Pengembangan kotak jaringan bawah tanah (box culvert) terintegrasi dengan jaringan utilitas laiinnya di kawasan strategis kota.
e. Pengembangan kotak jaringan bawah tanah (box culvert) terintegrasi dengan jaringan utilitas laiinnya di kawasan strategis kota.
(6) Sistem pengamanan pantai, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 2, dilaksanakan berdasarkan karakter dan fungsi pantai, terdiri atas:
a. pengembangan teknik pengamanan pantai:
1. pengurangan laju angkutan sedimen sejajar pantai (pengembangan groin atau krib);
2. pengurangan energi gelombang yang mengenai pantai melalui pembuatan bangunan pemecah gelombang sejajar pantai ( offshore breakwaters);
3. perkuatan tebing pantai pembangunan tembok laut ( seawall) atau revetment; dan
4. pemenambahan suplai sedimen ke pantai ( sand nourishment) di pantai Sanur, Padanggalak, Mertasari dan Serangan; dan
b. pemeliharaan struktur fisik pengamanan pantai yang telah dibangun di sepanjang Pantai Padanggalak, Pantai Sanur, Mertasari dan Pantai Serangan.
(7) Peta sistem jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum
dalam Lampiran X, dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Paragraf 3
I nfrastruktur Perkotaan
Sistem Jaringan Air Minum Kota
Pasal 29
(1) Sistem jaringan air minum kota, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) huruf c, angka 1, terdiri atas:
a. pengembangan kapasitas terpasang pada sistem penyediaan air minum kota; dan
b. pemerataan jaringan distribusi ke pelanggan.
(2) Pengembangan kapasitas terpasang pada sistem penyediaan air minum kota, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan melalui:
a. Peningkatan pelayanan I nstalasi Pengolahan Air (I PA) yang telah ada terdiri atas I PA Ayung 1, 2 dan 3 dan I PA Waribang 1, dan 2 yang dikelola Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Denpasar;
b. penyediaan air baku Estuary Dam Tahap I seluas 35 Ha, dan pengembangan waduk muara (Estuary Dam) Tahap I I seluas 105 Ha Pemogan; dan
c. pengembangan kerjasama sistem penyediaan air minum (SPAM) Sarbagitaku, melalui integrasi I PA yang telah ada dengan pengembangan I PA baru terdiri atas I PA Ayung di Blusung dan Kesiman, I PA Penet di Tabanan dan I PA Petanu di Gianyar.
a. pemeliharaan peningkatan pelayanan jaringan distribusi yang telah ada;
b. kerjasama dengan PDAM Gianyar, PDAM Badung dan pihak ketiga untuk melayani kawasan-kawasan yang tidak terjangkau jaringan distribusi PDAM Kota Denpasar; dan
c. pengembangan jaringan distribusi baru pada seluruh wilayah kota; dan
d. penyebaran hidrant-hidrant umum pada seluruh wilayah kota.
(4) Peta rencana pengembangan sistem jaringan air minum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran XI , dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Sistem Pengelolaan Air Limbah Kota
Pasal 30
(1) Sistem pengelolaan air limbah kota, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) huruf c angka 2, terdiri atas:
a. sistem pengelolaan air limbah perpipaan terpusat skala kota melalui jaringan pengumpul dan diolah serta dibuang secara terpusat;
b. sistem pembuangan air limbah setempat secara individual maupun berkelompok skala kecil; dan
c. penanganan air limbah industri ditangani secara kolektif pada lingkup kawasan peruntukan industri.
(2) Pengembangan sistem pembuangan air limbah perpipaan terpusat ( off site), sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, melalui pendayagunaan dan pemeliharaan I nstalasi Pengolahan Air Limbah (I PAL) Suwung Denpasar Selatan melayani sebagian Kawasan Pusat Kota Denpasar, sebagian kawasan Denpasar Selatan dan Kawasan Sanur, serta sebagian Kawasan Kuta (wilayah Kabupaten Badung) pada tahap I dan perluasan pada kawasan lainnya pada Tahap I I , dan Tahap I I I .
(3) Pada kawasan-kawasan yang tidak terlayani jaringan air limbah perpipaan terpusat skala kota, dikembangkan jaringan air limbah komunal setempat ( on-site) dalam bentuk program sanitasi masyarakat (sanimas) dan bentuk lainnya yang dapat dikelola masyarakat atau kerjasama dengan pihak lain.
