vi
DAFTAR ISI
Hal
PERATURAN KA BNP2TKI TENTANG RENSTRA BNP2TKI TAHUN 2015-2019 i
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi vii
BAB I PENDAHULUAN
1 A.
KONDISI UMUM 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN
6 C.
RUANG LINGKUP 7
D. DASAR HUKUM
7 E
PELUANG DAN MANFAAT 8
F. PERMASALAHAN
9 BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS 11
A VISI
11 B.
MISI 12
C. TUJUAN
12 D.
SASARAN STRATEGIS 13
BAB III ARAH KEBIJAKAN , STRATEGI, KERANGKA REGULASI,
KERANGKA KELEMBAGAAN 19
A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
19 B.
KERANGKA REGULASI 28
C. KERANGKA KELEMBAGAAN
29 BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 37
A TARGET KINERJA
37 B
KERANGKA PENDANAAN 39
BAB V PENUTUP
43 Lampiran - Lampiran
Lampiran 1 Matriks Rencana Strategis BNP2TKI Tahun 2015-2019
Lampiran 2 Kerangka Regulasi BNP2TKI Lampiran 3
Matriks Rencana Kinerja Tahunan BNP2TKI, Eselon I dan Eselon III di lingkungan BNP2TKI Tahun 2015-2019
Lampiran 4 Matriks RPJM Nasional Tahun 2015-2019 sesuai Peraturan Presiden No 2
Tahun 2015 Lampiran 5
Tahapan Pencapaian Target Pelaksanaan ProgramKegiatan BNP2TKI Tahun 2015 - 2019
vii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1 SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
BNP2TKI TAHUN 2015-2019 13
Tabel 2 SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI
BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI DAN PROMOSI BNP2TKI TAHUN 2015-2019
14
Tabel 3 SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI
BIDANG PENEMPATAN BNP2TKI TAHUN 2015-2019 15
Tabel 4 SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI
BIDANG PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2015-2019 16
Tabel 5 SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SEKRETARIAT UTAMA BNP2TKI TAHUN 2015-2019 17
Tabel 6 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DEPUTI BIDANG KERJASAMA
LUAR NEGERI DAN PROMOSI BNP2TKI TAHUN 2015-2019 19
Tabel 7 ARAH KEBIJAKAN
DAN STRATEGI DEPUTI BIDANG PENEMPATAN BNP2TKI TAHUN 2015-2019
21 Tabel 8
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DEPUTI BIDANG
PERLINDUNGAN BNP2TKI TAHUN 2015-2019 23
Tabel 9 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI SEKRETARIAT UTAMA
BNP2TKI TAHUN 2015-2019 26
Tabel 10 SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
BNP2TKI TAHUN 2015-2019 38
Tabel 11 REKAPITULASI KERANGKA PENDANAAN BNP2TKI TAHUN 2015 -
2019 42
1
RENCANA STRATEGIS BNP2TKI TAHUN
LAMPIRAN : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN
DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR : PER.10KAIV2015
TANGGAL : 08 APRIL 2015 TENTANG : RENCANA STRATEGIS BADAN NASIONAL
PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA TAHUN 2015 - 2019
RENCANA STRATEGIS BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA INDONESIA TAHUN 2015 – 2019
BAB I PENDAHULUAN
A. KONDISI UMUM
Perekonomian dan Ketenagakerjaan. Indonesia saat ini masih dikategorikan sebagai
negara yang memiliki kinerja perekonomian yang baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir rata-rata di atas 6 persen, sehingga masuk dalam
kelompok negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kinerja perekonomian nasional tidak bisa dilepaskan dengan kondisi dan dinamika lingkungan strategis internal
dan eksternal, seperti kondisi sosial, ekonomi dan politik dalam negeri; Komunitas ASEAN Asean Community 2015, perkembangan ekonomi politik global, era
perdagangan bebas, dan APEC. Komunitas ASEAN 2015 dalam waktu dekat akan mengintegrasi negara-negara di ASEAN agar tercipta kekompakan, kesamaan visi satu
tujuan, kesejahteraan bersama, dan saling peduli di antara negara-negara di Kawasan Asia Tenggara. Komunitas ASEAN 2015, yang ditopang tiga pilar yaitu Komunitas politik
dan Keamanan ASEAN, Komunitas Ekonomi ASEAN, dan Komunitas Sosial dan Budaya ASEAN tersebut, mengharuskan masyarakat Indonesia siap menghadapinya, antara lain
dari sisi daya saing ketenagakerjaan. Kependudukan dan Sumber Daya Manusia
. Indonesia sudah mencapai bonus demografi mulai 2010, dan akan mencapai puncaknya pada sekitar tahun 2020 hingga
tahun 2030. Secara konseptual, bonus demografi adalah proporsi penduduk usia produktif yang sangat besar atau sekitar 69 dari jumlah penduduk, sedangkan rasio
angka ketergantungan dependency ratio mencapai titik terendah. Artinya, pada saat itu jumlah angkatan kerja sangat besar, namun menanggung beban kelompok usia anak
dan lansia yang sangat kecil. Sebagian besar penduduk usia produktif yang ada pada satu hingga tiga dekade mendatang itu adalah para remaja dan generasi muda saat ini.
