Analisa Utilitas

C.5 Analisa Utilitas

Dalam proses analisa utilitas yang terkait denagan pemasangan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

· bentukan dari proses folding harus tetap sesuai dengan karakternya · bentuk bangunan · struktur yang digunakan.

Gambar 4.27 Void akibat hasil dari pelipatan

Sumber: www.arcspace.com

commit to user

· Jaringan Listrik Dasar pertimbangan:

- Kelancaran distribusi listrik - Efisiensi sumber daya

Sumber listrik utama adalah berasal dari PLN yang didukung oleh genset. Apabila terjadi kerusakan pada pendistribusian listrik dari PLN, maka akan diganti dengan menggunakan sistem standby emergency power (SEB) dari genset. Instalasi listrik di dalam bangunan secara umum dibagi 2 jenis, yaitu:

a. Instalasi untuk penerang Instalasi yang mendistribusikan energi listrik untuk seluruh jaringan peralatan penerangan baik di dalam maupun di luar bangunan.

b. Instalasi untuk power Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat-alat elektronik lainnya seperti lift, AC, pompa dan sebagainya.

PLN

Genset

Panel utama

Panel skunder

Panel skunder

Gambar 4.28 Skema Analisa Jaringan Listrik

Sumber : Poerbo, 1995:56.

commit to user

· Jaringan Komunikasi Dasar pertimbangan:

- Kemudahan, kecepatan dan kejelasan informasi intern maupun ekstern - Ekonomis dalam perawatan - Sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan teknologi

informasi Sistem komunikasi yang digunakan adalah :

a. Sistem intercom/telepon PABX (Private Automatic Branch Exchange) Merupakan sistem komunikasi yang menghubungkan antar ruang-ruang dalam bangunan.

b. Jaringan internet

c. Jaringan telepon PT. Telkom Dalam jaringan telepon, terbagi menjadi beberapa line sehingga mungkin digunakan lebih dari satu hubungan pembicaraan.

d. Pengeras suara : untuk memberi informasi kepada pengunjung di dalam ataupun di luar bangunan.

Proses pemasangan instalasi listrik disesuaikan dengan bentuk yang tercipta dari folding. Bentuk yang dinamis memerlukan perlakuan yang khusus dalam proses pemasangan instalasi

PT. Telkom

Panel Kontrol

Telepon Lokal Faks

Operator

SLJJ/SLI

Gambar 4.29 Skema Analisa Jaringan Komunikasi

Sumber: Analisa penulis

commit to user

· Air bersih

a. Sumber air sumur artesis.

Air bersih dari sumur artesis ditampung di bak penampung dan disalurkan dengan saluran perpipaan untuk menjangkau titik-titik pendistribusian, misal wc umum, fire hidrant ke bangunan-bangunan.

b. PDAM

Sumber air bersih ini disediakan oleh perusahaan air minum setempat.

· Air Kotor Sistem pengolahan air kotor dan drainase diarahkan untuk menghindari pencemaran lingkungan bagi penduduk setempat.

Pompa

Sumur dalam

Ground Water Tank

Pompa

Upper tank

distribusi

Gambar 4.30 Skema analisa Aliran Air Bersih Artesis Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004

Ground reservoir

Tangki atas

Distribusi

Gambar 4.31 Skema Analisa Aliran Air Bersih PDAM Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004

commit to user

b. Air kotor dari dapur

c. Air kotor dari WC

· Air hujan Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka maupun tertutup. Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan kemiringan

tanah. Dan untuk membantu penyerapan ke dalam tanah dapat digunakan lapangan rumput di sekitar bangunan.

Bak Kontrol

Kamar Mandi

Bak Pengendapan

T. pengolahan limbah

Gambar 4.32 Skema Analisa Aliran Air Kotor Cair Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004

Penangkap lemak

Air dapur

Peresapan

Riol

Gambar 4.33 Skema Analisa Aliran Air Kotor Lemak Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004

Peresapan septictank WC septictank

Gambar 4.34 Skema Analisa Aliran Air Kotor Padat Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004

commit to user

Gambar 4.35 Skema Analisa Sistem Sanitasi Air Hujan

Sumber: Analisa penulis

Air hujan dari atap

Pipa Vertikal

Sumur Resapan

Air hujan sekitar site

Bak kontrol

Selokan

Gambar 4.36 Skema Pembuangan Sampah Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004

3. Sampah

Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Hal ini bertujuan untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan ditempatkan secara terpisah dari sampah-sampah lain yang memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum dibuang.

Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan sampah lalu dilakukan pemisahan sampah pada bangunan yang dilakukan oleh petugas

· Sampah dari kegiatan umum

Tempat

Petugas

Shaft sampah

Ruang sampah

Mobil sampah

commit to user

Gambar 4.37 Skema Pembuangan Sampah Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004

Gambar 4.38 Skema Analisa Sistem CCTV Sumber: Poerbo, 1995:160.

