Contoh-contoh hasil nyata di tiap desa Proyek Pesisir di Sulawesi Utara

Tabel 4. Contoh-contoh hasil nyata di tiap desa Proyek Pesisir di Sulawesi Utara

berbasis-masyarakat yang dikembangkan oleh donor lainnya seperti JICA dan masyarakat Proyek Pesisir sebagai uji coba dan punya potensi

sekitar.

yang baik untuk dipakai sebagai model/contoh •• Sementara diagendakan oleh DPRD untuk program desentralisasi sesuai UU No 22 tahun

menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten 1999 mengenai otonomi daerah dan karena itu

Minahasa mengenai PSWPT-BM keinginan untuk secara adaptive mencoba

Sebelum Proyek Pesisir ini berakhir, maka pendekatan baru untuk mengembangkan strategi diharapkan berbagai capaian dan hasil yang dapat penyebarluasan model secara lebih luas lagi (scal- dilihat, ditinggalkan dan diteruskan oleh masyarakat ing-up model ).

adalah antara lain:

•• Meningkatnya pemahaman dan diskusi-diskusi •• Daerah Perlindungan Laut (Marine Sanctuary) mengenai proses dan sumberdaya yang

di tiap desa Proyek Pesisir dibentuk dan berjalan dibutuhkan dalam keberhasilan upaya

dengan baik.

penyebarluasan model dalam program pemerintah •• Rencana Pengelolaan dapat dilaksanakan, daerah.

dievaluasi dan dilembagakan oleh Pemda. •• Kesepakatan bahwa upaya penyebarluasan (scal- •• Pusat Informasi Sumberdaya Wilayah Pesisir di ing-up) dapat dimulai melalui program dan

Desa dibangun dan dimanfaatkan. lembaga yang ada di daerah dan melalui usulan •• Ekoturisme berbasis masyarakat di Talise dan dana APBN/APBD untuk memulai replikasi di

Bentenan berkembang.

tingkat Kabupaten (Minahasa) dan Propinsi •• Sanitasi lingkungan masyarakat meningkat. (Sulawesi Utara). Replikasi sementara dilakukan •• Banjir dan erosi berkurang. di Kecamatan Likupang sedangkan contoh •• Hutan bakau, terumbu karang dan lamun PSWP-BM sudah mulai diadopsi oleh lembaga

terpelihara dengan baik.

Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu

•• Hutan dan satwa langka dilindungi dan lestari melaksanakan rencanan pengelolaan harus •• Agroforestry dan kegiatan pertanian berkembang mendapatkan perhatian serius dan penekanan utama

dengan baik. selama proses persiapan, perencanaan, bahkan •• Sumber mata air terlindungi.

harus dilanjutkan sampai pada tahap pelaksanaan. •• Kegiatan penangkapan ikan secara destruktif Tanpa kapasitas yang cukup bagi pengelolaan maka

berkurang dan dilarang. kemungkinan keberhasilan secara berkelanjutan •• Adanya kesepakatan dalam menyelesaikan konflik akan sulit dijamin.

dalam menentukan areal pemanfaatan diantara Program pengelolaan sumberdaya wilayah pengguna sumberdaya laut di desa (terutama di pesisir-berbasis masyarakat harus dipandang sebagai Talise dan Bentenan -Tumbak)

pendekatan pengelolaan bersama (co-manage- •• Kelompok Pengelola aktif dan berperan dengan ment ) atau secara kolaboratif dimana masyarakat

baik. dan pemerintah setempat (di desa, kecamatan dan •• Masyarakat mampu memahami dan menangani ditingkat kabupaten) secara aktif bekerjasama

isu secara mandiri. selama proses perencanaan dan pelaksanaan. •• Kemampuan dalam melakukan evaluasi secara Partisipasi masyarakat akan sangat efektif apabila

partisipatif untuk pelaksanaan Rencana diintegrasikan sejak awal proses perencanaan Pengelolaan dan kegiatan-kegiatan lainnya.

bersamaan dengan keterlibatan aktif dari lembaga •• Aturan-aturan yang sudah dikembangkan permerintah. Karena belum ada pengalaman dan

ditetapkan dilaksanakan (penegakan aturan) tradisi yang cukup panjang menyangkut “bottom- •• Berkembangnya mata pencaharian tambahan yang up planning” dan partisipasi masyarakat yang nyata,

berkelanjutan. penekanan dan perhatian pada pengembangan kapasitas sangat penting bagi pengelolaan berbasis-

Kesimpulan

masyarakat.

