lxxvii
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab hasil dan pembahasan akan dibahas beberapa hal pokok meliputi: pengujian penyimpangan asumsi klasik yaitu Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji
Autokorelasi; Uji Hipotesis yaitu Uji F, Uji t, dan koefisien korelasi; serta interpretasi.
5.1. Hasil dan Pembahasan Pengujian Penyimpangan Asumsi Klasik
Uji penyimpangan asumsi klasik dilakukan sebelum proses pengujian hipotesis penelitian. Pengujian terhadap penyimpangan asumsi klasik dengan bantuan program SPSS
versi 14.0 dilakukan pada penelitian ini meliputi:
5.1.1. Uji Multikolinearitas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tiap-tiap variabel independen saling berhubungan secara linear, apabila sebagian atau seluruh
variabel independen berkorelasi kuat berarti terjadi multikolineritas Gujarati, 2003. Mutikolinearitas ini menyebabkan kesulitan untuk
memisahkan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variable
Inflation Factor VIF Webster, 1998. Apabila angka VIF ada yang melebihi 10 atau nilai tolerance kurang dari 0,1 berarti terjadi
multikolinearitas.
Setelah dilakukan Uji Multikolineritas pada variable-variabel independen dengan pengukuran terhadapVIF hasilnya menunjukkan bahwa semua variabel independen pada
model yang diajukan bebas dari multikolinearitas atau tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model. Hal ini ditunjukkan dengan nilai VIF yang berada di
bawah 10, sehingga dapat dikatakan bahwa persamaan tidak mengandung multikolinearitas, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5.1.
lxxviii
Tabel 5.1. Hasil Pengujian Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF
LAH 0,801 1,249
TKJ 0,370 2,701
BIT 0,672 1,487
UREA 0,591 1,691
TSP 0,320 3,127
KCL 0,357 2,802
PEST 0,458 2,184
Sumber : Hasil Output Data
5.1.2. Uji Heteroskedastisitas
Suatu model persamaan regresi yang baik harus memenuhi asumsi homoskedastisitas, homo sama dan scedasticity penyebaran, yaitu varians
yang sama Gujarati, 2003. Pengujian
ini bertujuan
untuk mendeteksi apakah kesalahan pengganggu dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan
dari satu observasi ke observasi lainnya. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dilakukan dengan metode grafik lampiran 5.
Setelah grafik diidentifikasi, hasilnya menunjukkan tidak adanya pola- pola tertentu yang terbentuk seperti bergelombang, melebar kemudian
menyempit, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 nol pada sumbu Y. Hal ini dapat dipahami bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
lxxix
5.1.3. Uji Autokorelasi