Uji Multikolinearitas Pengujian Heteroskedastisitas

cxxi

5.3. Analisis Data Variabel Penanaman Modal Asing

Realisasi Penanaman Modal Asing dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu PDRB, suku bunga internasional LIBOR, angkatan kerja dan infrastruktur yang tersedia.

5.3.1 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Uji ini dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya penyakit yang terdapat dalam model regresi yang digunakan seperti multikolineritas, heteroskedastisitas dan outokorelasi dan linieritas. Apabila ada penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut, maka hasil uji t dan uji F yang dilakukan menjadi tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan kesimpulan yang diperoleh.

5.3.1.1 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi dimana terdapat korelasi antara variabel- variabel independent diantara satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini disebut variabel-variabel yang tidak orthogonal. Variabel yang bersifat orthogonal adalah variabel independent yang nilai korelasi antara sesamanya sama dengan nol. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Multikolienearitas diduga terjadi apabila nilai R 2 tinggi tetapi nilai semua atau sebagian besar variabel penjelas tidak signifikan dan nilai F-hitung tinggi. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan cara regresi parsial, yaitu membandingkan nilai R 2 dari model regresi awal atau utama dengan R 2 model auxiliary regression antar variabel penjelas. Apabila nilai R 2 dari model cxxii regresi awal atau utama lebih tinggi dari : R 2 model auxiliary regression antar variabel penjelas maka tidak terdapat multikolinearitas. lampiran 8 Dari hasil pengujian ternyata memperlihatkan nilai R 2 dari model regresi awal atau utama 0,76999 lebih tinggi dari nilai R 2 model auxiliary regression antar variabel penjelas seperti terlihat pada tabel 5.3. Dengan demikian dalam model penelitian tidak terdapat multikolinieritas antara variabel penjelas. Tabel 5.3 Perbandingan Nilai R 2 dari model regresi awal atau utama dengan R 2 model Auxiliary regression antar variabel penjelas No Model Regresi Nilai R 2 1. Model Regresi Awal lnPMA = f LnPDRB, LnPDRBt-1, LnLIBOR, LnLIBORt-1, LnAK, LnAKt-1,LnINF, LnINFt-1 R 2 = 0.76999 2 LnPDRB = f LnPDRBt-1, LnLIBOR, LnLIBORt-1, LnAK, LnAKt-1, LnINF, LnINFt-1 R 2 = 0.691320 3 LnLIBOR = f LnPDRB, LnPDRBt-1, LnLIBORt-1, LnAK, LnAKt-1, LnINF, LnINFt-1 R 2 = 0.601856 4 LnAK = f LnPDRB, LnPDRBt-1, LnLIBOR, LnLIBORt-1, LnAKt-1, LnINF, LnINFt-1 R 2 = 0.700516 5 LnINF = f LnPDRB, LnPDRBt-1, LnLIBOR, LnLIBORt-1, LnAK, LnAKt-1, LnINFt-1 R 2 = 0.730948 Sumber data yang diolah :

5.3.1.2 Pengujian Heteroskedastisitas

Pengujian penyimpangan terhadap asumsi homokedastisitas disebut Heteroskedastisitas. Ini terjadi bila distribusi probalitas tidak sama dalam semua observasi dan uraian setiap residual tidak sama untuk semua nilai variabel penjelas. Untuk menguji ada atau tidaknya Heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji White Heteroskedasticity. Melalui pengujian ini apabila nilai probalitas dari obsR-Square statistic lebih kecil dari nilai alpha α yang cxxiii ditentukan, maka hipotesis Ho = Homoskedastisitas ditolak dengan kata lain terjadi Heteroskedastisitas ditentukan sebesar 5 persen. Adapun hasil uji white Heteroskedasticity menunjukkan bahwa nilai probalitas lebih besar dari 5 yaitu 18.01673 18,01 , sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho = Homoskedastisitas tidak dapat ditolak dengan kata lain tidak terjadi penyimpangan Heteroskedastisitas. lampiran 9

5.3.1.3 Pengujian Autokorelasi