Tidak boleh ada bangunan, kecuali bangunan terkait kegiatan pertanian dan pengolahannya diterapkan pada kawasan RTH fungsi pertanian intensif murni.
5. Tidak boleh ada bangunan, kecuali bangunan terkait kegiatan pertanian dan pengolahannya diterapkan pada kawasan RTH fungsi pertanian intensif murni.
(6) Ketinggian bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), secara umum harus mengikuti persyaratan:
a. struktur dan ketinggian maksimum bangunan dan bangunan-bangunan pada radius daerah penerbangan harus mengikuti ketentuan dan peraturan yang berlaku;
b. ketinggian bangunan yang memanfaatkan ruang udara diatas permukaan bumi dibatasi maksimum 15 meter, dihitung dari rata-rata permukaan tanah asal di lokasi bangunan tersebut, kecuali bangunan khusus, setelah mendapat persetujuan Walikota dan DPRD;
c. pada kawasan pusat kota, kawasan perdagangan dan jasa pada jalur jalan arteri primer, kolektor primer dan jalan arteri sekunder ketinggian bangunan maksimum 5 (lima) lantai diatas permukaan tanah dan pemanfaatan lebih dari 2 (dua) lantai basement harus didukung dengan kajian teknis, atau KLB maksimum 5 X KDB; dan
d. pada kawasan lainnya di luar sebagaimana dimaksud pada ayat huruf c dan d diatas, ketinggian bangunan maksimum 3 lantai atau KLB maksimum 3 x KDB.
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Peruntukan Perumahan dan Permukiman
Pasal 89
(1) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan perumahan dan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 huruf b, dibagi menjadi beberapa hirarkhi zona terdiri atas zona perumahan campuran, zona perumahan skala besar, zona perumahan skala menengah, zona perumahan skala kecil, zona perumahan kampung, zona perumahan khusus yang berbeda- beda pengaturan pemanfaatan ruangnya, selanjutnya diatur dalam RDTR dan peraturan tentang zonasi.
(2) I ntensifikasi dan ekstensifikasi perumahan dan permukiman
a. intensifikasi ruang permukiman baru mengikuti ketentuan peraturan zonasi unit lingkungan bersangkutan;
b. ekstensifikasi ruang permukiman baru dalam skala kecil, dihindari bentuk pengembangan memanjang diatas 100 (seratus) meter, menyediakan aksesibilitas, terintegrasi dengan jaringan infrastruktur serta penyediaan fasilitas publik yang proporsional; dan
c. ekstensifikasi permukiman baru pada kawasan yang melebihi luas 2 (dua) hektar, dikembangkan dengan konsep rencana tapak terintegrasi dengan RDTR Kecamatan, peraturan zonasi kawasan, sistem jaringan prasarana kota dan memenuhi proporsi luas RTH.
(3) Fungsi Bangunan yang diperbolehkan dalam zona perumahan, terdiri atas:
a. bangunan perniagaan yang boleh dibangun: warung, toko kecil, kantor kecil, industri rumah tangga dan sebagainya yang tidak mencemari lingkungan baik berupa pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran suara maupun pencemaran estetika/ pandangan/ visual, dan tidak menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan keamanan lingkungan;
b. kelompok bangunan perniagaan tidak melebihi 4 unit bangunan dan tidak dilengkapi dengan gudang; dan
c. bangunan umum meliputi bangunan pelayanan umum dan pemerintahan (setingkat desa/ kelurahan kebawah), pendidikan (setingkat SD kebawah), kesehatan (setingkat apotek, praktek dokter), peribadatan, taman lingkungan, dan pertamanan.
(5) Pengharusan penyediaan kelengkapan, keselamatan bangunan dan lingkungan. (6) Pemerintah kota menetapkan bangunan-bangunan perumahan yang memiliki nilai warisan
budaya dan pengaturannya akan diatur dalam peraturan walikota. (7) Ketentuan tata lingkungan untuk zona perumahan massal oleh pengembang atau
pengkaplingan oleh masyarakat harus memenuhi syarat:
a. memiliki jalan akses (penghubung), kawasan perumahan yang dikembangkan dengan sistem jaringan jalan kota;
b. memiliki prasarana lingkungan terintegrasi dengan penataan jaringan utilitas bawah tanah;
c. memiliki sistem pengelolaan dan pembuangan limbah rumah tangga komunal, atau terintegrasi dengan jaringan air limbah kota;
d. memiliki fasilitas penunjang lingkungan yang memadai sesuai standar yang berlaku, baik fasilitas umum/ sosial, maupun perniagaan;
e. type perumahan yang dikembangkan mengikuti ketentuan yang telah ada serta disesuaikan dengan kebijaksanaan pembangunan perumahan;
f. memenuhi ketentuan penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial serta ruang RTH publik minimal 20% dan RTH Privat dalam bentuk taman dan telajakan minimal 10% dari luas kawasan;
g. mewujudkan pertamanan/ penghijauan pada lokasi jalur hijau sesuai dengan rencana tapak yang telah disahkan Pejabat Pemberi I zin; dan
h. memiliki fasilitas pengumpulan dan pemilahan sampah.
(8) Ketentuan amplop bangunan ditentukan sebagai berikut: