Pendekatan ekosistem dalam alokasi BERBASIS MASYARAKAT DAN
2. Pendekatan ekosistem dalam alokasi BERBASIS MASYARAKAT DAN
ruang wilayah pulau dan gugus pulau BERKESINAMBUNGAN
Wilayah gugus pulau dan pulau-pulau kecil sangat rentan secara ekologis. Selain itu, wilayah Untuk mengakomodir keragaman ini memiliki keterkaitan ekologis, sosial ekonomi dan permasalahan pulau-pulau kecil maka pemerintah sosial budaya dengan ekosistem di sekitarnya. telah membuat pedoman umum pengelolaan pulau- Dengan alokasi ruang yang didasarkan pada daya pulau kecil yang pada dasarnya sesuai amanat dukung ekologis, jaringan sosial-budaya antara undang-undang otonomi daerah.
masyarakat dan integrasi kegiatan sosial-ekonomi Persoalan pulau-pulau kecil adalah bagian dari yang sudah berlangsung selama ini, akan persoalan bangsa dan negara yang sangat penting. memberikan pilihan investasi yang tepat. Kebijakan alokasi ruang dan pengelolaan pulau-
Tata ruang dengan pendekatan ekosistem harus pulau kecil harus dirumuskan secara hati-hati, karena menjadi instrumen kebijakan utama untuk menjaga aspek pembangunan ekonomi, isu ini juga keamanan dan keselamatan sosial-budaya dan menyangkut:
ekologis dalam pengelolaan pulau-pulau kecil.
1) harga diri dan moralitas Indonesia sebagai suatu Alokasi seperti ini memberikan kesempatan bagi negara kepulauan
penataan ulang posisi dan peran startegis masyarakat
2) kedaulatan dan keutuhan wilayah RI sebagai loka, pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam negara kepulauan
pengelolaan pulau-pulau kecil sejalan dengan paket
3) penegakan hak-hak masyarakat adat sebagi unsur UU Otonomi Daerah (UU No. 22/1999 dan UU penting dalam struktur negara bangsa
No. 25/1999). Hal ini akan berimplikasi pada
4) kelestarian sumberdaya alam antar generasi kejelasan hak dan kewajiban serta wewenang pihak- Pendekatan arah kebijakan pengelolaan pulau- pihak di atas. pulau kecil secara berkelanjutan dan berbasis masyarakat sebagaimana tertuang dalam Pedoman
3. Pendekatan pengelolaan yang sesuai
Umum dikembangkan dan dirumuskan dengan
dengan latar setempat
melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan Jenis kegiatan investasi, baik yang dilakukan dengan mengkombinasikan 3 pendekatan yaitu hak, oleh masyarakat lokal maupun investor dalam negeri ekosistem dalam alokasi ruang wilayah pulau dan dan asing, dikawasan gugus pulau-pulau kecil harus gugus pulau, serta pengelolaan yang sesuai dengan mengacu pada alokasi ruang yang telah ditetapkan. latar setempat.
Pengelolaan pulau-pulau kecil ini pun tidak akan sama untuk seluruh Indonesia, tetapi disesuaikan dengan
1. Pendekatan hak
latar geografisnya dan karakteristik ekosistem, serta Ada 3 tujuan yang ingin dicapai yakni:
sosial budaya masyarakat setempat. Pada tahap
1. adanya pengakuan dan perlindungan hukum atas perencanaan induk wilayah, akan dilakukan penilaian hak-hak masyarakat adat atas tanah dan wilayah sumberdaya alam (resources valuation), yang akan perairan pulau-pulau kecil;
menjadi landasan pengembangan pola pengelolaan
2. terjalinnya kerjasama usaha yang setara antara sereta sistem keselamatan ekologis, sosial dan masyarakat dengan pengusaha/investor dalam budaya. pemanfaatan ekosistem pulau-pulau kecil dalam
Mengingat rentannya ekosistem pulau-pulau kejelasan hak dan kewajiban masing-masing kecil dan gugus pulau kecil, pemerintah melakukan pihak dalam kontrak kerjasama yang pelaksanaan pembatasan kegiatan yang sudah terbukti
Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu
menimbulkan dampak negatif yang luas, baik secara
2. Pemerintah berwenang untuk memberikan Hak ekologis maupun sosial. Pemerintah hanya
Pengelolaan Lahan (HPL) kepada pihak yang mengijinkan pengelolaan pulau-pulau kecil untuk
akan melakukan pengelolaan pulau-pulau kecil konservasi, budidaya laut (mariculture), ekowisata
dan Pemerintah Kabupaten/Kota berwenang serta usaha penangkapan ikan dan industri perikanan
memberikan Hak Guna Bagunan (HGB), Hak yang lestari. Dalam usaha pemanfaatan pulau-pulau
Pakai (HP) diatas HPL sepanjang tidak kecil ini oleh pengusaha dari luar pulau, pemerintah
melanggar hak individu dan/atau hak hukum adat menjadi fasilitator pelibatan masyarakat dalam
atas tanah.
berbagai bentuk, seperti akses berusaha bagi
3. Pemberian Hak Pengelolaan Lahan (HPL) penduduk lokal, kemitraan usaha dan penyertaan
dituangkan antara lain dalam bentuk perjanjian modal.
sewa menyewa, perjanjian pengelolaan dan Pemerintah akan mengembangkan instrumen
bentuk lainnya.
kebijakan untuk mendukung sistem keselamatan
4. Pengaturan hak atas wilayah perairan di sekitar ekologis, berupa, (1) pemberlakuan dana jaminan
pulau-pulau kecil diatur lebih lanjut oleh yang diserahkan oleh calon pengelola pulau-pulau
Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ kecil, seperti berupa bonds, colateral fee, dan envi-
Kota sesuai dengan peraturan perundang- ronmental insurance; (2) pebegakan prosedur analisis
undangan yang berlaku.
mengenai dampak lingkungan dan sosial dari kegiatan investasi yang direncanakan secara terpadu.
B. Pedoman Kebijakan tentang Pemanfaatan Ruang Pulau-pulau Kecil PEDOMAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN
Kebijakan tentang pemanfaatan ruang pulau-
PULAU-PULAU KECIL
pulau kecil harus mempertimbangkan hal-hal sebagi berikut:
A. Pedoman Kebijakan tentang Hak-hak Para
1. Latar geografis
Pihak Atas Tanah dan Wilayah Perairan
Dalam pemanfaatan ruang pulau-pulau kecil perlu
Pulau-Pulau Kecil
diperhatikan latar geografis pulau dan gugus pulau
1. Negara mengakui dan melindungi hak ulayat/ hak yang mempunyai kedudukan strategis dalam adat/hak asal usul atas penguasaan tanah dan
pengembangan ekonomi wilayah dan konstelasi wilayah perairan pulau-pulau kecil oleh
geopolitik. Oleh karena itu, penataan ruang pulau- masyarakat hukum adat di samping hak-hak
pulau kecil perlu mempertimbangkan faktor lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
keterkaitan antar pulau dan gugus pulau. undangan yang berlaku.
2. Kerentanan wilayah terhadap bidang politik,
a. Untuk pulau-pulau kecil dan wilayah perairannya ekonomi, sosial, budaya dan ekologi yang dikuasai/dimiliki/ diusahakan oleh
3. Keamanan nasional
masyarakat hukum adat, maka kegiatan
4. Ketersediaan sarana dan prasarana pengelolaannya sepenuhnya berada di tangan
5. Kawasan konservasi dan endemisme flora dan masyarakat hukum adat itu sendiri, sesuai dengan
fauna termasuk di dalamnya yang terancan punah peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Karakter politik, ekonomi, sosial, budaya dan
b. Setiap kerjasama pengelolaan pulau-pulau kecil kelembagaan masyarakat lokal antara masyarakat hukum adat dengan pihak
7. Bentang alam (landscape) ketiga harus didasarkan pada kesepakatan yang
Bentang alam pulau merupakan perwujudan saling menguntungkan dengan memperhatikan
keseimbangan alam yang terjadi dan memeiliki daya dukung lingkungan dan kelestarian
nilai-nilai keunikan alam. Oleh karena itu, sumberday
perubahan yang terjadi terhadap bentang alam
c. Setiap kerjasama pengelolaan pulau kecil antara pulau harus berada dalam batas toleransi dan masyarakat hukum adat dengan pihak ketiga dari
kapasitas asimilatif lingkungan pulau kecil. luar negeri harus mendapatkan izin dari
8. Tata guna lahan dan permintakatan (zonasi) laut Pemerintah kabupaten/Kota dengan
Pengaturan tata guna lahan dan laut harus memperhatikan kepentingan nasional.
