DR. IR. SUBANDONO DIPOSAPTONO, M. Eng Direktorat Bina Pesisir Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan-RI

DR. IR. SUBANDONO DIPOSAPTONO, M. Eng Direktorat Bina Pesisir Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan-RI

PENDAHULUAN

Untuk mengetahui erosi pantai perlu dipahami Erosi Pantai adalah proses mundurnya garis juga tentang proses pantai. Hal ini sangat penting pantai dari kedudukan garis pantai semula, yang karena proses pantai ini yang akan mendominasi antara lain disebabkan oleh :

kejadian erosi pantai di Indonesia. Proses pantai

a. Daya tahan erosi material dilampaui oleh kekuatan mencakup sirkulasi arus dan mekanisme gelombang eksternal yang di timbulkan oleh pengaruh dan intekasinya dengan sedimen. Arus yang terjadi hidrodinamika (arus dan gelombang).

di pantai berasal dari arus laut global, akibat angin,

b. Terganggunya atau tidak adanya keseimbangan akibat pasang surut, arus yang diakibatkan oleh antara suplai sedimen yang datang ke bagian pantai gelombang (wave induced current) terjadi di surf yang ditinjau dan kapasitas angkutan sedimen di zone (antara daerah gelombang pecah dan garis bagian pantai tersebut.

pantai), dan arus orbital gelombang. Arus global, Erosi pantai tergantung pada kondisi angkutan arus akibat angin, dan arus pasang surut disebut shelf sedimen pada lokasi tersebut, yang dipengaruhi oleh: cuurent atau coastal current. Arus yang disebabkan angin, gelombang, arus, pasang surut, sedimen, dan oleh gelombang berupa arus littoral (littoral cur- kejadian lainnya, serta adanya gangguan yang rent /longshore current) dan rip current. Arus lit- diakibatkan oleh ulah manusia yang mungkin berupa toral terjadi bila arah gelombang membentuk sudut konstruksi bangunan pada pantai, dan penambangan dengan garis pantai. Arus orbital gelombnag adalah pasir pada pantai tersebut.

arus disebabkan oleh kecepatan partikel yang Pada hakekatnya garis pantai akan selalu arahnya maju mundur searah dengan arah berevolusi dan berubah untuk menyesuaikan dengan gelombang, besarnya tergantung pada tinggi dan keadaan alam untuk mencapai suatu kondisi periode gelombnag. Panjang daerah pengaruh arus keseimbangan dinamiknya. Terdapat tiga macam orbital ini adalah sebanding dengan panjang skala waktu pada evolusi garis pantai dan dapat gelombang. Mekanisme gelombang di daerah dibedakan atas : (a) evolusi geologi yang terjadi selancar (surf zone) dimulai dengan terjadinya selama ratusan tahun, (b) evolusi jangka panjang gelombang pecah di kedalaman 1, 25 kali tinggi (long-term evolution) yang terjadi dalam orde gelombang. Gelombang pecah ini membentuk bore tahunan atau puluhan tahun, dan (c) evolusi yang yang merayap ke pantai dan naik ke swash zone terjadi dalam jangka musiman (evolusi yang terjadi dan kemudian kembali kelaut. Bila arah gelombang pada saat arus dan gelombang terbesar).

membentuk sudut dengan garis pantai akan terjadi Evolusi geologi terjadi secara regional untuk zigzag arus naik dan turus di swash zone (Gambar seluruh kawasan misalnya seluruh kawasan Pulau 0.) Swash zone hanya sewaktu-waktu terendam oleh Batam ataupun Teluk Jakarta. Long-term evolu- air dan dalam perjalannya kembali kelaut arus akan tion terjadi untuk sebagian pantai di antara head- membawa material sedimen. Peristiwa ini land (tempat yang tetap seperti batuan, bangunan menyebabkan pergerakan sedimen dalam arah pantai dan lain-lain). Evolusi musiman juga terjadi sejajar pantai (littoral transport/longshore trans- pada sebagian pantai, diakibatkan misalnya oleh port ) menambah transpor sedimen yang disebabkan topan, gelombang (major storm). Evolusi musiman oleh arus litoral. ini sifatnya merusak dan kemudian berangsur-angsur

perubahan musiman ini akan kembali kepada EROSI PANTAI DI INDONESIA

keseimbangannya. Salah satu permasalahan utama yang terjadi di kawasan pesisir adalah erosi dan sedimentasi. Erosi

Erosi Pantai (Coastal Erosion)

Gambar 0. Arus yang terjadi di pantai

pantai terjadi karena ketidak setimbangan antara Kardana, 1997) tercatat tak kurang dari 60 lokasi angkutan sedimen yang masuk dan yang keluar dari pantai dan muara di 17 propinsi mengalami kerusakan. suatu bentang pantai. Akibat tidak setimbangnya pasok

Problem erosi di Indonesia telah mencapai dan angkutan sedimen, maka pantai akan tererosi. Erosi tahapan kritis, karena banyak lahan yang hilang, dapat terjadi karena faktor alami maupun faktor buatan. prasarana jalan dan perumahan yang rusak akibat erosi. Berbagai faktor buatan penyebab erosi pantai antara Erosi pantai di Indonesia dapat diakibatkan oleh proses lain karena perubahan energi gelombang, pengaruh alami, aktivitas manusia ataupun kombinasi keduanya. bangunan pantai, pengambilan material pantai dan Akibat aktivitas manusia, misalnya pembangunan pengurangan suplai sedimen ke pantai. Bangunan pantai pelabuhan, reklamasi pantai (untuk permukiman, seperti groin dan jetty dapat mengurangi bahkan pelabuhan udara, dan industri), penambangan karang menghentikan suplai sedimen dari angkutan sedimen dan pasir di daerah pantai, penebangan hutan man- sejajar pantai (littoral transport). Pengambilan mate- grove dan sebagainya. Namun demikian penyebab rial pantai untuk bahan bangunan (karang, batu dan utamanya adalah gerakan gelombang pada pantai pasir) akan mengurangi “cadangan” sedimen bagi terbuka, seperti pantai selatan Jawa, selatan Bali dan pembentukan pantai dalam siklus dinamiknya. beberapa areal Kepulauan Sunda. Pengurangan suplai sedimen ke pantai dapat terjadi

