Mobilitas Sosial Vertikal

2. Mobilitas Sosial Vertikal

Berbeda dengan mobilitas sosial horizontal, mobilitas sosial vertikal merupakan perpindahan individu atau objek sosial dari satu kedudukan ke kedudukan lain yang sifatnya tidak sederajat. Dalam sosiologi dikenal dua bentuk mobilitas sosial berdasarkan arahnya, yaitu social climbing dan social sinking.

a. Social Climbing (Mobilitas Sosial Vertikal Naik)

Mobilitas ini berlangsung manakala terjadi peningkatan keduduk- an sosial seseorang dalam masyarakat. Contoh hampir dua puluh

Beberapa prinsip gerak sosial tahun Pak Joko bekerja di sebuah perusahaan sepatu. Oleh karena

vertikal menurut Pitirim A. prestasi dan hasil kerja yang bagus, Pak Joko diangkat menjadi

Sorokin: kepala bagian. Mobilitas vertikal naik mempunyai dua bentuk

a. Setiap masyarakat me- utama, yaitu:

ngandung unsur gerak sosial vertikal.

1) Masuknya orang-orang berstatus sosial rendah ke dalam b. Adanya hambatan-ham- lapisan sosial yang lebih tinggi. Misalnya, seorang pegawai

batan untuk melakukan biasa dinaikkan kedudukannya untuk mengisi jabatan manajer

mobilitas sosial vertikal. yang kosong.

c. Setiap masyarakat me-

2) Terbentuknya suatu lapisan sosial baru yang lebih tinggi. miliki ciri-ciri yang khas Misalnya, sejumlah tukang becak sepakat membentuk suatu dalam mengatur gerak perkumpulan dan mereka menunjuk salah satu rekan mereka sosial vertikal.

d. Laju gerak sosial di- untuk menjadi ketua.

sebabkan oleh faktor

b. Social Sinking (Mobilitas Sosial Vertikal Menurun)

ekonomi, politik, dan Berbeda dengan gerak sosial vertikal naik, gerak sosial vertikal

sejenis pekerjaan. menurun ini berlangsung manakala terjadi perpindahan

kedudukan sosial seseorang atau kelompok masyarakat dari lapisan sosial tinggi ke lapisan sosial yang lebih rendah. Contoh, Pak Heru adalah seorang kepala sekolah di salah satu sekolah menengah umum di daerahnya. Oleh karena melakukan kesalahan, maka jabatan Pak Heru diturunkan menjadi guru biasa. Mobilitas vertikal menurun mempunyai dua bentuk utama, yaitu:

1) Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah, misalnya seorang juragan tekstil mendadak menjadi pengangguran karena pabrik tekstil yang telah dimilikinya bertahun-tahun hangus terbakar.

2) Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial atas. Misalnya, perkembangan yang semakin maju menjadikan gelar bangsawan seseorang tidak dipergunakan sebagai salah satu kriteria dalam strata sosial.

Sistem mobilitas sosial vertikal yang bersifat terbuka, memungkinkan seseorang untuk mencapai kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat. Hal ini tergantung pada usaha dan kemampuan individu yang bersangkutan. Memang benar apabila ada anggapan bahwa anak seorang pengusaha memiliki peluang yang lebih baik dan lebih besar daripada anak seorang karyawan biasa. Akan tetapi, kebudayaan dalam masyarakat tidak menutup kemungkinan bagi anak karyawan tersebut untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi daripada kedudukan semula.

Mobilitas Sosial

Bahkan, sifat terbuka dalam lapisan sosial dapat mendorong dirinya untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi dan lebih terpandang dalam masyarakat.

Sumber: www.dinososjatim.go.id

Sumber: www.inconpln.net

Gambar 3.3 Dalam batas-batas tertentu mobilitas sosial bersifat terbuka, tidak menutup kemungkinan bagi naik atau turunnya status sosial masyarakat.

Saluran Mobilitas Sosial Vertikal Menurut Pitirim A. Sorokin, mobilitas sosial vertikal memiliki saluran-saluran

dalam masyarakat. Proses mobilitas sosial vertikal ini disebut social circulation. Berikut ini saluran-saluran terpenting dari mobilitas sosial.

a. Angkatan Bersenjata Peranan angkatan bersenjata sangat penting dalam masyarakat dengan sistem militerisme. Jasa seorang prajurit akan dihargai tinggi oleh masyarakat, tanpa memerhatikan status atau kedudukannya semula. Sering melalui karier dalam kemiliteran, seorang prajurit dapat memperoleh kekuasaan dan wewenang yang lebih besar.

b. Lembaga-Lembaga Keagamaan Setiap ajaran agama menganggap bahwa manusia mempunyai kedudukan yang sederajat. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemuka- pemuka agama bekerja keras untuk menaikkan kedudukan orang-orang dari lapisan rendah dalam masyarakat. Selain itu, pemuka agama akan semakin dihormati oleh masyarakat, apabila ia mampu membimbing umatnya dengan baik.

c. Lembaga-Lembaga Pendidikan Sekolah merupakan saluran konkret dari gerak sosial vertikal. Bahkan, sekolah dapat dianggap sebagai social elevator yang mengantarkan seseorang untuk bergerak dari kedudukan rendah menuju kedudukan yang lebih tinggi.

d. Organisasi Politik Suatu organisasi politik seperti partai politik dapat memberikan peluang besar bagi anggota-anggotanya untuk naik dalam tangga kedudukan yang lebih tinggi, terutama pada saat berlangsungnya pemilihan umum. Agar seseorang terpilih dalam pemilu, ia harus membuktikan kemampuannya terlebih dahulu. Dalam hal ini, organisasi politik menjadi salah satu saluran pembuktian kemampuan diri.

e. Organisasi Ekonomi Organisasi ekonomi memegang peranan penting sebagai saluran gerak sosial vertikal. Pada umumnya, seseorang dengan penghasilan tinggi akan menduduki lapisan sosial yang tinggi pula. Bahkan, faktor ekonomi sering menjadi simbol status bagi kedudukan seseorang dalam masyarakat.

56 SOSIOLOGI Kelas XI 56 SOSIOLOGI Kelas XI