mempertimbangkan konflik pemanfaatan dan
Pengelolaan Pulau-pulau Kecil
faktor-faktor lain seperti keunikan, kepekaan dan wajib melibatkan lembaga/instansi terkait setempat transformasi sumberdaya alamnya. Keterpaduan
dan/atau pakar di bidangnya. Data, informasi, hasil penggunaan lahan dan laut menjadi salah satu
dari penelitian tersebut dan Hak Kekayaan prinsip utama yang harus dipertimbangkan.
Intelektual (HAKI) menjadi milik pihak-pihak yang
9. Keterkaitan kegiatan ekkonomi, sosial dan budaya
terlibat.
antar pulau. Keterkaitan fungsional antarpulau
6. Pulau-pulau yang telah ditetapkan sebagai kawasan dapat memberikan sinergi terhadap pertumbuhan
konservasi menurut Undang-Undang Nomor 5 dan perkembangan kegiatan sosial ekonomi dari
Tahun 1990, kawasan otorita, kawasan tertentu wilayah gugus pulaunya.
khususnya tempat latihan militer dan pangkalan
10. Skala ekonomi dalam pengembangan kegiatan militer, tidak termasuk di dalam pedoman umum Tingkat pengelolaan suatu pulau kecil harus
pengelolaan pulau-pulau kecil. sebanding dengan skala ekonominya agar dapat
7. Gosong, atol dan pulau kecil yang menjadi titik diperoleh tingkat efisiensi yang optimal.
pangkal (base point) pengukuran wilayah perairan
11. Pelibatan para pihak yang berkepentingan (stake Indonesia hanya dapat dikembangkan sebagai holders ) yang terdiri dari pemerintah,
kawasan konservasi. Penggunaan terbatas pulau masyarakat dan dunia usaha dalam proses
kecil tersebut hanya diperkenankan apabila telah perencanaan pemanfaatan ruang.
dimanfaatkan masyarakat sebagai pemukiman.
8. Pengelolaan pulau-pulau kecil dengan luas kurang
C. Pedoman Kebijakan tentang Pengelolaan
atau sama dengan 2.000 km 2 hanya dapat digunakan
Pulau-pulau Kecil dan Wilayah Perairan
untuk kepentingan sebagai berikut:
Sekitarnya
- konservasi
1. Dalam melakukan pengelolaan pulau-pulau kecil dan - budidaya laut (mariculture) wilayah perairan disekitarnya harus - kepariwisataan mempertimbangkan:
- usaha penangkapan dan industri perikanan secara
a) Keseimbangan /stabilitas lingkungan;
lestari
b) Keterpaduan kegiatan antara wilayah darat dan laut - pertanian organik dan peternakan skala rumah tangga sebagai satu kesatuan ekosistem;
- industri teknologi tinggi non ekstraktif
c) Efisiensi pemanfaatan sumberdaya;
- pendidikan dan penelitian
d) Protokol keamanan yang didasarkan pada penilaian - industri manufaktur dan pengolahan harga sumberdaya sesuai dengan prinsip ekonomi
9. Pengecualian dari butir tersebut diatas hanya untuk lingkungan;
kegiatan yang telah dilakukan masyarakat penghuni
e) Peraturan-peraturan dan konvensi internasional pulau-pulau kecil sebelum Pedoman Umum ini terutama yang menyangkut tata batas perairan
dikeluarkan, sepanjang tidak mengakibatkan internasional.
degradasi lingkungan dan tidak bertentangan dengan
2. Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kota harus menjamin bahwa pantai dan perairan
10. Kegiatan pemanfaatan sumberdaya pulau-pulau pulau-pulau kecil adalah merupakan akses yang
kecil yang menimbulkan dampak penting lingkungan terbuka bagi masyarakat.
tidak diizinkan.
