37
3.2.1. Sikap terhadap Hutang
Sikap terhadap hutang adalah evaluasi pemilik usaha untuk mendukung atau tidak mendukung dalam berhutang Ajzen, 2005. Ajzen
2006 menyatakan bahwa sikap individu dapat dinyatakan dalam dimensi berpasangan seperti baik-buruk, nyaman-tidak nyaman, berbahaya-
bermanfaat, dan bernilai-tidak bernilai. Penelitian ini akan mengadaptasi indikator yang dikembangkan oleh
Koropp et al. 2013, 2014 yang meneliti sikap pemilik usaha terhadap pengambilan keputusan hutang dalam perusahaan keluarga, yang memiliki
tingkat reliabilitas α=0,95. Indikator yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik pemilik usaha mikro yaitu a Menggunakan hutang merupakan
ide yang baik bagi usaha, b Menggunakan hutang dapat menguntungkan bagi usaha, dan c Menggunakan hutang merupakan tindakan yang bijaksana.
3.2.2. Norma Sosial
Norma sosial adalah pengaruh dari lingkungan sosial yang dipersepsikan oleh individu akan mendukung atau tidak terhadap suatu
perilaku Ajzen, 1991; 2005. Dalam konteks berhutang, lingkungan sosial dapat berupa pihak-pihak yang memberikan pengaruh bagi pemilik usaha
yang akan mempengaruhi niat untuk berhutang Pennings et al., 2003; Hailu et al., 2005; Espel et al., 2009. Hailu et a.l 2005 yang meneliti tentang niat
manajer dan direktur terhadap pendanaan hutang jangka panjang untuk ekspansi bisnis mengidentifikasi pihak yang berpengaruh adalah kolega,
pemegang saham, manajer senior, direktur utama, pasangan, teman, dan orangtua. Espel et al. 2009 yang melakukan studi tentang niat pemilik usaha
kecil dan menengah terhadap pendanaan modal swasta mengidentifikasi pihak yang berpengaruh adalah konsultan eksternal, konsultan internal,
keluarga, dan teman.
38
Dalam penelitian ini, pihak-pihak yang mempengaruhi akan mengacu pada kedua penelitian di atas, namun disesuaikan dengan karakteristik
pemilik usaha mikro yang ada di Sumba Timur yaitu a keluarga pasangan, orangtua, saudara mendukung penggunaan hutang; b Banyak teman
pengusaha menggunakan hutang; c Teman mendukung penggunaan hutang; dan d pemerintah setempat mendukung penggunaan hutang.
3.2.3. Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan