Perekonomian Jawa Tengah GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

xcv Tabel 4.3 Realisasi Nilai Investasi Swasta di Jawa Tengah Tahun PMDN Juta Rupiah PMA Juta US 1979 7,879.00 880.07 1980 63.902.00 1,619.71 1981 19,744.00 4,817.45 1982 18,997.00 992.27 1983 30,648.00 1,224.15 1984 15,793.00 2,951.00 1985 13,168.00 5,115.34 1986 43,498.00 1,286.91 1987 196,908.00 1,380.22 1988 318,166.00 5,014.05 1989 615,223.00 7,942.63 1990 542,686.00 3,394.80 1991 697,465.00 4,628.55 1992 882,950.00 17,676.65 1993 1,427,182.00 10,404.57 1994 1,442,162.24 15,214.44 1995 1,447,167.99 18,958.35 1996 1,123,517.93 24,587.66 1997 1,953,196.71 24,834.77 1998 940,943.54 18,958.35 1999 300,574.44 17,854.31 2000 666,070.00 15,677.78 2001 756,172.00 5,767.53 2002 777,116.97 9,604.02 Sumber : BKPM, BPS Jawa Tengah, diolah.

4.3. Perekonomian Jawa Tengah

Petumbuhan ekonomi Indonesia tahun 1998 mengalami penurunan yang drastis dibandingkan dengan tahun sebelumnya akibat terjadinya krisis ekonomi sejak pertengahan tahun 1997. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 1998 sebesar minus 13,01 persen dan jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4,70 persen, maka penurunan laju pertumhuhan ekonomi mengalami penurunan atau perubahan yang signifikan. Dampak kondisi xcvi ekonomi nasional ternyata mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di Jawa Tengah. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sebelum terjadi krisis moneter cenderung mengalami kenaikan dari tahun 1993 sampai dengan tahun 1996, namun mulai tahun 1997 rata-rata pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan hingga tahun 1998. Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 1996 sebesar 7,30 persen, kemudian menurun pada tahun 1997 sebesar 3,03 persen dan gejala ini diikuti pada tahun 1998 sebesar minus 11,74 persen. Penurunan ini terjadi karena sektor-sektor yang selama ini memberikan sumbangan besar terhadap PDRB Jawa Tengah mengalami pertumbuhan yang lambat akibat dampak krisis ekonomi dibandingkan dengan tahun sebelumnya, seperti sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran. Laju pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 1999 mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 3,49 persen dan pada tahun 2000 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,93 angka diperbaiki. Kinerja pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang belum menunjukkan peningkatan yang signifikan terkait dengan situasi politik dalam negeri yang belum sepenuhnya stabil schingga menyebabkan gejolak nilai tukar, masih rendahnya kepercayaan investor asing dalam bentuk tertundanya atau dibatalkannya kegiatan investasi asing Direct Foreign Investment di Jawa Tengah. Investor asing cenderung bertindak wait and see dan wait and worry Lemlit Pengembangan Ilmu Pengetahuan Unissula dan Bappeda Prop. Jateng, 2000 : 1V-1 sd 2. xcvii Tabel 4.4 Pertumbuhan Sektor Ekonomi di Jawa Tengah Tahun 1996 – 2000 persen No. Sektor 1996 1997 1998 1999 2000 1 Pertanian 3.37 3.20 3.35 3.07 3.31 2 Pertambangan dan Penggalian 11.85 11.35 7.11 5.49 2.49 3 Industri Pengolahan 8.71 2.87 14.61 2.82 3.19 4 Listrik, Gas dan Air Minum 14.03 13.47 3.64 10.38 9.66 5 Bangunan 11.24 6.37 32.10 11 73 1.49 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 8.35 6.40 9 00 3.20 6.71 7 Pengangkutan dan Komunikasi 12.88 3.61 0.09 10.29 5.45 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa 7.11 7.99 34.20 3.77 2.99 9 Perusahaan Jasa-jasa 4 13 2.64 9 60 0.20 1.27 PDRB Total 7.30 3,03 11.74 3.49 3.93 Sumber : BPS Propinsi Jawa Tengah, Pendapatan Regional Jawa Tengah Tahun 2000 2001 Dari Tabel 4.1. terlihat bahwa laju pertumbuhan seluruh sektor pada tahun 2000 menunjukkan pertumbuhan positif. Tahun 1998 dimana pada tahun tersebut terjadi puncak krisis ekonomi, hampir semua sektor mengalami laju pertumbuhan negatif. Dalam tahun 1999 ditandai mulai membaiknya perekonomian, seluruh sektor ekonomi berhasil bangkit dengan laju pertumbuhan positif, kecuali sektor Jasa-jasa. Sedangkan pada tahun 2000 seluruh sektor konomi mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan yang paling besar adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 9,66 persen. Sedangkan sektor yang pertumbuhannya paling rendah adalah jasa-jasa yaitu 1,27 persen. Adapun perkembangan Produk Domestik Regional Bruto PDRB di Jawa Tengah secara umum mengalami fluktuasi, ini disebabkan adanya pengaruh situasi makro, misalnya terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997. xcviii Perkembangan produk domestik regional bruto tahun 1979-2002 seperti tercantum dalam Tabel 4.5 sebagai berikut : Tabel 4.5 Perkembangan PDRB atas Dasar Harga Konstan 1993 Di Jawa Tengah Tahun 1979 - 2002 Tahun PDRB Juta Rupiah Pertumbuhan 1979 5,524,378.87 2.56 1980 6,243,873.63 11.52 1981 7,406,138.88 15.69 1982 7,732,468.84 4.22 1983 11,416,016.97 32.27 1984 12,873,441.06 11.32 1985 13,948,485.94 7.71 1986 14,793,083.79 5.71 1987 15,663,246.54 5.36 1988 16,442,805.51 5.97 1989 18,782,350.63 6.07 1990 21,589,283.14 6.54 1991 25,980,442.64 6.68 1992 30,200,680.97 6.92 1993 34,165,656.49 35.71 1994 36,345,174.48 6.01 1995 39,013,952.64 7.38 1996 41,862,203.72 6.76 1997 43,129,838.90 2.94 1998 38,065,273.35 3.30 1999 39,394,513.74 3.49 2000 40,941,667.00 3.93 2001 42,305,176.42 3.33 2002 43,775,693,08 3,48 Sumber : BPS, Pendapatan Regional Jawa Tengah, diolah.

4.4. Tingkat Suku Bunga