Keberhasilan Pemetaan dengan Penginderaan Jauh
2.2.3 Keberhasilan Pemetaan dengan Penginderaan Jauh
Citra satelit penginderaan jauh secara luas telah digunakan untuk memetakan mangrove dengan derajat kesuksesan yang berbeda (Li, et al., 2013; Simard, et al., 2006; Myint, et al., 2008; Green, et al., 1998). Seri satelit Landsat dan SPOT lebih banyak digunakan karena satelit ini telah lama mengorbit dan menyediakan data dengan resolusi temporal yang lebih lama. Jika untuk monitoring, maka koleksi waktu pengamatan menjadi penting. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Gao (1999) menunjukkan bahwa penggunaan Landsat dengan resolusi 30 meter, menghasilkan peta mangrove yang lebih akurat dibandingkan dengan penggunaan citra SPOT yang masing-masing memiliki resolusi 20 dan 10 meter. Penggunaan satelit Landsat dikonfirmasi dapat memetakan mangrove lebih akurat dibandingkan dengan citra satelit SPOT yang memiliki resolusi 10 dan 20 meter (Gao, 1999).
Li, et al. (2013) menggunakan citra Landsat dari tahun 1977 – 2010 untuk memetakan perubahan hutan mangrove yang terjadi di Zhanjiang, Tiongkok. Citra penginderaan jauh tersebut diklasifikasi untuk mendapat luasan mangrove dan perubahannya. Intinya, terjadi pengurangan luasan hutan mangrove akibat konversi menjadi tambak udang. Sama halnya dengan Carney, et al. (2014) yang melakukan pemetaan menggunakan citra Landsat dari tahun 1986 – 2010 di ekosistem mangrove sebelah selatan Afrika. Ditemukan bahwa selama rentang 1986-2010, luasan hutan mangrove telah beralih fungsi hingga mencapai 35% dari total keseluruhan pada awalnya. Berkurangnya luasan tersebut pada kasus ini disebabkan oleh kebutuhan kayu untuk kawasan perkotaan.
Tabel 2.2. Penyedia produk penginderaan jauh dan direktori unduhan.
Nama Penyedia Keterangan
USGS earth explorer Earth Explorer menyediakan pencarian online untuk data penginderaan jauh pada arsip USGS, yang memungkinkan untuk mengunduh citra penginderaan jauh, foto udara, data ketinggian, produk tutupan lahan, dan peta digital.
url: http://earthexplorer.usgs.gov/ USGS Global
Glovis adalah situs pencari yang sama dimiliki oleh Visualization Viewer
USGS dengan tampilan yang lebih sederhana. Untuk (GloVis)
mengunduh citra pada glovis, kita perlu membuat akun terlebih dahulu (yang dapat digunakan juga di earth explorer).
Citra yang tersedia di glovis antara lain untuk citra satelit/sensor: foto udara wilayah Amerika Serikat, ASTER, EO-1 ALI dan Hyperion, seri satelit Landsat (MSS, TM, ETM, dan OLI), dan MODIS
url: http://glovis.usgs.gov/
USGS Data Pool url: https://lpdaac.usgs.gov/data_access/data_pool NASA Reverb
Reverb adalah situs generasi terbaru yang disediakan oleh NASA untuk mengunduh data yang dimiliki oleh Earth Observation System (EOS) NASA. Beragam citra satelit dan sensor, serta produk kebumian dapat diunduh.
url: http://reverb.echo.nasa.gov/reverb/ NASA
Untuk mengunduh citra satelit AVIRIS, yakni http://aviris.jpl.nasa.gov/alt_locator/
European Space Beberapa satelit yang dikelola oleh European Space Agency
Agency (ESA) dapat diunduh secara gratis setelah melakukan registrasi.
url 1: https://earth.esa.int/web/guest/data-access/online- archives
url 2: http://www.vito- eodata.be/PDF/portal/Application.html#Home
National Institute for China –Brazil Earth Resources Satellite program Space Research/
(CBERS) adalah salah satu satelit yang tidak banyak Brazil Space Agency
diketahui oleh khalayak. Satelit ini merupakan hasil kerjasama antara agensi antariksa Brazil dan Cina, yang memiliki resolusi spasial bervariasi dari 2,7 m (pankromatik) hingga 20 m (multispektral).
url: http://www.dgi.inpe.br/CDSR/
Opa (2010) melakukan hal yang sama dengan menganalisis perubahan luasan mangrove di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, menggunakan citra Landsat TM. Perubahan tersebut diekstrak menggunakan klasifikasi maximum likelihood dan NDVI. Parameter-parameter yang dikaji adalah konversi lahan terutama untuk pemukiman dan tambak. Terdapat hubungan antara berkurangnya areal hutan mangrove dan peningkatan kawasan pemukiman dan tambak. Sedangkan Lee & Yeh (2009) menggunakan citra SPOT, Landsat, dan Quickbird untuk monitoring distribusi spasial dari hutan mangrove. Pada penelitian yang dilakukan di estuari sungai Danshui, Taipei, Taiwan, ditemukan usaha konservasi ekosistem mangrove yang dilakukan menunjukkan tren yang positif. Artinya, setelah adanya usaha restorasi hutan mangrove, terjadi peningkatan luasan mangrove pada area tersebut.
Giri, et al. (2014) melakukan klasifikasi zonasi ekologi hutan mangrove di India menggunakan metode klasifikasi maximum likelihood. Hasilnya, Giri, et al. (2014) dengan data citra Landsat tahun 1999 dan 2010, mampu memetakan enam kelas spesies mangrove, yakni Avicennia sp., Excoecaria sp., Phoenix sp., Bruguiera sp., Ceriops sp., dan kelas campuran. Akurasi pemetaan masing- masing tahun 1999 dan 2010 adalah 80% dan 85,71%. Sedangkan Sulong, et al. (2002) menggunakan Landsat TM untuk memetakan mangrove di Malaysia. Kelas zonasi ekologi spesies mangrove yang dihasilkan mencapai 7 kelas klasifikasi dengan akurasi 87,8%.
Penggunaan satelit SPOT untuk analisis perubahan mangrove dilakukan juga oleh Conchedda, et al. (2008). Menggunakan klasifikasi berbasis objek, menggunakan citra satelit SPOT XS tahun 1986 – 2006 untuk daerah Sinegal. Klasifikasi yang dihasilkan memberikan akurasi hingga 86%, dan terjadi peningkatan luasan mangrove di area Low Casamance, Sinegal, yang diakibatkan musim hujan setelah musim kemarau yang panjang. Di sini pengaruh kegiatan manusia sangat terbatas.
Untuk resolusi yang rendah, Rahman, et al. (2013) menggunakan citra MODIS dengan resolusi 250 meter untuk memetakan mangrove di Delta Mahakam dari tahun 2000 – 2010. Hasilnya didapatkan luasan sebesar 21.000 ± 152 hektare mangrove yang telah terkonversi menjadi tambak udang selama 11 tahun pengamatan tersebut. Di sini, faktor perubahan ekosistem mangrove dipengaruhi oleh faktor sosial-ekonomi menyebabkan deforestasi hutan mangrove yang mencapai 75% dari luas awal.
Citra satelit resolusi tinggi juga secara luas digunakan untuk memetakan kondisi mangrove yang lebih detil. Citra satelit yang digunakan secara luas untuk memetakan mangrove adalah IKONOS dan Quickbird (Wang, et al., 2004). Wang, et al. (2004) juga memberikan kesimpulan bahwa penggunaan citra Citra satelit resolusi tinggi juga secara luas digunakan untuk memetakan kondisi mangrove yang lebih detil. Citra satelit yang digunakan secara luas untuk memetakan mangrove adalah IKONOS dan Quickbird (Wang, et al., 2004). Wang, et al. (2004) juga memberikan kesimpulan bahwa penggunaan citra
berkurang, tapi meningkat di muara sungai Amazon dari 6.705 km 2 menjadi 7.423.60 km 2 . Nascimento, et al. (2013) merekomendasikan penggunaan data radar tersebut untuk pemetaan distribusi mangrove, mengingat akurasi yang dihasilkan cukup tinggi.
Dari itu semua, terdapat peluang aplikasi dengan diluncurkannya satelit dan sensor-sensor penginderaan jauh yang baru. Terutama untuk aplikasi menggunakan sumber data citra resolusi tinggi maupun citra hiperspektral.