Keadaan Penduduk Kondisi Bahasa Melayu di Lokasi Penelitian

Kecamatan Pantai Labu memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Beringin 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Batang Kuis dan Kecamatan Percut Sei Tuan Berdasarkan keadaan letak dan geografisnya tersebut, posisi Pantai Labu memiliki nilai strategis sebagai salah satu akses dalam pemanfaatan potensi sumber daya perairan Pantai Timur Sumatera. Potensi perikanan tangkap, Pantai Labu juga memiliki potensi wisata bahari yang cukup potensial untuk dikembangkan.

1.5.2 Keadaan Penduduk

Penduduk Kecamatan Pantai Labu berjumlah 43.981 jiwa yang terdiri dari 22.448 jiwa laki-laki dan 21.533 jiwa wanita. Jumlah penduduk di tiap desa di Kecamatan Pantai Labu dapat dilihat pada tabel berikut: No Desa Luaskm 1 Bagan Serdang 1.63 2 Binjai Bakung 3.11 3 Denai Kuala 4.50 4 Denai Lama 2.67 Universitas Sumatera Utara 5 Denai Sarang Burung 3.13 6 Durian 11.58 7 Kelambir 3.92 8 Kubah Sentang 1.28 9 Paluh Sibaji 2.06 10 P Labu Pekan 7.02 11 Pantai Labu Baru 1.10 12 Pematang Biara 4.04 13 Perkebunan Ramunia 8.43 14 Ramunia I 3.05 15 Ramunia II 1.33 16 Rantau panjang 4.70 17 Rugemuk 3.00 18 Sei Tuan 14.10 19 Tengah 1.20 Sumber : BPS sumatera Utara, kecamatan Pantai Labu dalam angka 2008 Keadaan Penduduk Menurut Suku Bangsa di Kecamatan Pantai Labu Tahun 2007 No Suku Bangsa Jumlahjiwa 1 Melayu 16.874 2 Jawa 16.436 3 Toba 3.728 4 China 3.669 5 Banjar 1.158 6 Simalungun 586 Universitas Sumatera Utara 7 Mandailing 563 8 Karo 328 9 Minang 169 10 Aceh 144 11 Lainnya 326 Sumber : BPS sumatera Utara, kecamatan Pantai Labu dalam angka 2008

1.5.3 Kondisi Bahasa Melayu di Lokasi Penelitian

Bahasa Melayu Serdang disingkat BMS merupakan salah satu bahasa Melayu yang ada di daerah kabupaten Deli Serdang, yang masih dipergunakan sebagai bahasa sehari-hari dan dalam upacara adat. Saat ini, penutur asli BMS berkurang dibandingkan dengan jumlah pemakai BMS yang ada. Hal ini disebabkan pengaruh masyarakat pendatang seperti suku Banjar, Jawa, Mandailing dan lainnya. Kewajaran tersebut sesuai dengan fungsi BMS yang hanya terlihat dalam pergaulan sehari-hari dan dalam upacara adat masyarakat pendukungnya. Pendidikan formal, BMS tidak lagi dipakai. BMS dipakai dalam lingkungan keluarga dan dalam upacara adat. Hal ini dapat dimaklumi karena bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Riau atau disingkat BMR. Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan formal di kabupaten Deli Serdang sudah mulai sejak awal abad 101 yang ditandai dengan berdirinya beberapa madrasah, SD, SMP, dan SMA-SMK. Universitas Sumatera Utara Pemakaian BMS dalam kehidupan sehari-hari terlihat berdampingan dengan bahasa daerah pendatang seperti bahasa Banjar, Jawa, Minangkabau serta Karo masih terlihat pada daerah yang diteliti. Penelitian yang sudah dilakukan, orang pendatang sudah mulai bisa berbahasa Melayu Serdang dan sebaliknya. Yang perlu diperhatikan disini ialah masalah kelangsungan hidup BMS saat ini dan akan datang. Universitas Sumatera Utara

1.5.4 Peran Bahasa Melayu Serdang BMS di Lokasi Penelitian