Pandangan Kaum Konstruktivisme

3. Pandangan Kaum Konstruktivisme

Kelompok ini beranggapan bahwa identitas kelompok tidak bersifat kaku, sebagaimana yang dibayangkan kaum primordialis. Etnisitas bagi kelompok ini dapat diolah hingga membentuk jaringan relasi pergaulan sosial. Oleh karena itu, etnisitas merupa- kan sumber kekayaan hakiki yang dimiliki manusia untuk saling mengenal dan memperkaya budaya. Bagi mereka persamaan adalah anugerah dan perbedaan adalah berkah.

Kenyataan ini menjadikan suatu tantangan baru bagi bangsa untuk mewujudkan masyarakat multikultural yang damai. Upaya mem- bangun Indonesia yang multikultural dapat dilakukan dengan cara dan langkah yang tepat. Pertama menyebarkan konsep multikulturalisme secara luas dan memahamkan akan pentingya multikulturalisme bagi bangsa Indonesia, serta mendorong keinginan bangsa Indonesia pada tingkat nasional maupun lokal untuk mengadopsi dan menjadi pedoman hidupnya. Kedua, membentuk kesamaan pemahaman di antara para ahli mengenai makna multi- kulturalisme dan bangunan konsep-konsep yang men- Sumber: www.wahidinstitute.org

dukungnya. Ketiga, berbagai upaya dilakukan untuk dapat Gambar 4.6 Seminar dan dialog multikultural sebagai

upaya mencapai multikulturalisme.

mewujudkan cita-cita ini.

Keberagaman tidak hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pada dasarnya setiap bangsa di dunia memiliki keragaman misalnya Amerika, Meksiko, India, Thailand, Malaysia, dan lain-lain. Keragaman inilah menjadikan setiap bangsa berbeda satu sama lain serta memiliki nilai tambah di mata dunia. Hal ini dikarenakan adanya keragaman membentuk struktur budaya yang berbeda-beda dalam satu bangsa (kaya akan khazanah budaya). Keragaman ini dalam sosiologi dinamakan multikultural. Lantas pertanyaannya sekarang, apa yang menjadi penyebab munculnya masyarakat multikultural secara

84 SOSIOLOGI Kelas XI 84 SOSIOLOGI Kelas XI

Berteman dalam Keragaman: Pernyataan Keragaman Agama Jakarta, 14–18 Oktober 2003

Kami tahu: • Perbedaan agama janganlah dijadikan alasan terjadinya pertengkaran

dan perpecahan. • Bertegur sapa, senyum, dan bersikap adil harus dilakukan pada siapa pun walaupun berbeda agama. • Agama itu mengajarkan kebaikan. • Perbedaan agama itu anugerah dari Tuhan, karena di sanalah kita dapat

saling mengisi, saling berbagi, dan saling menolong. Untuk itu,

Di rumah kami bisa: • Berbagi cerita tentang keragaman agama kepada adik, kakak, ayah,

dan ibu. • Memperkukuh iman dengan menjalankan ibadah yang kita anut dengan sebaik-baiknya. • Tetap percaya pada agama yang kita anut sepenuhnya dengan tetap bertoleransi pada agama lain agar persatuan antarumat beragama tetap terjaga.

Di sekolah kami bisa: • Tidak mempermasalahkan agama yang dianut oleh teman-teman. • Tidak bertengkar hanya karena perbedaan agama. • Memberikan kesempatan terhadap teman-teman yang melakukan

ibadah. • Bertegur sapa dan senyum dengan semua teman meskipun berbeda agama. • Mendamaikan teman yang berselisih karena perbedaan agama. • Berteman dengan siapa pun, dengan latar belakang agama yang berbeda

sekalipun. Tentang Keragaman Budaya

Kami tahu: • Indonesia memiliki banyak suku dan budaya yang beragam. • Bahwa setiap budaya punya ciri tersendiri. • Tiap daerah punya senjata tradisional, rumah adat, tarian, pakaian,

permainan, dan makanan yang wajib kita hargai dan hormati. • Pengetahuan kami tentang kebudayaan orang lain masih sangat terbatas. • Kami pun belum begitu jelas tentang kebudayaan milik daerah sendiri.

Kami tahu ada masalah: • Orang lebih senang membanggakan daerah sendiri. • Orang sering merasa budayanya paling baik. • Orang sering merasa daerahnya punya kelebihan lebih dari yang lain. Padahal beragam itu indah, sebab jika semua daerah sama, tidak akan menarik.

Masyarakat Multikultural dan Multikulturalisme

Untuk itu, Di rumah kami bisa: • Belajar dan bermain bersama teman dan sahabat pena dari macam-

macam daerah. • Berlatih menari macam-macam tarian seperti Kecak Gending Sriwijaya, Tari Baris, Serimpi, dan lain-lain. • Belajar bersama bapak, ibu, dan kakak melalui radio, tv, dan buku. • Mengajak tetangga untuk bermain congkak, petak umpet, engklek,

engrang, gobag sodor, dan permainan lainnya. • Mengajak teman yang baru pindah dari daerah lain untuk bercerita dan bermain bersama. • Mengajak bermain dan belajar bersama teman yang cacat.

Di sekolah kami bisa: • Mengajak teman untuk tidak mengatakan ”ih” terhadap budaya lain. • Meminjam buku dari perpustakaan tentang macam-macam budaya. • Membaca cerita-cerita daerah dan bermain dengan teman-teman. • Mengajak teman untuk menyapa dan bermain dengan teman baru.

Sumber: Majalah Bobo

Konflik yang Muncul Akibat