Melayu mengatakan sesuatu dengan perumpamaan, seolah-olah menyuruh orang untuk berpikir.
1.5.6 Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Melayu Serdang
Masyarakat Melayu Serdang upacara perkawinan merupakan upacara yang sangat sakral, upacara ini sangat penting dan merupakan bagian yang paling utama
dalam ritus-ritus peralihan rites of the passage. Sebagai makhluk yang berbudaya, manusia mengenal adat istiadat, salah satunya adat istiadat perkawinan
yang harus dipatuhi dan dilaksanakan dalam kegiatan yang berkaitan dengan upacara perkawinan. Dalam upacara perkawinan adat istiadat masyarakat Melayu
Serdang, adat istiadat berfungsi sebagai pengatur tingkah laku dalam melaksanakan upacara perkawinan.
Seseorang yang sudah melaksanakan upacara perkawinan akan mengalami perubahan status, yaitu dari bujangan berubah menjadi berkeluarga, dan di dalam
masyarakat pasangan tersebut juga diperlakukan sebagai anggota penuh. Sistem perkawinan juga dapat merubah sistem kekeluargaan, dan bahkan dapat juga
menggeser hak dan kewajiban anggota kerabat lainnya, misalnya kewajiban seorang abang yang harus melindungi adik perempuannya, setelah perkawinan
kewajiban ini akan jatuh kepada suami si adik. Masyarakat Melayu Serdang rangkaian penyelenggaraan proses perkawinan
menurut adat terdiri atas beberapa tahap, yaitu: 1.
Merisik
Universitas Sumatera Utara
2. Jamu sukut
3. Meminang
4. Ikat janji
5. Mengantar bunga sirih
6. Akad nikah
7. Berinai
yang terdiri atas: a.
Berinai tengah b.
Berinai tengah c.
Berinai dan mandi berhias 8.
Berandam dan mandi berhias 9.
Bersanding 10.
Nasi hadap-hadapan 11.
Mandi berdimbar 12.
Mandi selamat lepas Halangan Basyarsyah II, 2005 : 52
Zaman dahulu, semua, adat istiadat di atas musti dijalani satu persatu, tetapi pada zaman sekarang adat istiadat ini lebih disederhanakan sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak, yaitu pihak laki-laki dan pihak perempuan, hal ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Upacara-upacara yang dilakukan sebelum
upacara pernikahan adalah, merisik, jamu sukut, meminang ikat janji dan, mengantar bunga sirih. Ini dilakukan sekaligus untuk mempersingkat waktu, pada
acara merisik dan meminang ini pihak laki-laki dan perempuan menggunakan jasa telangkai, tugas telangkai ini adalah untuk menyampaikan maksud hati sang
pemuda kepada pihak perempuan. Seperti yang dikatakan di depan bahwa masyarakat Melayu dalam menyampaikan maksud hati tidak pernah secara terang-
terangan selalu menggunakan kiasan dan sindiran, dan ini dilakukan dengan cara petatah petitih dan berpantun. Ketika acara meminang ini pihak laki-laki
membawa 1 tepak pembuka kata, 1 tepak sirih perisik, 1 tepak sirih peminang, 1
Universitas Sumatera Utara
tepak sirih ikat janji dan 4 tepak sirih pengiring, dan semua tepak ini dibungkus dengan kain songket. Dan dari pihak perempuan juga sudah ada 1 tepak sirih
menanti, 1 tepak sirih ikat janji dan 1 tepak sirih tukar tanda. Acara meminang kedua orang tua si gadis tidak hadir dalam perundingan.
Pada acara akad nikah dilakukan dengan amat sakral dan seluruhnya dilakukan dengan cara agama Islam tidak diganggu dengan adat. Sewaktu acara
bersanding, sebelumnya dilakukan upacara-upacara adat, seperti upacara penyambutan pengantin pria dengan pencak silat, hempang batangbuluh, tukar
tepak, tengah halaman, tukar payung, perang bertihbunga rampai disambut tari persembahan dan hempang pintu. Upacara-upacara ini dilakukan di luar rumah.
Upacara yang dilakukan di dalam rumah adalah hempang kipas di pelaminan bersanding, marhaban, doa, tepung tawar, makan nasi hadap-hadapan dan
penyerahan pengantin laki-laki kepada pihak perempuan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN PUSTAKA