5 Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dalam rentang waktu tertentu jumlahnya tidak berubah berapa pun besarnya penjualan atau produksi. Contohnya biaya sewa
gedung. 6
Biaya variabel Biaya variabel adalah biaya yang dalam rentang waktu tertentu dan sampai batas-
batas tertentu jumlahnya berubah-ubah secara proporsional. 7
Biaya semi variabel Biaya semi variabel adalah biaya yang sulit secara mutlak digolongkan ke dalam
kedua jenis biaya tersebut biaya variabel atau tetap.
2.3 Penelitian Terdahulu
Yanti 2013 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Nilai
Tambah Pengolahan Ubi Kayu Menjadi Tepung Mocaf dan Tepung Tapioka Di Kabupaten Serdang Bedagai”. Dalam penelitian ini diperoleh hasil penelitian:
Besar pendapatan usaha pengolahan ubi kayu menjadi tepung mocaf sebesar 0,06 juta minggu, 0,26 juta bulan, 3,1 juta tahun lebih rendah dibandingkan dengan
pendapatan usaha pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka sebesar 58,57 juta minggu, 234,3 juta bulan, 2811,6 juta tahun. Sedangkan Nilai tambah yang
diperoleh dari usaha pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka sebesar Rp.1.506,2 kg, lebih tinggi dibandingkan dengan nilai tambah yang diperoleh
dari usaha pengolahan ubi kayu menjadi tepung mocaf sebesar Rp.570 kg. Zulkifli 2012 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pendapatan dan Nilai
Tambah pada Agroindustri Keripik Ubi di Kecamatan Tanah Luas Kabupaten
Universitas Sumatera Utara
Aceh Utara”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa agroindustri pengolahan keripik ubi kayu memberikan keuntungan yang diterima adalah sebesar
Rp.4.340.625 per lima kali proses produksi selama satu bulan. Nilai tambah yang dinikmati pengusaha dari agroindustri sebesar Rp.5.495,00 per kilogram bahan
baku yang dimanfaatkan. Nilai tambah ini merupakan keuntungan yang didapatkan oleh agroindustri keripik Ubi kayu dalam 1 kilogram penggunaan
bahan baku. Valentina 2009 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Nilai Tambah Ubi
Kayu sebagai Bahan Baku Keripik Singkong di Kabupaten Karanganyar Kasus pada KUB Wanita Tani Makmur”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
besarnya keuntungan, efisiensi, dan besarnya nilai tambah dari usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik singkong di Kabupaten Karanganyar. Hasil
penelitiannya menyatakan bahwa keuntungan yang diterima pada kripik singkong ½ jadi sebesar Rp.10.375,61. Sedangkan pada keripik singkong matang sebesar
Rp.1.610.418,99. Efisiensi usaha pengolahan kripik singkong ½ jadi adalah sebesar 1,11. Sedangkan pada usaha pengolahan keripik singkong matang sebesar
sebesar 1,68. Hal ini berarti bahwa usaha pengolahan keripik singkong pada KUB Wanita Tani Makmur di Kabupaten Karanganyar efisien. Pengolahan dari kripik
singkong ½ jadi memberikan nilai tambah bruto sebesar Rp.52.043,74 nilai tambah netto sebesar Rp.50.558,25 nilai tambah per bahan baku sebesar
Rp.979,55 kg dan nilai tambah per tenaga kerja sebesar Rp.3.097,84 JKO. Sedangkan pengolahan keripik singkong matang memberikan nilai tambah bruto
sebesar Rp.1.690.750,00 nilai tambah netto sebesar Rp.1.686.461,45 nilai tambah
Universitas Sumatera Utara
per bahan baku sebesar Rp.7.773,56 kg dan nilai tambah per tenaga kerja sebesar Rp.37.572,22 JKO.
2.4 Kerangka Pemikiran