolatos, mama mia lezatos.. Gery dinilai sukses menjadi brand yang diterima masyarakat luas dengan mengoptimalkan ceruk pasar yang belum digarap oleh pemain lain. Penetrasi awal Gery dilakukan di pasar wafer stick, terutama di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Garudafood dengan merek Gery-nya, menggarap pasar makanan ringan anak-anak dengan mengandalkan kekuatan komunikasi, inovasi cita rasa, riset dan pengembangan, teknologi mesin, disusul perluasan jaringan distribusi. Dari riset eksternal, merek Gery terutama produk wafernya saat ini menjadi pemimpin pasar dan produk wafer cream serta cookies berada di posisi dua besar. (CCD, Bisnis Indonesia).

Gery dari GarudaFood Grup mencatat prestasi. Setelah IBBA 2008, Gery meraih penghargaan Anugerah Produk Asli Indonesia (APAI) 2008 untuk kategori makanan ringan. APAI diselenggarakan harian ekonomi Bisnis Indonesia bekerjasama dengan Departemen Perindustrian RI untuk produk sektor industri makanan, farmasi, garmen, elektronika, dan jasa. Penghargaan ini membuktikan Gery sebagai produk asli Indonesia yang dikelola secara profesional dengan strategi pemasaran dan kinerja yang bagus dan dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Penghargaan ini sekaligus dapat meningkatkan daya saing baik di tingkat lokal maupu n internasional.


(1)

VAR00007

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 8 5.6 5.6 5.6

2 10 7.0 7.0 12.7

3 25 17.6 17.6 30.3

4 77 54.2 54.2 84.5

5 22 15.5 15.5 100.0

Total 142 100.0 100.0

VAR00008

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 3 2.1 2.1 2.1

2 4 2.8 2.8 4.9

3 21 14.8 14.8 19.7

4 93 65.5 65.5 85.2

5 21 14.8 14.8 100.0

Total 142 100.0 100.0

VAR00009

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 6 4.2 4.2 4.2

3 9 6.3 6.3 10.6

4 92 64.8 64.8 75.4

5 35 24.6 24.6 100.0

Total 142 100.0 100.0

VAR00010

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(2)

Valid 1 2 1.4 1.4 1.4

2 4 2.8 2.8 4.2

3 33 23.2 23.2 27.5

4 77 54.2 54.2 81.7

5 26 18.3 18.3 100.0

Total 142 100.0 100.0

VAR00011

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 13 9.2 9.2 9.2

3 30 21.1 21.1 30.3

4 83 58.5 58.5 88.7

5 16 11.3 11.3 100.0

Total 142 100.0 100.0

VAR00012

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 6 4.2 4.2 4.2

3 43 30.3 30.3 34.5

4 88 62.0 62.0 96.5

5 5 3.5 3.5 100.0

Total 142 100.0 100.0


(3)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 .7 .7 .7

2 8 5.6 5.6 6.3

3 44 31.0 31.0 37.3

4 77 54.2 54.2 91.5

5 12 8.5 8.5 100.0

Total 142 100.0 100.0

VAR00014

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 .7 .7 .7

2 6 4.2 4.2 4.9

3 26 18.3 18.3 23.2

4 93 65.5 65.5 88.7

5 16 11.3 11.3 100.0

Total 142 100.0 100.0

VAR00015

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 1.4 1.4 1.4

2 16 11.3 11.3 12.7

3 54 38.0 38.0 50.7

4 66 46.5 46.5 97.2

5 4 2.8 2.8 100.0

Total 142 100.0 100.0


(4)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 6 4.2 4.2 4.2

2 17 12.0 12.0 16.2

3 62 43.7 43.7 59.9

4 45 31.7 31.7 91.5

5 12 8.5 8.5 100.0

Total 142 100.0 100.0

VAR00017

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 5 3.5 3.5 3.5

2 35 24.6 24.6 28.2

3 45 31.7 31.7 59.9

4 51 35.9 35.9 95.8

5 6 4.2 4.2 100.0

Total 142 100.0 100.0

VAR00018

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 4 2.8 2.8 2.8

2 18 12.7 12.7 15.5

3 53 37.3 37.3 52.8

4 59 41.5 41.5 94.4

5 8 5.6 5.6 100.0


(5)

VAR00019

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 1.4 1.4 1.4

2 23 16.2 16.2 17.6

3 52 36.6 36.6 54.2

4 60 42.3 42.3 96.5

5 5 3.5 3.5 100.0

Total 142 100.0 100.0

OUTPUT ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Product.pla

cement(a) . Enter a All requested variables entered.

b Dependent Variable: Sikap.Mahasiswa

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .380(a) .144 .138 6.46772

a Predictors: (Constant), Product.placement

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 987.068 1 987.068 23.596 .000(a)

Residual 5856.397 140 41.831

Total 6843.465 141

a Predictors: (Constant), Product.placement b Dependent Variable: Sikap.Mahasiswa


(6)

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) 39.200 3.220 12.172 .000

Product.placement 1.080 .222 .380 4.858 .000 a Dependent Variable: Sikap.Mahasiswa