Menggunakan Kearifan Nasional

2. Menggunakan Kearifan Nasional

Pada saat kita dihadapkan pada beragam konflik dan sengketa yang terjadi di antara etnis atau suku bangsa yang ada di Indonesia, belajar dari sejarah adalah cara yang paling tepat. Pada masa penjajahan Belanda kita merasakan betapa sulit merangkai nilai persatuan untuk sama-sama menghadapi bangsa penjajah. Hingga ketika kita mulai menyadarinya di tahun 1928. Saat itu kita mengakui Indonesia sebagai identitas bersama, yang mampu mengatasi sejumlah perbedaan kebudayaan di antara suku bangsa yang ada. Nasionalisme Indonesia pun terbentuk dalam wujud pengakuan bahasa, tanah air, dan kebangsaan. Dampaknya adalah perjuangan menghadapi kolonialisme Belanda semakin menampakkan hasilnya.

Puncak dari pencarian identitas itu ditemukan pada saat Pancasila disepakati sebagai dasar negara dan petunjuk/arah kehidupan bangsa. Kompleksitas keragaman masyarakat dan budaya di Indonesia pun bisa diakomodasi bersama. Dasar negara inilah yang digunakan oleh para founding fathers kita pada saat mendirikan sebuah negara nasional baru. Disebut negara nasional karena negara Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang bisa hidup berdampingan dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Interaksi Sosial Masyarakat Bauran Etnis Arab-Jawa di Kampung Embong, Arab, Malang

Sebagaimana kata bauran etnis Arab dan Jawa, tentunya penduduk mayoritas adalah dua etnis tersebut. Satu keunikan dan karakteristik dari daerah ini adalah kehidupan yang teratur serta jauh dari interaksi disosiatif. Pertanyaannya, apa yang menyebabkan daerah Bauran etnis Arab dan Jawa di desa Kampung Embong, Malang mampu mencapai keteraturan sosial? Karakteristik kehidupan sosial Kampung Embong Arab ditandai dengan adanya proses-proses sosial yang cukup baik terutama proses interaksi sosial dan proses asimilasi sosial. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan sosial yang harmonis antara warga etnis Arab dan Jawa di Kampung Embong Arab adalah:

a. Adanya kedekatan antara tokoh masyarakat, baik tokoh dari etnis Arab maupun tokoh dari etnis Jawa. b. Adanya kesamaan agama (relatif beragama Islam). c. Adanya proses perkawinan campuran antara warga etnis Arab dan Jawa. d. Adanya kekompakan dan kegotongroyongan. e. Kesadaran etnis Arab untuk mengikuti aturan setempat (proses pembauran). f. Adanya unsur perasaan persaudaraan antarsesama warga, baik etnis Arab maupun Jawa. g. Rasa saling menghormati dan menghargai.

Masyarakat Multikultural dan Multikulturalisme

Sedangkan model atau bentuk interaksi sosial antara warga etnis Arab dan Jawa di Kampung Embong, Arab adalah merupakan model atau bentuk kerja sama (cooperation) dengan proses-proses sosial yang akomodatif dan asimilatif. Sedangkan pola hubungan antarkelompok etnis Arab dan Jawa lebih mengarah pada pola hubungan antarkelompok yang bersifat akulturasi dan integrasi.

Sumber: digilib.batan.go.id

Berbicara tentang masyarakat multikultural secara langsung kita akan membicarakan tentang masyarakat, negara, bangsa, daerah, bahkan lokasi geografis terbatas seperti kota atau sekolah yang terdiri atas orang-orang yang memiliki kebudayaan berbeda-beda. Dalam hal ini, perbedaan dalam kesederajatan. Oleh karena itulah, muncul konsep multikulturalisme.

Untuk memahami lebih lanjut materi ini, salin dan lengkapilah beberapa pengertian berikut ini ke dalam buku catatanmu dengan menggunakan beragam sumber pustaka.

1. Ciri-ciri masyarakat multikultural: a. Pengakuan terhadap berbagai perbedaan dan kompleksitas kehidupan dalam masyarakat. b. Perlakuan yang sama terhadap berbagai komunitas dan budaya baik yang mayoritas maupun minoritas. c. .... d. .... e. ....

2. Bentuk-bentuk multikulturalisme: a. Multikulturalisme isolasionis. b. Multikulturalisme akomodatif. c. Multikulturalisme . . . . d. Multikulturalisme . . . . e. Multikulturalisme . . . .

3. Tiga sudut pandang yang berkembang dalam menyikapi konflik sosial akibat perbedaan identitas:

a. Pandangan kaum primordialisme. b. Pandangan kaum instrumentalis. c. Pandangan kaum . . . .

4. Pemecahan masalah-masalah keanekaragaman: a. Menggunakan potensi lokal. b. ....