11. Kegiatan penglolaan pulau kecil untuk usaha industri dilakukan secara menyeluruh berdasarkan satu
3. Pengelolaan ekosistem pulau-pulau kecil perlu
manufaktur dan industri pengolahan hanya dapat kesatuan gugusan pulau-pulau dan/atau keterkaitan
dilakukan di pulau kecil dengan luas lebih besar dari pulau tersebut dengan ekosistem pulau besar.
2.000 km 2 ; dengan persyaratan pengelolaan
4. Kegiatan pengelolaan pulau-pulau kecil yang berbasis lingkungan yang sangat ketat, menggunakan masyarakat harus memperhatikan adat, norma dan/
teknologi ramah lingkungan serta tidak bertentangan atau sosial budaya serta kepentingan masyarakat
dengan peraturan perundang-undangan yang setempat.
berlaku.
12. Kegiatan pengelolaan pulau-pulau kecil yang dengan tujuan observasi, penelitian dan kompilasi
5. Pengelolaan pulau-pulau kecil oleh pihak ketiga
diarahkan untuk kegiatan kepariwisataan harus data/spesimen untuk keperluan pengembangan iptek,
memperhatikan kelestarian lingkungan
Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu
sebagaimana tersebut dalam pasal 6 dan pasal mengkonsultasikannya ke Pemerintah.
7. Pihak ketiga yang akan melakukan pengelolaan wajib Kepariwisataan.
21 Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang
menyusun rencana investasi dan rencana aksi yang
13. Pengelolaan pulau-pulau kecil yang dilakukan sejalan dengan rencana strategis pembangunan oleh pihak ketiga harus memberdayakan
daerah (Propeda) secara transparan yang akan dinilai masyarakat lokal, baik dalam bentuk penyertaan
oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota. saham maupun kemitraan lainnya secara aktif dan
8. Pihak ketiga dari luar negeri yang akan melakukan memberikan keleluasaan aksesibilitas terhadap
pengelolaan perlu menyusun rencana investasi dan pulau-pulau kecil tersebut.
rencana aksi yang sejalan dengan pembangunan
14. Setiap kerjasama dengan pihak luar negeri dalam daerah (Propeda) secara transparan yang akan pengelolaan pulau-pulau kecil harus berdasarkan
dinilai oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ kepentingan nasional.
Kota.
9. Pihak ketiga bersama Pemerintah Provinsi dan disesuaikan dengan tujuan pengelolaan yang
15. Jangka waktu pengelolaan pulau-pulau kecil
Kabupaten/Kota diwajibkan mensosialisasikan pelaksanaannya diatur kemudian.
rencana pengelolaan pulau-pulau kecil yang telah disusun kepada masyarakat setempat
MEKANISME PENGELOLAAN
10. Sebagai tindak lanjut pelaksanaan pengelolaan
PULAU-PULAU KECIL
pulau-pulau kecil, pihak ketiga harus melakukan Mekanisme pelaksanaan pengelolaan pulau-
Studi AMDAL, termasuk Rencana Pemantauan pulau kecil diatur sebagai berikut:
Lingkungan (RPL) dan Rencana Pengelolaan 1.Pengelolaan pulau-pulau kecil sepenuhnya
Lingkungan (RKL) untuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/
diperkirakan akan menimbulkan dampak penting Kota bekerjasama dengan masyarakat dan dunia
terhadap lingkungan.
usaha sesuai dengan peraturan perundang-
11. Dalam pelaksanaan pengelolaan pulau-pulau undangan yang berlaku.
kecil, pihak ketiga disarankan dapat memanfaat-
2. Pemerintah Daerah kabupaten/kota dapat kan potensi energi yang tersedia sebagi sumber melakukan inventarisasi dan penamaan untuk
energi baru yaitu angin, pasut, gelombang, Ocean pulau-pulau kecil yang belum mempunyai nama
Thermal Energy Conversion (OTEC) dan dengan tetap memperhatikan penamaan pulau
tenaga surya.