Total Angkatan Kerja Indonesia tahun 2014 sejumlah 176.662.097 orang, dari jumlah tesebut 68 lulusan SD dan SMP. Total Angkatan Kerja baru setiap tahunnya 2,8 juta.
Pertumbuhan ekonomi tahun ini berdasarkan asumsi APBN tumbuh sekitar 5,7 per
RENCANA STRATEGIS BNP2TKI TAHUN
2
tahun dan menurut Bappenas bila semua project Presiden bisa berjalan lancar petumbuhan ekonomi Indonesia baru bisa mencapai mencapai 8 per tahun. Kalau
diasumsikan setiap 1 pertumbuhan ekonomi hanya mampu menyerap tenaga kerja maksimal 250.000 orang, artinya bila pertumbuhan ekonomi kita hanya sebesar 5,7
pertahun hanya mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.425.000 orang per tahun. Dari jumlah 1.425.000 orang tersebut dipastikan akan ada migrasi, dimana migrasi I dari
desa ke kota, sedangkan migrasi ke II adalah ke luar negeri, baik itu ada atau tidak ada moratorium pasti akan berangkat ke luar negeri.
Kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 10-12 per tahun ini baru bisa menyerap angkatan kerja di dalam negeri sebesar 2,5 juta s.d 3 juta, tapi ini akan sulit
untuk di capai. Pada resesi ekonomi pada tahun ini dimana nilai tukar rupiah kita mencapai 13.000 per per dolar, sedangkan Philipina keadaan ekonominya stabil, Ini
disebabkan karena remitansi dari pekerja migran yang di luar negeri. Dengan adanya angkatan kerja Indonesia sebanyak 68 yang lulusan SD dan SMP ini,
pemerintah mau tidak mau akan melakukan upgrade dan up-skill terhadap angkatan kerja ini. BNP2TKI telah melakukan kajian terhadap kurikulum SMK dari kelas 1 s.d 3,
materi yang diajarkan selama 3 tahun adalah 50 materi pokok, 45 materi supporting dan materi inti tentang SMK hanya 5. Pemberian materi selama 3 tahun bila dipaskan
hanya sekitar 800 jam, bisa diberikan dalam waktu 6 s.d 8 bulan dengan asumsi 1 hari sekitar 8 s.d 10 jam hanya materi pokok.
Pada 2020-2030, diperkirakan 100 penduduk usia produktif akan menanggung 44 orang tak produktif. Setelah itu, angka ketergantungan penduduk akan naik kembali. Berkaitan
dengan hal ini, Chris Manning mengingatkan bahwa bonus demografi ini kemungkinan besar tidak akan dapat dimanfaatkan oleh Indonesia melihat rendahnya kualitas
penduduk Indonesia baik dari aspek pendidikan maupun keterampilan. Jika tidak dilakukan aksi sejak sekarang, maka yang akan terjadi bukanlah windows of opportunity,
melainkan door to disaster. Pengangguran akan didominasi oleh penduduk muda dan terdidik yang dapat mendorong timbulnya sosial unrest dan peningkatan jumlah
penduduk miskin Fenomena kependudukan yang akan terjadi tiga dekade kedepan ini memerlukan kebijakan pemerintah yang mempertimbangkan aspek kependudukan.
Problematik Pengangguran . Tingkat pengangguran yang tinggi, dan keterbatasan
lapangan kerja, kedepan diperkirakan masih akan terjadi, dan hal itu akan menjadi faktor penyebab kondisi kemiskinan di Indonesia. kemiskinan yang bersumber dari
pengangguran, akan mendorong orang mencari pekerjaan di manapun, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini berarti bahwa selama angka pengangguran masih
tinggi, maka selama itu juga akan banyak tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri. Dan bekerja di luar negeri akan tetap menjadi salah satu alternatif untuk
memperoleh kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri akan tetap menjadi agenda penting bagi Indonesia, selama
masih belum tersedia kesempatan kerja yang cukup di dalam negeri. Pengiriman TKI ke