· Sampah dari lingkungan dalam site

4. Sistem Pengamanan Bangunan

· Sistem CCTV Sistem pengamanan bangunan dilakukan untuk menghindari tindak kejahatan

yang terjadi dalam bangunan yang dapat membahayakan dan merugikan pengguna bangunan. Sistem yang digunakan adalah sistem CCTV yaitu sistem keamanan yang dapat memonitor tempat – tempat yang diinginkan melalui ruang security.

· Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran Peristiwa kebakaran merupakan bahaya yang sering terjadi pada bangunan,

Untuk mengantisipasi dan mengatasinya, perlu disediakan sistem pencegahan bahaya kebakaran dalam bangunan. Beberapa sistem pemadaman dan bahan yang dipergunakan dijelaskan pada tabel berikut :

Kelas, sistem dan bahan untuk pemadaman kebakaran.

Petugas kebersihan

Tempat sampah

Bak sampah

Mobil sampah

Power

Monitor

Central security

Call button

commit to user

Kelas Kebakara

Sistem pemadam

an

Bahan pemadaman

Air

Foam (busa)

CO 2 CTF- BT

Powder Dry Chemical

Kelas A; kayu, karet, tekstil, dll

Pendingin an, penguraia n, isolasi

Baik

Boleh

Boleh Boleh Boleh

Kelas B; bensin, cat, minyak, dll

Isolasi

Bahaya Baik

Baik

Boleh Boleh

Kelas C; listrik dan atau mesin- mesin

Isolasi

Bahaya Bahaya Baik

Boleh Baik

Kelas D; logam

Isolasi, pendingin an

Bahaya Bahaya Boleh Bahaya Baik

BCF = Bromide, Chlorine, Fluorine adalah jenis gas Halon Bahan pemadam api CO 2 = Carbon dioxida

Sistem pemadaman meliputi : Penguraian = pemisahan / menjauhkan benda-benda yang mudah terbakar

commit to user

Isolasi = dengan cara menyemprotkan CO 2

Blasting effect system = pemberian tekanan yang tinggi sekaligus menyerap O 2 dengan menggunakan bahan peledak

Prosentase CO 2 yang diperlukan untuk ruang dengan pemadaman otomatis

Tingkat bahaya

Prosentase

CO 2

Volume CO 2 Berat CO 2 /m 3

Berbahaya

40%

40% x volume ruang

0,8 kg

Cukup berbahaya

30%

30% x volume ruang

0,6 kg

Cara kerja yang dipilih untuk diterapkan pada Ruang Publik Kreatif adalah sistem semi otomatis untuk ruang-ruang pengelola dan pameran, mengingat pentingnya dokumen-dokumen dan karya-karya seni yang terdapat pada ruang-ruang tersebut. Hal ini akan merugikan apabila sistem pemadaman otomatis dengan splinker air langsung dipakai tanpa melihat dulu seberapa besar kebakaran yang terjadi. Untuk itu pula tetap disediakan tabung-tabung

gas CO 2 dengan tujuan ketika digabung dengan sistem semi otomatis, manusia bisa mengambil keputusan apakah kebakaran yang terjadi masih bisa

dikendalikan dengan tabung CO 2 atau tidak.

Tabel 4.5.

Mengenai sistem pemadaman dan bahan yang digunakan

Sumber : Poerbo, 1995.

commit to user

· Sistem Penangkal Petir Dasar pertimbangan :

- Penangkal petir mempunyai kemampuan tinggi untuk melindungi bangunan dari sambaran petir. - Sistem penangkal petir tidak menimbulkan efek elekrifikasi/ flash over pada saat penangkal tersebut mengalirkan arus ke grounding sistem. - Pemasangan penangkal petir tidak mengganggu fasad bangunan. Sistem penangkal petir pada terdiri dari:

· Sistem franklin, Prinsip kerja melindungi isi dari kerucut, dimana jari-jari dan alasnya sama dengan tinggi kerucut. Sistem ini untuk bangunan dengan luasan atap yang relatif luas dirasa kurang efektif dan efisien.

· Sistem faraday, Sistem ini menggunakan jaringan tiang-tiang kecil yang dipasang di atas atap. Tinggi tiang tidak lebih dari 60cm. Sistem ini lebih

efektif dibanding sistem franklin. · Sistem Thomas, Sistem ini menggunakan alat berbentuk payung setinggi

50 cm yang dipasang di atas atap dan diisolasi agar tidak mengalirkan listrik kedalam bangunan. Sistem penangkal petir yang terpilih adalah Sistem faraday

Gambar 4.39

Bagan sistem penanggulangan bahaya kebakaran.

Sumber : Rahmat, 2000.

commit to user