yang telah digunakan masyarakat dan sesuai
12. Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ dengan peraturan perundang-undangan yang
Kota menetapkan pulau-pulau kecil yang akan berlaku.
digunakan sebagai tempat usaha industri startegies
3. Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ sesuai peraturan perundang-undangan. Kota menyusun startegis dan rencana pemintakan
13. Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota bila (zonasi) untuk pengelolaan pulau-pulau kecil di
diperlukan, dapat menunjuk lembaga/ dinas teknis wilayahnya.
yang membidangi kelautan dan perikanan sebagi
4. Dalam perencanaan pengelolaan pulau-pulau instansi di daerah yang bertanggung jawab dalam tersebut, para pihak yang berkepentingan harus
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan menyusun rencana pengelolaan pulau-pulau kecil
evaluasi kegiatan pengelolaan pulau-pulau kecil dan membuat mintakat (zona) sesuai dengan tujuan
dengan luas atau sama dengan 2000 km 2 . pemanfaatannya.
14. Masyarakat berperan serta dalam pengawasan
5. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat pengelolaan pulau-pulau kecil sejak dari tahap memberikan izin pengelolaan pulau-pulau kecil dan
perencanaan sampai pelaksanaan. wilayah perairannya kepada pihak ketiga sesuai
15. Dalam rangka pengendalian pengelolaan pulau- dengan hukum adat dan peraturan perundang-
pulau kecil baik yang sedang dan akan berjalan, undangan yang berlaku.
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota wajib
6. Khusus untuk pengelolaan pulau kecil oleh pihak memberikan laporan secara berkala kepada ketiga dari luar negeri; sebelum izin dikeluarkan,
Departemen Kelautan dan Perikanan. Pemerintah Daerah/Kota terlebih dahulu
16. Apabila pengelolaan pulau tersebut akan
Pengelolaan Pulau-pulau Kecil
dikerjasamakan dengan pihak ketiga harus ada Kabupaten/Kota setempat berhak untuk jaminan pengelolaan dan asuransi lingkungan (en-
mencairkan Jaminan Pengelolaan tanpa vironmental insurance ) kepada pemerintah.
persetujuan Pihak Ketiga.
3. Masyarakat berhak mengajukan tuntutan hukum dilakukan oleh Pihak Ketiga yang aktivitas
17. Dalam hal pengelolaan pulau-pulau kecil yang
terhadap pihak pengelola apabila dalam fisiknya mengorbankan/ menghilangkan fungsi dan
melaksanakan kegiatannya menyimpang dari nilai-nilai ekosistem bioma penyangga setempat,
rencana yang tealah ditetapkan dan telah maka Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
menimbulkan kerugian bagi masyarakat setempat. mempunyai hak untuk mencairkan jaminan
4. Departemen Kelautan dan Perikanan bersama pengelolaan pulau-pulau kecil secara langsung
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ Kota tanpa persetujuan dari pihak ketiga.
berkewajiban melakukan evaluasi ulang terhadap pelaksanaan pengelolaan pulau-pulau kecil oleh
PENEGAKAN DAN PENATAAN HUKUM
pihak ketiga yang sudah berjalan sebelum
1. Dalam pelaksanaan pengelolaan pulau-pulau pedoman ini dikeluarkan. Selanjutnya menyam- kecil; Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
paikan hasil evaluasi tersebut ke instansi yang berwenang melakukan pemantauan dan evaluasi
berwenang untuk dapat ditindak lanjuti bila dalam secara berkala terhadap pelaksanaan pengelolaan
pelaksanaan pengelolaannya terjadi penyim- sesuai dengan aturan dan kebijakan yang berlaku.
pangan dari peraturan dan perundang-undangan
2. Apabila Pihak Ketiga terbukti melakukan
yang berlaku.
penyimpangan terhadap aturan dan kebijakan
5. Semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan yang berlaku serta Perjanjian Pengelolaan yang
pulau-pulau kecil wajib mentaati peraturan telah disepakati, akan dikenakan sanksi berupa
perundang-undangan yang berlaku, baik yang peringatan dan/atau pembatalan izin pengelolaan.
tertulis maupun yang berasal dari hukum adat. Selanjutnya Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan
Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu