RTH dikembangkan seluas kurang lebih 4.700 (empat ribu tujuh ratus) hektar atau 36 % (tiga puluh enam perseratus) dari luas wilayah kota, terdiri atas:

( 3) RTH dikembangkan seluas kurang lebih 4.700 (empat ribu tujuh ratus) hektar atau 36 % (tiga puluh enam perseratus) dari luas wilayah kota, terdiri atas:

a. RTH Publik; dan

b. RTH Privat.

luas wilayah kota berupa: taman-taman kota, taman rekreasi kota, lapangan olah raga, jalur hijau jalan, sempadan pantai, sempadan sungai, Tahura Ngurah Rai, hutan kota, setra, makam, estuary dam, serta areal persawahan ekowisata.

(5) RTH Privat sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf b, dikembangkan seluas kurang lebih 2.220 (dua ribu dua ratus dua puluh) hektar atau 16 % (enam belas perseratus) dari luas wilayah berupa: areal persawahan, kebun campuran serta taman pekarangan rumah dan perkantoran.

(6) Pengembangan RTH persawahan ekowisat a t erdiri at as:

a. pengembangan Rekreasi alam terdiri atas jogging track, treeking, bersepeda, aktivitas outbond, perkemahan, sekolah alam, kolam pancing, kegiatan industri kecil, panggung kesenian dan aktivitas rekreasi pasif lainnya;

b. pengembangan Wisata Flora atau Taman Bunga seperti nursery, penjualan tanaman hias, kebun anggrek, tanaman koleksi/ khusus atau sekolah alam terkait pertanian pada kawasan persawahan di sekitar pusat kota;

c. pengembangan agribisnis pertanian perkotaan terdiri atas pengembangan tanaman upakara, tanaman hias, budidaya perikanan, pemancingan dan lainnya; dan

d. pengembangan bangunan terkait kegiatan budidaya tanaman, pelayanan kegiatan rekreasi seperti rumah makan, panggung kesenian.

(7) Sebaran ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud pada ayat (3), digambarkan dalam Peta Sebaran Ruang Terbuka Hijau dengan tingkat ketelitian 1 : 25.000, sebagaimana tercantum dalam Lampiran XVI I I , yang merupakan bagian tidak terpusahkan dari Peraturan Daerah ini.

(8) Rincian perhitungan luas komponen RTH, sebagaimana pada ayat (4), tercantum dalam Tabel Lampiran XVI I I .A dan komposisi RTH Publik dan RTH Privat tercantum dalam Tabel Lampiran XVI I I .B, merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketiga Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya Paragraf 1 Jenis Kawasan Budidaya Pasal 43

(1) Kawasan budidaya terdiri atas:

a. kawasan peruntukan perumahan dan permukiman;

b. kawasan peruntukan perdagangan dan jasa;

c. kawasan peruntukan perkantoran;

d. kawasan peruntukan pariwisata;

e. kawasan peruntukan industri dan pergudangan;

f. kawasan ruang evakuasi bencana;

g. kawasan peruntukan kegiatan sektor informal;

h. kawasan ruang terbuka non hijau; dan

i. kawasan peruntukan lainnya:

1. kawasan peruntukan fasilitas pendidikan;

2. kawasan peruntukan fasilitas kesehatan;

3. kawasan peruntukan fasilitas rekreasi, taman dan olah raga;

4. kawasan peruntukan fasilitas peribadatan;

5. kawasan peruntukan pertanian;

6. kawasan peruntukan perikanan;

9. kawasan peruntukan setra dan makam;

(2) Rencana pengembangan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seluas kurang lebih 11.577 (sebelas ribu lima ratus tujuh puluh tujuh) hektar atau 90 % (sembilan puluh perseratus) dari luas wilayah kota.

(3) Rincian luas tiap komponen kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Tabel Lampiran XVI , dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 2 Kawasan Peruntukan Perumahan dan Permukiman

Pasal 44

(1) Kawasan peruntukan perumahan dan permukiman sebagaimana dimakud dalam Pasal 43 ayat (1) huruf a, dikembangkan seluas kurang lebih 5.900 (lima ribu sembilan ratus) hektar atau 46,24% (empat puluh enam koma empat satu perseratus) dari luas wilayah kota terdiri atas:

a. perluasan pengembangan kawasan perumahan dan permukiman;

b. bentuk-bentuk pengembangan kawasan perumahan dan permukiman;

c. pengaturan kepadatan kawasan perumahan dan permukiman;

d. peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman; dan

e. perlindungan kawasan perumahan dan permukiman khusus.

(2) Perluasan pengembangan kawasan perumahan dan permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi ruang, terdiri atas:

a. intensifikasi ruang-ruang kosong pada kawasan permukiman yang telah berkembang serta pada kawasan yang telah dikembangkan melalui konsolidasi lahan di seluruh wilayah kota; dan

b. ekstensifikasi ruang permukiman baru dikembangkan melalui pengkaplingan skala kecil, pengembangan perumahan, konsolidasi lahan, kaveling siap bangun (kasiba) maupun lingkungan siap bangun (lisiba) di seluruh wilayah kota.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN BEBAS TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA KESUSILAAN DENGAN KORBAN ANAK (Putusan Nomor 24/Pid.Sus/A/2012/PN.Pso)

7 78 16

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5