Benih-benih Pemuliaan Tanaman di Ladang Petani: Suatu Penutup

Benih-benih Pemuliaan Tanaman di Ladang Petani: Suatu Penutup

Fenomena yang tengah berlangsung mengenai kegiatan pemuliaan tanaman di Indramayu itu menyajikan suatu kasus menarik tentang pengadopsian seperangkat unsur-unsur pengetahuan ilmiah terkait dengan pemuliaan tanaman oleh petani yang melandaskan pengetahuan dan praktiknya dalam ranah pengetahuan lokal. Kasus tersebut menunjukkan bahwa pada situasi tertentu, batasan mengenai yang “ilmiah” dan “tidak ilmiah”, yang techne dan mètis tidak secara tegas dapat dibedakan. Keduanya saling berdialektika dalam berbagai aktivitas

pemuliaan tanaman yang dilakukan. Beragam unsur pengetahuan terkait dengan pemuliaan tanaman yang diintroduksikan melalui SLPT itu pun secara lambat laun menjadi bagian dari skema pengetahuan petani.

Skema pemuliaan tanaman itu pun terbentuk tidak hanya melalui pengajaran dan praktik di SLPT, tetapi juga diperkaya melalui kegiatan tindak lanjut yang dilakukan oleh individu-individu petani-pemulia. Praktik pemuliaan tanaman itu memberikan peluang bagi masing-masing individu untuk mengembangkan pilihan, minat, gagasan, dan kreativitasnya, serta mengambil keputusan dengan mengacu pula pada sarana, tenaga, waktu, kondisi ekologi lahan, serta luas lahan yang dimiliki masing-masing. Tidak hanya adaptasi pada hal-hal individual seperti motivasi dan emosi yang menurut Strauss dan Quinn (1997) berperan pula dalam pembentukan skema pengetahuan, tetapi juga pada habitat kehidupan dan landscape petani (lihat Nazarea 1999), serta mekanisme belajar mereka.

Pengetahuan ilmiah itu ditumbuhkembangkan melalui seperangkat mekanisime belajar yang bertumpu pada pengamatan, uji-coba, perbandingan, belajar dari pengalaman, konsekuensi yang tidak terduga, bahkan juga apa yang mereka anggap sebagai “kesalahan” atau “kekurangtepatan” praktik yang dilakukan, serta tukar-menukar informasi dan materi berupa benih (lihat Winarto, 1999, 2004a; Ellen, 2004). Penerapan kognisi dalam praktik keseharian, itulah yang terjadi. Skema baru tentang pemuliaan tanaman itu pun hanya mungkin diwujudkan melalui praktik yang melibatkan ketrampilan motorik, kecermatan visual, keinginan diri sendiri, rasa atau estetika tentang tanaman yang berpenampilan bagus atau jelek, dan sebagainya. Praktik-praktik itulah yang disebut oleh Scott (1998) sebagai mètis. Beberapa penekanan utama dari tipe pengetahuan ini adalah berlangsung pada momen tertentu yang tidak bisa diukur dalam ukuran-ukuran yang pasti dan tidak muncul dalam aturan-aturan yang baku. Pengetahuan itu muncul dalam keberulangan praktik dan pengamatan visual yang menunjukkan sulitnya pengalaman intuitif itu dikomunikasikan ke orang lain jika dilakukan tanpa praktik-praktik terkait (Scott, 1998:320). Hasil-hasil dari Pengetahuan ilmiah itu ditumbuhkembangkan melalui seperangkat mekanisime belajar yang bertumpu pada pengamatan, uji-coba, perbandingan, belajar dari pengalaman, konsekuensi yang tidak terduga, bahkan juga apa yang mereka anggap sebagai “kesalahan” atau “kekurangtepatan” praktik yang dilakukan, serta tukar-menukar informasi dan materi berupa benih (lihat Winarto, 1999, 2004a; Ellen, 2004). Penerapan kognisi dalam praktik keseharian, itulah yang terjadi. Skema baru tentang pemuliaan tanaman itu pun hanya mungkin diwujudkan melalui praktik yang melibatkan ketrampilan motorik, kecermatan visual, keinginan diri sendiri, rasa atau estetika tentang tanaman yang berpenampilan bagus atau jelek, dan sebagainya. Praktik-praktik itulah yang disebut oleh Scott (1998) sebagai mètis. Beberapa penekanan utama dari tipe pengetahuan ini adalah berlangsung pada momen tertentu yang tidak bisa diukur dalam ukuran-ukuran yang pasti dan tidak muncul dalam aturan-aturan yang baku. Pengetahuan itu muncul dalam keberulangan praktik dan pengamatan visual yang menunjukkan sulitnya pengalaman intuitif itu dikomunikasikan ke orang lain jika dilakukan tanpa praktik-praktik terkait (Scott, 1998:320). Hasil-hasil dari

Dalam proses itu, menarik kiranya disimak bahwa skema yang baru itu memungkinkan mereka untuk mengisi informasi yang selama ini “tidak diketahui”, berada di luar jangkauan pengamatan, dan juga menggali kembali pengetahuan yang selama ini terpendam dalam lapisan yang tidak teraktifkan. Upaya mencari benih lokal (lihat Winarto, Bab 7), mengenali nama-nama dan karakteristik benih lokal, mengamati keragaman sifat padi yang tumbuh dari bakal benih lokal ataupun hasil-hasil persilangan, serta hasil pembudidayaan dengan strategi seperti yang dilakukan ”orang-orang tua” di jaman bengèn itu memberikan sumbangsih yang signifikan dalam pengayaan skema pengetahuan yang baru itu. Peran individu-individu yang kreatif dalam proses itu menjadi bermakna melalui contoh-contoh nyata yang teramati oleh sesama petani. Melalui tangan-tangan merekalah dialektika secara terus menerus antara

unsur-unsur pengetahuan ilmiah/techne dan lokal/mètis yang memperkaya skema pemuliaan tanaman itu berlangsung. Pengayaan dan pemantaban skema pemuliaan tanaman itu pun dimungkinkan melalui praktik-praktik penyilangan dan/atau penyeleksian yang berlangsung hingga bermusim-musim. Bertolak dari hal itulah para petani-pemulia memperkuat keyakinan atas kemampuan diri dalam menghadapi masa depan. Harapan untuk menjadi petani mandiri yang mampu memproduksi benih sendiri dan/atau pupuk sendiri serta menyebarluaskannya pada sesama petani guna membebaskan diri dari ketergantungan pada pihak lain pun menjadi bagian integral dari “benih-benih pemuliaan tanaman yang tumbuh kembang di ladang petani” itu.

Dokumen yang terkait

ANALISIS USAHA TANI TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) KELAS Foundation Seed (FS) UNTUK MENGHASILKAN BENIH BERSERTIFIKAT (Studi Kasus di Balai Benih Induk BBI Palawija Kecamatan Singgosari Kabupaten Malang)

0 26 2

Evaluasi Pelaksanaan Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) Pada Kelompok Tani Desa Jatiroto Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember (Studi Program Sekolah Lapangan Penyuluhan Tanaman Terpadu)

0 16 18

Evaluasi saluran distribusi pada Perusahaan Kembang Gula PT. Sin "A" di Kabupaten Pasuruan

0 6 95

HUBUNGAN ANTARA INOVASI PRODUK D AN M UTU PELAYANAN DENGAN TINGKAT KUNJUNGAN ( VISIT RATE ) (Studi pada Poli Akupuntur, Tumbuh Kembang, Fisioterapi, dan Pelayanan Pijat Bayi di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jember Klinik tahun 2013)

0 20 20

Inovasi Benih Unggul Tebu Bebas dan Tahan Sugarcane Mosaic Virus melalui Penerapan Teknologi Pathogen-Derived Resistance

0 25 22

Karakterisasi Ekstrak ETANOL Tanaman Rumput Israel (Asystasia gangetica) dari Tiga Tempat Tumbuh di Indonesia

0 5 114

Tumbuh kembang motorik kasar pada anak down syndrome usia golden aage dalam bentuk buku ilustrasi

3 34 33

Pengaruh Kepercayaan dan Kenyamanan Terhadap Keputusan Pembelian Ikan Hias Secara Online Di Facebook Sebagai Media Promosi (Studi pada konsumen Tan Aquarium Bandung)

11 67 75

Pengaruh Padat Tebar Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Sintasan Benih Clownfish Jenis Amphiprion percula Dalam Sistem Flow Through

5 28 50

Pengaruh Perlakuan Fisik dan Kalium Nitrat (KNO3)Pada Kinerja Perkecambahan Benih dan Vigor Bibit Tanaman Srikaya (Annona squamosa Linn.)

6 55 43