Berdasarkan hasil opname terhadap data primer karena aktifitas di hulu sungai seperti pembuatan maupun sekunder, disimpulkan terdapat beberapa kantong-kantong sedimen, waduk, bendung dan kasus erosi pantai di Indonesia yang memerlukan bangunan air lainnya, pengalihan muara sungai, perhatian dan penanganan segera, seperti terlihat pada penambangan material dasar sungai, bahkan Tabel 1 dan Gambar 1. penghijauan dan pengendalian erosi yang berhasil di

daerah hulu dapat mengurangi pasokan sedimen ke KLASIFIKASI PENYEBAB EROSI

pantai. Erosi pantai dapat diikuti dengan abrasi/ Berdasarkan atas analisis data seperti pengikisan tebing oleh gempuran ombak. Abrasi dapat diperlihatkan pada Tabel 1, diperoleh gambaran bahwa terjadi karena pelapukan tebing atau karena terdapat 5 macam klasifikasi penyebab erosi yang terjadi peningkatan energi gelombang atau karena penurunan di Indonesia yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia : daya tahan tebing oleh pelapukan baik kimiawi, fisik

a. Erosi pantai karena terperangkapnya angkutan maupun biologis. Peningkatan energi gelombang dapat

sedimen sejajar pantai akibat adanya bangunan terjadi karena hilangnya/rusaknya penghalang alami

tegak lurus garis pantai seperti : groin, jetty, seperti terumbu karang di depan garis pantai. Berdasar

breakwater pelabuhan dan lain-lain. inventarisasi Puslitbang Pengairan (Syamsudin &

Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu

Gambar 1. Lokasi erosi pantai di Indonesia

Ketika gelombang datang menuju pantai dinamis baru, yaitu apabila sedimentasi yang terjadi di dengan membentuk sudut terhadap garis pantai, sebelah updrift (hulu) bangunan telah berhenti. gelombang akan menimbulkan arus sejajar pantai di

Kasus erosi semacam ini di Indonesia misalnya zona gelombang pecah. Gaya-gaya dan turbulensi terjadi akibat dibangunnya breakwater Pelabuhan yang ditimbulkan oleh gelombang pecah akan Pulau Baai, dibangunnya Bandara Sepinggan dengsn mengerosi sedimen dasar, dan mengaduknya menjadi jalan reklamasi yang menjorok ke laut, dibangunnya material tersuspensi. Sedimen ini selanjutnya oleh arus bandara Ngurah Rai di pantai Kuta dengan jalan sejajar pantai yang terjadi di zona gelombang pecah reklamasi yang menjorok ke laut (Gambar 2), dibawa menyusuri garis pantai. Akibat adanya dibangunnya LNG Arun dengan jalan reklamasi yang bangunan tegak lurus garis pantai, akan menjorok ke laut, dibangunnya dermaga jetty di mengakibatkan perubahan konfigurasi pantai Balongan dan lain sebagainya. sehingga pantai akan menuju keseimbangan dinamis

b. Erosi pantai karena terjadinya arus pusaran akibat baru. Sedimen yang diangkut oleh arus sejajar pantai

adanya bangunan seawall. tersebut akan terperangkap oleh bangunan dan akan

Gelombang yang mendekati pantai, oleh mengakibatkan terjadinya proses sedimentasi di daerah bangunan massive seawall sebagian dipantulkan oleh updrift (hulu) dan erosi di daerah downdrift (hilir). seawall ke arah laut. Gelombang hasil pantulan ini akan Terjadinya sedimentasi di daerah updrift ini disamping berasosiasi dengan gelombang datang sehingga karena sedimen terperangkap oleh bangunan tegak menimbulkan efek standing wave dan menimbulkan lurus pantai, juga disebabkan karena terjadinya arus pusaran (eddy current) di sebelah kiri dan kanan pembelokan dan mengecilnya magnitude arus yang dari seawall. Standing wave tersebut akan bersifat pada gilirannya menyebabkan kecepatan jatuh partikel merusak pantai yang terekspose karena mempunyai lebih dominan bekerja terhadap partikel sedimen daya hisap yang besar yang akan menghisap tanah dibanding transpor arus, sehingga akan terjadi proses sekitar bangunan seawall. Disamping itu karena tanah sedimentasi. Sebaliknya di daerah downdrift akan sebelah kiri dan kanan seawall merupakan tanah terjadi erosi. Erosi ini terjadi karena terperangkapnya terekspose dan tidak terlindungi oleh seawall maka sedimen di sebelah updrift (hulu) sehingga tanah tersebut akan tererosi sampai mencapai mempengaruhi keseimbangan transpor sedimen di keseimbangan dinamis baru. sebelah downdrift (hilir) juga disebabkan karena

Kasus erosi ini terjadi misalnya dibangunnya adanya arus olakan yang menuju ke arah laut akibat seawall di Banda Aceh, dibangunnya seawall di adanya bangunan tegak lurus pantai. Proses erosi ini Eretan Indramayu, Malalayang 2 Manado (Gambar akan berlangsung terus sampai terjadi keseimbangan

3) dan lain sebagainya.

Erosi Pantai (Coastal Erosion)