(4) Peta rencana pengembangan sistem jaringan air limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), digambarkan dalam Peta Rencana Sistem Jaringan Air Limbah dengan tingkat ketelitian
1 : 25.000, sebagaimana tercantum dalam Lampiran XI I , dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Sistem Persampahan Kota
Pasal 31
(1) Sistem persampahan kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) huruf c, angka 3, terdiri atas:
a. jenis sampah yang dikelola;
b. penyelenggaraan sistem pengelolaan sampah; dan
c. penanganan sampah. (2) Jenis sampah yang dikelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1), huruf a terdiri atas:
a. sampah rumah tangga, tidak termasuk tinja;
b. sampah sejenis sampah rumah tangga; dan
c. sampah spesifik.
a. pengurangan sampah untuk sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga meliputi pembatasan timbulan sampah (reduce), pendauran ulang sampah (recycle); pemanfaatan kembali sampah (reuse); perubahan pola pikir (reimagine); dan perubahan disain pengelolaan (redesign);
b. penanganan sampah untuk sampah rumah tangga dan sejenis dikelola melalui pemilahan, pegumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir; dan
c. pengelolaan sampah spesifik termasuk sampah limbah B3, diatur dengan Peraturan Walikota.
(4) Penanganan sampah, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), huruf c dilaksanakan melalui:
a. sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah makan/ restoran dan sampah hotel dikumpulkan oleh penghuninya atau petugas sampah, setelah melalui tahapan pengurangan sampah, kemudian diangkut ke transfer depo atau ke TPS;
b. sampah jalanan dan sampah lainnya dikumpulkan pada tepi jalan kemudian diangkut dengan sarana pengangkut sampah ke transfer depo;
c. sebelum ke TPA sampah dari transper depo dan TPS dapat dibawa ke tempat pengomposan dengan pemilahan sampah terlebih dahulu;
d. sampah di transfer depo dan TPS diangkut dengan truck sampah ke tempat pemrosesan akhir (TPA) di I PST Suwung; dan
e. pengelolaan sampah dikelola oleh dinas terkait, desa pakraman, masyarakat atau swasta.
(5) Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, terdiri atas di TPA Suwung seluas 10 Ha di Kecamatan Denpasar Selatan.
(6) Tempat Penampungan Sampah sementara (TPS) tersebar di seluruh wilayah kota. (7) Peta rencana pengelolaan persampahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), digambarkan
dalam Peta Rencana Pengelolaan Persampahan dengan tingkat ketelitian 1 : 25.000, sebagaimana tercantum dalam Lampiran XI I I , dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Sistem Drainase Kota
Pasal 32
(1) Sistem drainase kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) huruf c, angka 4, terdiri atas:
a. sistem jaringan drainase primer;
b. sistem jaringan drainase sekunder; dan
c. sistem jaringan drainase tersier.
(2) Sistem jaringan drainase primer, sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. sistem pengendalian banjir kota dan wilayah yang lebih luas, dilaksanakan sesuai dengan master plan sistem pengendalian banjir berdasarkan kerjasama antar daerah; dan
b. saluran pembuangan utama terdiri atas:
1. sistem saluran pembuangan Tukad Badung;
2. sistem saluran pembuangan Tukad Ayung;
3. sistem saluran pembuangan Tukad Mati;
4. sistem saluran pembuangan Niti Mandala – Suwung; dan
5. sistem saluran pembuangan Pemogan.
(3) Sistem jaringan drainase sekunder, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa saluran pembuangan air hujan terintegrasi dari lingkungan perumahan sampai saluran drainase makro (saluran primer) dilengkapi bangunan pengontrol genangan, pembuatan
(4) Sistem jaringan drainase tersier, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas saluran sekunder dan tersier meliputi parit, saluran-saluran di tepi jalan utama dan saluran- saluran kecil pada kawasan perumahan. (5) Pengembangan dan peningkatan sistem jaringan drainase, dilakukan dengan cara:
a. Normalisasi aliran sungai-sungai utama dengan membuat sodetan/ saluran diversi dilengkapi bangunan pelimpah samping dan pintu-pintu di bagian hilir, serta penyaringan/ penangkapan sampah;