Apa yang Dapat Dilakukan Terhadap Mangrove?
3.1.1 Apa yang Dapat Dilakukan Terhadap Mangrove?
Dalam pengelolaan mangrove, kerangka dasar yang harus dipenuhi adalah penggunaan ekosistem secara bersama-sama dan berkelanjutan (Bengen, 2001). Secara umum, pengelolaan hutan mangrove melibatkan banyak pihak karena pada dasarnya kawasan hutan mangrove mmiliki potensi untuk budidaya tambak, ekonomi, dan konservasi hutan mangrove. Tujuan pengelolaan tidak hanya untuk konservasi yang mempertahankan komponen biotik pada ekosistem, akan tetapi juga bersama meningkatkan kapasistas sosial-ekonomi penduduk. Sehingga sifat yang dihasilkan diakhir sebagai tujuan utama adalah sebuah kehidupan yang berkelanjutan, baik untuk ekosistem mangrove maupun kehidupan sosial.
Ada kalanya pengelolaan tersebut diharuskan secara terpadu. Terpadu di sini mengingat penggunaan ekosistem secara bersama-sama tersebut melibatkan banyak pihak, seperti: penduduk, pemerintah, dan pengusaha. Perbedaan kepentingan yang ada diarahkan dalam suatu sistem pengelolaan yang terpadu untuk mengakomodir kepentingan semua pihak tanpa merusak ekosistem mangrove. Keterpaduan di sini juga diartikan dengan keterpaduan wilayah ekologis, keterpaduan sektor, keterpaduan disiplin ilmu, dan keterpaduan stakeholder (Bengen, 2001). Walaupun ekosistem mangrove dapat memperbaiki Ada kalanya pengelolaan tersebut diharuskan secara terpadu. Terpadu di sini mengingat penggunaan ekosistem secara bersama-sama tersebut melibatkan banyak pihak, seperti: penduduk, pemerintah, dan pengusaha. Perbedaan kepentingan yang ada diarahkan dalam suatu sistem pengelolaan yang terpadu untuk mengakomodir kepentingan semua pihak tanpa merusak ekosistem mangrove. Keterpaduan di sini juga diartikan dengan keterpaduan wilayah ekologis, keterpaduan sektor, keterpaduan disiplin ilmu, dan keterpaduan stakeholder (Bengen, 2001). Walaupun ekosistem mangrove dapat memperbaiki
Pada dasarnya pengelolaan pesisir merupakan suatu sistem perencanaan untuk mencapai suatu hasil. Tujuan akhir dari pengelolaan mangrove adalah mengelola mangrove dengan prinsip berkelanjutan, yang dapat berupa konservasi hutan mangrove yang masih ada maupun rehabilitasi mangrove yang telah rusak. Terutama pada wilayah habitat hutan mangrove yang telah rusak, maka tujuan akhir restorasi ekosistem mangrove melaui rehabilitasi hutan mangrove yang telah rusak adalah hal yang harus dicapai. Seringkali upaya rehabilitasi hanya dikaitkan dengan penanaman mangrove, yang menyebabkan program- program yang dilakukan “sekali jadi” dengan menanam mangrove. Padahal upaya rehabilitasi lebih dari sekadar menanam mangrove. Harus terdapat upaya upaya perbaikan secara ekologis, sosial, dan ekonomi. Jika ketika parameter tersebut tidak diperhatikan dalam suatu pengelolaan, maka hasilnya tetap degradasi lingkungan pada akhirnya (Biswas, et al., 2009). Pada akhirnya, ini adalah proses pengelolaan dan proses konservasi mangrove yang harus sejalan untuk mendapatkan habitat mangrove yang berfungsi sebagai salah satu ekosistem pesisir.
Biswas, et al. (2009) juga menyampaikan konsep dari restorasi ekosistem mangrove yang ditentukan oleh 3 faktor, ekologis mangrove, sosial, dan ekonomi. Secara rinci dapat dijelaskan pada gambar 3.1.
Tabel 3.1. Pengelolaan mangrove dan tujuan akhir bersama dengan beberapa aktivitas yang dibutuhkan.
No. Tujuan Aktivitas yang dibutuhkan Tujuan akhir pengelolaan:
1. Konservasi
- Melindungi mangrove dari degradasi dan Untuk mempertahankan
kerusakan akibat pembangunan oleh manusia biodiversitas mangrove,
- Mempromosikan dan meningkatkan kapasitas dan mencegah
pengelolaan yang berbasis kearifan lokal pengrusakan ekosistem
- Rehabilitasi ekosistem mangrove yang telah yang terjadi.
rusak - Mendukung pengelolaan yang berbasis
komonitas lokal
Tujuan Jangka Menengah
2. Peraturan
- Reformasi secara struktural di pemerintahan Peraturan dan strategi
terkait pengelolaan mangrove implementasinya yang
- Mempromosikan insentif ekonomi bagi tepat untuk konservasi
pelestarian mangrove mangrove dan
- Sosialisasi yang luas kepada pihak berwenang pengelolaannya
dan khalayak yang berhubungan dengan mangrove
- Memberikan wewenang kepada komunitas lokal sebagai bagian dari partisipasi masyarakat untuk mengelola mangrove
- Mendukung penelitian tentang ekosistem mangrove, terutama spesies dan genetiknya
3. Penduduk
- Membuat lapangan pekerjaan baru Meningkatkan
- Menyelesaikan kepemilikan lahan di areal ketersediaan kebutuhan
mangrove
dasar penduduk, mata - Mempromosikan mata pencaharian yang pencaharian dan
berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan kesejahteraannya yang
- Menyediakan pendidikan keterampilan untuk berbasis pada ekosistem
meningkatkan pendapatan mangrove
- Memberikan pendidikan tentang kesadaran terhadap lingkungan
4. Produktivitas (Ekonomi)
- Meningkatkan pengelolaan pada tingkat praktek Konservasi mangrove,
yang lebih sesuai tanpa merusak mangrove lebih produktivitas sumberdaya
lanjut.
di areal mangrove juga
produktivitas melalui harus ditingkatkan, seperti
- Meningkatkan
pendampingan dan inovasi melalui rehabilitasi kayu, ikan, udang, dan
mangrove yang berdampak pada peningkatan berdasar pada
produksi
keberlanjutan ekosistem - Alternatif bentuk pencaharian ekonomi di ekosistem mangrove.
Sumber: Macintosh & Ashton (2003)
Gambar 3.1. Hipotesis dari restorasi suatu ekosistem yang mempertimbangkan faktor ekologis, masyarakat, dan ekonomi. (i) restorasi akan berhasil jika ketiga faktor diperhatikan (B-D), (ii) Jika hanya melibatkan ekologis mangrove dan masyarakat (B- D”) akan menunjukkan kesusksesan program, tapi bersifat sementara karena tidak ada keuntungan ekonomi dan masyarakat akan kembali merusak mangrove, (iii) jika hanya berbasis ekologis mangrove, kesusksesan hanya sementara sebelum terjadi kerusakan lagi. Sumber: Biswas, et al. (2009)