Dari pengalaman Proyek Pesisir dalam Dukungan dari pejabat pemerintah ditingkat memfasilitasi PSDWP-BM maka sejumlah pelajaran kabupaten dan propinsi akan juga mempercepat dan kesimpulan dapat dirangkum. Dokumentasi kemungkinan keberhasilan program. Demikian juga pembelajaran dari kegiatan Proyek Pesisir ini sejak di tingkat desa, dukungan yang kuat dari pemimpin tahun 1999 sudah dilakukan oleh Learning Team setempat pada saat memulai proses perencanaan Institut Pertanian Bogor dan sudah dipresentasikan akan menjamin bahwa proses perencanaan tersebut dalam Learning Team Workshop di Bogor dan ditulis berhasil dan mempercepat waktu yang dibutuhkan dalam beberapa dokumen (Sondita et.al. 1999, dalam mengembangkan rencana pengelolaan. Bila 2000, 2001). Pelajaran dan kesimpulan yang dukungan yang kuat dari masyarakat sudah dibangun dipaparkan berikut ini sebagiannya mungkin sudah dan rencana pengelolaan sudah ditetapkan maka dipaparkan dalam dokumen-dokumen tersebut.

perubahan dalam kepemimpinan di desa akan Rasa memiliki masyarakat terhadap rencana memberikan dampak yang kecil atau tidak pengelolaan merupakan hal yang penting dan berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan. membutuhkan partisipasi nyata dari masyarakat

Ketrampilan dan komitmen pendamping dalam tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan. masyarakat merupakan syarat utama keberhasilan Masyarakat desa di wilayah pesisir apabila dilatih program, namun demikian masih diperlukan investasi dan diperkuat kemampuan dan kapasitas mereka bagi pengembangan kapasitas dari pendamping serta diberi kepercayaan secara partisipatif akan lapangan terutama dalam ketrampilan dan mampu bertanggungjawab secara baik dalam kemampuannya untuk pengembangan masyarakat, mengelola sumberdana dan sumberdaya secara baik, menumbuhkan partisipasi masyarakat dan mampu melakukan pemantauan/monitoring kondisi pengelolaan pesisir terpadu. sumberdaya pesisir secara tepat serta dapat dirubah

Pelaksanaan awal perlu dilakukan untuk dari pemanfaat murni sumberdaya menjadi pengelola membangun dukungan masyarakat bagi konsep sumberdaya mereka sendiri.

Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir - Berbasis Peningkatan pengembangan kapasitas Masyarakat, menciptakan kepercayaan masyarakat masyarakat dan kelompok yang bertugas untuk terhadap lembaga yang membantu masyarakat dalam

Program Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Terpadu dan Berbasis Masyarakat .............................

proses dan membantu meningkatkan kemampuan Berbasis Masyarakat memerlukan waktu minimal kapasitas masayarakat dalam perencanaan dan satu tahun. Untuk mendapatkan rencana berbasis pengelolaan sumberdaya pesisir berbasis- masyarakat yang efektif memerlukan proses masyarakat. Pelaksanaan awal juga berperan sebagai partisipatif yang tinggi dan dukungan dari mayoritas ujicoba pelaksanaan pengelolaan dan proses belajar masyarakat sehingga membutuhkan waktu yang masyarakat dalam pengelolaan pesisir berbasis lama. Apabila dibentuk kurang dari satu tahun maka masyarakat. Mengingat tujuan pelaksanaan awal di kemungkinan untuk kelanjutan dan keberhasilan sulit atas, maka jenis pelaksanaan awal tidak terlalu di capai atau dipertahankan. Pengalaman di berbagai penting tetapi harus didasarkan pada keinginan negara seperti Filipina, untuk membangun komitmen masyarakat dan proses dalam menentukan jenis dan kemampuan kapasitas masyarakat dalam pelaksanaan awal tersebut. Karena itu kegiatan pengelolaan berbasis-masyarakat memerlukan seperti MCK, pusat informasi, mata pencaharian waktu yang panjang. tambahan dll. cocok untuk ditetapkan/diterima

Perubahan lingkungan dan kondisi sumberdaya sebagai kegiatan pelaksanaan awal.

tidak akan nampak dalam waktu singkat dan Lembaga yang terlibat memerlukan kerjasama diperlukan beberapa tahun setelah rencana dan keterlibatan dengan masyarakat sampai tahap pengelolaan tersebut di sepakati dan pelaksanaan rencana pembangunan dan pengelolaan diimplementasikan sampai perubahan ini mulai sudah berjalan dengan baik. Lembaga yang terlibat kelihatan. Dampak terhadap masyarakat bahkan harus tinggal di lokasi sampai masyarakat sudah membutuhkan waktu yang lebih lama daripada benar-benar siap dan memiliki kapasitas yang cukup perubahan lingkungan. Pada beberapa kasus untuk secara mandiri mengelola sumberdaya intervensi khusus seperti daerah perlindungan dapat mereka. Lembaga atau badan pengelola lokal yang menunjukkan hasil yang lebih cepat seperti dalam dibentuk sudah harus terorganisasi dan berjalan peningkatan dan perubahan terhadap kelimpahan dengan baik sebelum lembaga yang terlibat ditarik/ ikan, keanekaragaman species dan tutupan karang keluar dari masyarakat. Penarikan lembaga dari desa - perubahannya dapat diperoleh minimal dalam harus dilakukan secara perlahan-lahan.

waktu satu tahun. Dalam hal produksi perikanan Metode partisipasi harus menggunakan metode disekitar daerah perlindungan laut, sebagaimana formal dan informal. Secara formal adalah melalui pengalaman di Filipina dan Pasifik Selatan, pertemuan masyarakat, diskusi dan presentasi lewat diperlukan waktu antara tiga sampai lima tahun lembaga formal yang ada di desa termasuk sekolah, setelah daerah perlindungan ditetapkan. organisasi keagamaan, arisan, dll. Secara informal

Untuk mencapai keberhasilan pendekatan melalui diskusi tatap muka antara individu, dari rumah berbasis-masyarakat hal yang penting adalah ke rumah, di tepi pantai dan jalan, dan keterlibatan perlunya menempatkan secara tetap tenaga penyuluh dalam kegiatan sosial dan produktif dalam lapangan yang berpengalaman dan terlatih yang akan masyarakat seperti dalam pesta kawin, ulang tahun, memotivasi, mengkoordinasi, menfasilitasi dan kematian, menangkap ikan, panen dll. Metode/ melatih masyarakat dalam kegiatan-kegiatan pendekatan informal memiliki nilai yang sama dan pengelolaan berbasis-masyarakat di desa. bahkan lebih penting daripada pendekatan formal Sumberdaya dan perhatian khusus dalam namun metode informal memerlukan waktu yang membangun kapasitas sumberdaya manusia untuk panjang tetapi kadangkala lebih efektif daripada program-program berbasis-masyarakat perlu metode formal.

dilakukan sejak dari awal yang di barengi dengan Setelah rencana pengelolaan disepakati, maka pelatihan jangka pendek yang mampu diterima oleh untuk menjamin keberlanjutannya dibutuhkan masyarakat desa dapat dilaksanakan jika ada tenaga jaringan kerjasama dan keterlibatan dengan luar dan penyuluh lapangan yang mencurahkan waktu dan lokal yang mendukung rencana pengelolaan tanpa tenaganya secara penuh di desa. memandang apakah lembaga tersebut dari LSM,

Dukungan dari pemerintah pusat dan daerah universitas maupun lembaga pemerintah.

dalam mendorong desentralisasi pengelolaan Proses pembuatan Rencana Pengelolaan dan sumberdaya wilayah pesisir untuk menjamin kualitas Pembangunan Sumberdaya Wilayah Pesisir - dan kelestarian sumberdaya wilayah pesisir dimana

Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu

banyak penduduk miskin menggantungkan hidupnya Crawford, B.R., P. Kussoy, A Siahainenia and R.B. Pollnac, sangat diperlukan. Program-program desentralisasi

1999. Socioeconomic Aspects of coastal resources use

dapat lebih efektif/murah biayanya, lebih adil/ in Talise, North Sulawesi. Proyek Pesisir Publication.

University of Rhode Island, Coastal Resources Cen-

seimbang dan lebih lestari/berkesinambungan

ter, Narragansett, Rhode Island, USA. pp. 67

dibanding program-program terpusat (centralized).

Crawford, B.R., J.J. Tulungen. 1998a. Metodological ap- proach of Proyek Pesisir in North Sulawesi. Working

Penghargaan

Paper. Coastal Resources Management Project - Indo-

Proyek Pesisir Sulawesi Utara mengucapkan

nesia. Coastal Resources Center, University of Rhode

terima kasih kepada panitia Pelatihan Pengelolaan

Island and the US Agency for International Develop-

Sumberdaya Pesisir Terpadu yang telah mengundang

ment. Jakarta.

Proyek Pesisir Sulawesi Utara untuk menyampaikan Crawford, B.R., J.J. Tulungen. 1998b. Marine Sanctuary as presentasi dan makalah dalam pelatihan ini. Terima

a Community Based Coastal Resources Management Model for North Sulawesi and Indonesia. Working

kasih kepada BAPPEDA Propinsi Sulawesi Utara

Paper. Coastal Resources Management Project - Indo-

dan Kabupaten Minahasa beserta lembaga terkait

nesia. Coastal Resources Center, University of Rhode

dalam Tim Pengarah Propinsi dan Tim Kerja

Island and the US Agency for International Develop-

Kabupaten Minahasa yang memberikan bantuan dan

ment. Jakarta.

kerjasama yang baik dalam kegiatan Proyek Pesisir Crawford, B.R., J.J. Tulungen. 1999a. Scaling-up Initial di Sulawesi Utara. Kami berterima kasih kepada

Models of Community-Based Marine Sanctuaries into

USAID sebagai penyandang dana kegiatan Proyek

a Community Based Coastal Management Program as

Pesisir di Sulawesi Utara. Opini dan pandangan

a Means of Promoting Marine Conservation in Indo- nesia. Working Paper. Coastal Resources Management

yang dikemukakan dalam paper ini adalah opini dan

Project - Indonesia. Coastal Resources Center, Uni-

pandangan penulis dan tidak merupakan pandangan

versity of Rhode Island and the US Agency for Inter-

dari CRC-URI, USAID, maupun mitra kerja dari

national Development. Jakarta.

Pemerintah Indonesia.

Crawford, B.R., J.J. Tulungen. 1999b. Concept for a Decen- tralized Provincial and/or Kabupaten Coastal Manage-

DAFTAR PUSTAKA

ment Program in North Sulawesi. Working Paper. Coastal Resources Management Project - Indonesia. Coastal Resources Center, University of Rhode Island

Ablaza-Baluyut, E. 1995. The Philippine fisheries sector and US Agency for International Development. Jakarta. program. pp. 156-177. In: Coastal and Marine Envi-

ronmental Management: Proceedings of a Workshop. Ferrer, E. M., L. Polotan-Dela Cruz and M. Agoncillo- Bangkok, Thailand, 27-29, March, 1995. Asian Devel-

Domingo (Eds.). 1996. Seeds of hope: A collection of opment Bank. pp. 331.

case studies on community based coastal resources management in the Philippines. College of Social Work

Buhat, D. 1994. Community-based coral reef and fisheries and Community Development, University of the Phil- management, San Salvador Island, Philippines. pp. ippines, Diliman, Quezon City, Philippines. pp. 223. 33-49. In: White, A. T., L.Z. Hale, Y Renard and L.

Cortesi. (Eds.) 1994. Collaborative and community- Kasmidi, M., A. Ratu, E. Armada, J. Mintahari, I. Maliasar, based management of coral reefs: lessons from experi-

D. Yanis, F. Lumolos, dan N. Mangampe. 1999. Profil ence. Kumarian Press, West Hartford, Connecticut,

Sumberdaya Wilayah Pesisir Desa Blongko, Kecamatan USA. pp. 124.

Tenga, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. In press. Proyek Pesisir. University of Rhode Island, Coastal

Calumpong H. 1993. The Role of Academe in Community Resources Center, Naragansettt, Rhode Island, USA. Based Coastal Resource Management: The Case of

APO Island. In: Proceedings of the Seminar Workshop Pollnac, R.B., C. Rotinsulu and A. Soemodinoto. 1997. Rapid on Community-Based Coastal Resources Manage-

Assesment of Coastal Management Issues on the ment: Our Sea Our Life. Lenore P. C. (eds.). Voluntary

Coast of Minahasa. Coastal Resources Management Services Overseas, New Manila, Quezon City,

Project - Indonesia. Coastal Resources Center, Uni- Philiphines.

versity of Rhode Island, and the US Agency for Inter- national Development, pp. 60.

Crawford, B.R., I. Dutton, C. Rotinsulu, L. Hale. 1998. Com- munity-Based Coastal Resources Management in In- Polotan-de la Cruz, L. 1993. Our Life Our Sea. Proceedings donesia: Examples and Initial Lessons from North

of the seminar workshop on community-based coastal Sulawesi. Paper presented at Internaional Tropical

resources management. February 7-12, 1993, Silliman Marine Ecosystem Management Symposium,

University, Dumaguete City, Philippines. Voluntary Townsville, Australia, November 23-26

Services Overseas, Quezon City, Philippines. pp. 95.

Program Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Terpadu dan Berbasis Masyarakat .............................

Pomeroy, R.S. 1994. Community management and com- Tulungen, J.J., B.R. Crawford, I. Dutton. 1999 Pengelolaan mon property of coastal fisheries in Asia and the Pa-

Sumberdaya Wilayah Pesisir Berbasis-masyarakat di cific: concepts, methods and experiences. ICLARM

Sulawesi Utara sebagai salah satu contoh Otonomi Conf. Proc. 45. International Center for Living Aquatic

Daerah dalam Pembangunan Pesisir. Paper Resources Management, Metro Manila Philippines.

dipresentasikan dalam Seminar Ilmiah hasil-hasil pp.185.

Penelitian Unggulan, Likupang, Sulawesi Utara, 15 Pomeroy, R.S. and M.B. Carlos. 1997. Community-based

Desember 1999

coastal resources management in the Philippines: a Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 review and evaluation of programs and projects, 1984-

tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. 1997. Kantor 1994. Marine Policy. Vol. 21. No. 5. pp. 445-464.

Menteri Negara Lingkungan Hidup/BAPEDAL. Jakarta.

McManus, J.W., C. vanZwol, L.R. Garces and D. Sadacharan. Editors. 1998. A framework for future train- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 ing in marine and coastal protected area management.

tentang Pemerintahan Daerah. 1999. Departemen Dalam Proceeding ICLARM Conference 57. 54p.

Negeri. Jakarta.

Sondita, M.F.A., N.P. Zamani, Burhanuddin, B. Priyanto White A.T. 1989. Two Community-based marine reserves: dan A. Tahir (editors). 1999, Pelajaran dari pengalaman

Lessons Learned for Coastal Management. P. 85-96. Proyek Pesisir 1997 - 1999. Prosiding Lokakarya Hasil

In: Coastal Area Management in Southeast Asia: Poli- Pendokumentasian Kegiatan Proyek Pesisir. PKSPL -

cies, Management Strategies and Case Studies. Pro- Institut Pertanian Bogor dan CRC - University of Rhode

ceeding ICLARM Conference 19. T.E Chua and D. Island

Pauly (eds.) 254 p. Ministry of Science and Technol- Sondita, M.F.A., N.P. Zamani, Burhanuddin, B. Priyanto

ogy and the Environment, Kuala Lumpur; Johor State dan A. Tahir (editors). 2000. Pelajaran dari pengalaman

Economic Planning Unit, Johore Baru, Malaysia; and Proyek Pesisir 1997 - 2000. Prosiding Lokakarya Hasil

International Center for Living Aquatic Resources Pendokumentasian Kegiatan Proyek Pesisir. PKSPL -

Mangement, Manila, Philippines. Institut Pertanian Bogor dan CRC - University of Rhode White A.T., L. Z. Hale, Y. Renard, L. Cortesi. 1994. Collabo-

Island rative and Community-Based Management of Coral Reefs: Lesson from Experience. Kumarian Press. West

Sondita, M.F.A., N.P. Zamani, Burhanuddin, B. Priyanto

Hartford, Con. USA.

dan A. Tahir (editors). Pelajaran dari pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 2001. Prosiding Lokakarya Hasil White A.T, A. Cruz-Trinidad. 1998. The values of Philip- Pendokumentasian Kegiatan Proyek Pesisir. PKSPL -

pine Coastal Resources: Why Protection and Man- Institut Pertanian Bogor dan CRC - University of Rhode

agement are Critical. Coastal Resources Management Island

Project, Cebu City, Philippines, 96p. Tangkilisan, N., V. Semuel, F. Masambe, E. Mungga, I. World Bank. 1999. Voices from the village: a comparative

Makaminang, M. Tahumul dan S. Tompoh. 1999. Profil study of coastal resource management in the Pacific Sumberdaya Wilayah Pesisir Desa Talise, Kecamatan

Islands. Pacific Islands Discussion Paper Series Num- Likupang, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. In

ber 9 (and No. 9A-Summary Report). World Bank, East press. Proyek Pesisir. University of Rhode Island,

Asia and Pacific Region, Papua New Guinea and Pa- Coastal Resources Center, Naragansettt, Rhode Island,

cific Islands Country Management Unit. Washington USA.

D.C. USA.

Tulungen, J.J., P. Kussoy, B.R. Crawford. 1998. Community Based Coastal Resources Management in Indonesia: North Sulawesi Early Stage Experiences. Paper pre- sented at Convention of Integrated Coastal Manage- ment Practitioners in the Philippines. Davao City. 10 -

12 Nopember.

Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu

Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu

Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu