2.10.1. Metode Analisis Hidrologi.
Metode dimulai dari uji konsistensi data hujan tahunan, hujan rencana yaitu rata-rata curah hujan harian maksimum dari dua stasiun pencatat curah hujan,
analisis metode distribusi frekuensi hujan, uji kecocokan, sampai dengan pemilihan metode distribusi hujan terbaik yang akan dipakai sebagai curah hujan
rencana untuk analisis debit banjir.
Gambar 3.3 Bagan Alir Analisis Hidrologi
Mulai
Pengumpulan data hidrologi
Perhitungan CH harian maksimum tahunan metode
distribusi normal, distribusi log normal, gumbel
log pearson Tipe III output smada
Penentuan koefisien
pengaliran, C
Uji kesesuaian distribusi frekuensi : -
Uji Chi-Kuadrat -
Uji Smirnov – kolmogorov Perhitungan intensitas hujan jam – jaman
mm jam Perhitungan debit banjir,
Qp
dengan metode nakayasu dan Sneyder
Selesai
Universitas Sumatera Utara
2.10.2. Metode Analisis Debit Banjir.
Metode empiris yang digunakan adalah Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu dan Snyder. Analisis dilakukan untuk debit banjir rencana periode
ulang 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun.
2.10.3. Metode Analisis Hidrolika.
Penggunaan software HEC-RAS untuk analisis pemodelan sungai dilakukan berdasarkan data geometri sungai dan inflow, berupa hidrograf debit banjir
rencana, yang diperoleh pada metode analisis debit banjir. Hasil keluaran pemodelan sungai berupa elevasi muka air banjir untuk setiap debit rencana.
2.10.3.1. Pemodelan Debit Air Sungai Indragiri dengan HEC-RAS
Analisis pemodelan sungai dengan software HEC-RAS versi 4.0 Beta, edisi dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini.
.
Gambar 3.4 Bagan Alir Pemodelan Sungai dengan HEC-RAS
Mulai
Input data
Geometri sungai
Inflow: hidrograf banjir
Koefisien
Manning
Output: Profil Muka banjir
Rencana
Selesai
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
2.11. Analisis Hidrologi
2.11.1. Curah Hujan Harian Maksimum
Luas kawasan studi ini masih tergolong besar A 10000 Km
2
. Dalam penulisan digunakan data curah hujan harian maksimum dari lima stasiun penakar
hujan yang ada di dalam kawasan lokasi studi tersebut. Data curah hujan harian maksimum 10 tahun terakhir 2002-2011, yang
ada pada stasiun pencatat curah hujan di lokasi studi terdiri dari, Stasiun Air Molek, Stasiun Kemang, Stasiun Lirik, Stasiun Ogung dan Stasiun Pekan Tua.
Kelima stasiun ini diolah dengan metode Rata-rata Aljabar, karena mengingat metode Polygon Thiessen yang sering digunakan tidak menghasilkan bentuk
Polygon pada DAS Indragiri, seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.1.
Gambar 4.1. Posisi Stasiun Pencatat Curah Hujan pada DAS Indragiri
Universitas Sumatera Utara