Penelitian Terdahulu Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia: Pemodelan Mundell-fleming

ini dengan cara bank sentral harus memiliki cadangan atau persediaan berupa dollar dan emas yang selanjutnya dapat ditukar dengan dollar. b. Nilai Tukar Fleksibel Dalam sistem nilai tukar fleksibel ini bank sentral menyesuaikan nilai tukar agar permintaan dan penawaran valuta asing seimbang. c. Nilai Tukar Mengambang Bebas dan Terkendali Dalam sistem Nilai Tukar mengambang bebas, bank sentral sepenuhnya berdiam diri dan membiarkan nilai tukar dengan bebas ditentukan oleh pasar valuta asing. Karena bank sentral tidak mengintervensi pasar valuta asing, maka transaksi cadangan yakni nol. Namun dalam prakteknya, sistem nilai tukar fleksibel ini tidak sepenuhnya mengambang bebas. Melainkan mengambang terkendali. Di bawah nilai tukar terkendali, intervensi bank sentral dengan menjual atau membeli valuta asing merupakan upaya untuk mempengaruhi nilai tukar.

2.3. Penelitian Terdahulu

Teguh dan Maruto 2009 dalam penelitiannya yang berjudul Dampak Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Perekonomian Indonesia Aplikasi Model Mundell-Fleming menyimpulkan bahwa dalam persamaan LM, PDB di pengaruhi secara positif dan signifikan oleh tingkat bunga, permintaan uang jumlah uang beradar dan PDB periode sebelumnya. Secara umum, koefisien dalam persamaan LM mempunyai besaran yang inelastis, sehingga sesuai dengan pandangan golongan Monetaris terhadap kurva LM Kebijakan moneter dalam bentuk pengaturan jumlah uang beredar permintaan uang terbukti lebih signifikan dalam meningkatkan PDB dari sisi permintaan, dimana terdapat hubungan positif dan signifikan pada tingkat Universitas Sumatera Utara kepercayaan 1 persen antara variabel permintaan uang M2 dan PDB dari sisi permintaan. Kebijakan fiskal melalui variabel pengeluaran pemerintah juga mempunyai dampak positif dan signifikan terhadap PDB, namun dengan tingkat kepercayaan yang lebih besar dari pada kebijakan moneter, yakni sebesar 10 persen. Sehingga temuan tersebut mendukung tesis model Mundell-Fleming, di mana kebijakan moneter memberikan pengaruh lebih besar dan efektif dalam meningkatkan PDB, sementara kebijakan fiskal memberikan pengaruh yang lebih kecil dalam meningkatkan PDB dari pada kebijakan moneter. Kebijakan fiskal kurang berpengaruh terhadap peningkatan PDB, sebagai akibat dari adanya crowding out effect yang menegasikan seluruh dampak kebijakan fiskal. Sementara itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh Bobby Rusda Zega 2009 yang berjudul Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia menyimpulkan bahwa pada alur Nilai Tukar terdapat pengaruh antara variabel dalam penelitian dalam mentransmisikan kebijakan moneter di Indonesia dimana perubahan jumlah uang direspon cukup tinggi oleh nilai tukar dan perubahan nilai tukar memberikan respon terhadap ekpor netto yang pada akhirnya memberikan respon terhadap output atau pendapatan nasional. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia selama periode penelitian 2000:1 – 2008:4. Dalam Jangka pendek kebijakan moneter ditransmisikan melalui jalur Nilai Tukar langsung member respon terhadap perubahan jumlah uang sesuai dengan model Mundell-Fleming. Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan oleh M. Natsir periode 1990:2- 2007:1 yang bertujuan untuk menganalisis Empiris Efektivitas Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia Melalui Jalur Nilai Tukar dapat disimpulkan bahwa Mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur nilai tukar membutuhkan time lag atau kecepatan sekitar 16 triwulan hingga terwujudnya sasaran akhir kebijakan Universitas Sumatera Utara moneter inflasi. Respons variabel-variabel pada jalur nilai tukar terhadap perubahan instrumen moneter Suku Bunga SBI relative lemah dan variabel utama jalur ini yaitu nilai tukarkurs hanya mampu menjelaskan variasi inflasi sebesar 19,70 lebih kecil dibandingkan dengan porsi yang dapat dijelaskan oleh Paritas Suku Bunga PSB yakni sebesar 43,27. Hasil ini menunjukkan Granger causality dan predictive power yang lemah antara Kurs dan Inflasi.

2.4. Kerangka Konseptual