MERDEKA DARI KEMELARATAN MENUJU DEMOKRASI PARIPURNA
MERDEKA DARI KEMELARATAN MENUJU DEMOKRASI PARIPURNA
S Indonesia. Atas nama negara (kolek- concern terhadap pemenuhan hak
elama lebih dari tiga puluh
terbengkalai. Sebaliknya, bila negara
dua tahun, rezim Orba
mengedepankan hak ekosob maka
merepresi semangat indi-
hak sipol akan terbengkalai. Lihat vidualisme dalam masyarakat saja Venezuela dimana negara mulai
tivisme), negara berhak menyita ta-
Ekosob, maka secara linier, hak sipol
nah seseorang, mengusir penduduk
warga negara mulai tereduksi.
di suatu tempat, dan mengambil lahan petani untuk kepentingan
Hak Sipil Politik VS Hak Ekonomi,
megaproyek. Hak invidualisme
Sosial, Budaya
benar-benar dilanggar dengan
Sebelum abad ke-20 gagasan
sedemikian rupa pada era Orba.
tentang HAM selalu didominsai
Gelombang reformasi yang
oleh gagasan tentang individualisme
DOK.PRIBADI
mulai berhembus dari tahun 1996
dan kebebaasan personal (liberal-
mulai menyuarakan ketertindasan
isme). Abad ke-17 dan ke-18 sangat
hak-hak sipil politik (SIPOL) in-
dipengaruhi oleh gagasan-gagasan
Mochammad Faisal dividu yang pada era Orde Baru
Hukum Alam (Natural Law) yang
berada pada kondisi yang mempri-
dirumuskan oleh Johon Locke dan
Rosseau. Gagasan Hukum Alam Ketua Umum Kelompok
hatinkan. Fokus gerakan reformasi
yang sangat individualis ini mem- Studi Mahasiswa (KSM)
pada tahun 1998 masih sangat ken-
buat diskursus Hak Asasi Manusia Eka Prasetya UI
tal dipengaruhi nuansa pembebasan
hak-hak sipil politik yang selama ini
terbatas pada hak-hak yang bersifat
dikekang oleh Orde Baru. Semua
politis saja seperti kesamaan hak,
elemen masyarakat sepakat untuk
hak atas kebebasan, hak untuk me-
merebut kembali demokrasi politik
milih dan sebagainya.
yang selama ini tidak pernah mereka
Akan tetapi pada abad ke-20
dapatkan.
hak-hak politik ini dianggap kurang
sempurna. Selain aspek politik, “Peran Negara yang
Namun banyak yang lupa bahwa
hak asasi manusia juga hendaknya besar ada gunanya
hak sipil politik hanyalah salah
mengatur mengenai hak atas kes- untuk sedikitnya
satu hak warga negara yang mesti
ejahteraan. Salah satu tokoh yang mengendalikan
dipenuhi. Hak yang tak kalah pent-
ingnya bagi masyarakat Indonesia
mempelopori diskursus tentang hak
Gagasan Roosevelt tentang kebebasan dari kemelaratan merupakan diskursus pertama yang mengajukan tesis bahwa Hak Asasi Manusia juga seharus- nya mencakup hak-hak ekonomi- sosial tidak terbatas pada hak-hak sipil dan politik an sich.
Deklarasi Universal HAM (DUHAM) yang dideklarasikan pada 1948 sebenarnya telah men- cakup hak-hak sipil dan politik serta hak-hak ekonomi sosial dan budaya secara proporsional dalam satu naskah. Sehingga DUHAM dianggap sebagai skema paling jelas yang ada tentang apa yang dipndang komunitas internasional sebagi hak-hak dasar manusia sesunguhnya yang dimiliki oleh semua manusia di muka bumi ini, karena mereka manusia.
Meski demikian deklarasi hanya difahami sebagai suatu pernyataan prinsip atas dasar dorongan moral namun kurang memiliki dorongan hukum. Oleh karena itu dua perjanjian dirancang untuk menjadikan prinsip-prinsip pada DUHAM sebagi kewajiban hukum bagi Negara-negara yang turut menge- sahkan deklarasi tersebut. Dua perjanjian itu adalah ICCPR
(International Covenant on Civil and Political Rights) dan IC-
ESCR (International Covenant on Economic,Social and Cultural
Rights). Secara bersamaan ketiga do- kumen ini (DUHAM, ICCPR,
SIPOL/ ICCPR). Ini memuncul- kan pandangan bahwa hak sipil
dan politik (yang mencakup hak penting seperti kebebasan berbi- cara, bekeyakinan, kebebasan dari penyiksaan dan sebagainya) lebih penting dari pada mendapatkan cukup makanan atau kesempatan untuk belajar.
Dalam sejarahnya, ICCPR diprakarsai oleh Amerika Serikat dan negara-negaral liberas, sedan- gkan ICESCR diprakarsai oleh
Uni Soviet dan negara blok Ko-
munis. Hingga sekarang Amerika Serikat tidak pernah meratifikasi ICESCR.
Dalam kondisi tertentu hak sipil dan politik mungkin lebih penting daripada hak untuk
mendapatkan makanan atau akses pada pendidikan (Hak EKO-
SOB), namun dalam seluruh kehidupan sebagian besar manu-
sia, kedua kategori hak tersebut bersifat interdependen (saling bergantung satu sama lain).