Kelas Kata Hinshi Simpulan

Sejalan dengan perkembangan pemakaiannya, ada gairaigo yang memiliki makna terbatas pada makna kata aslinya dan ada juga gairaigo yang mengalami pergeseran makna dari makna kata aslinya. Contoh: Kata mishin ン pada mulanya berarti mesin mishin = kikai. Tetapi sekarang kata mishin terbatas pada kikai yang dipakai untuk menjahit pakaian mesin jahit. Sangkan untuk menyatakaan mesin pada umumnya digunakan kata kikai 機械 Secara umum ciri-ciri dan karakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa gairaigo dalam bahasa Jepang harus mengikuti aturan-aturan pembetukan dalam bahasa Jepang itu sendiri.

2.3 Kelas Kata Hinshi

Dalam gramatika bahasa Jepang terdapat pengklasifikasian kelas kata yang disebut hinshi bunrui. Kelas kata tersebut diklasifikasikan berdasarkan fungsi, bentuk maupun sifatnya. Hinshi memiliki arti kelas kata atau jenis kata, sedangkan bunrui memiliki arti penggolongan, klasifikasi, kategori dan pembagian. Sehingga hinshi bunrui dapat diartikan sebagai penggolongan maupun pengklasifikasian kelas kata berdasarkan karakteristiknya dalam gramatika Bahasa Jepang. Dalam hinshi bunrui, kelas kata terbagi menjadi dua kelompok yaitu jiritsugo kelas kata yang dapat berdiri sendiri dan fuzokugo kelas kata yang tidak dapat berdiri sendiri. Dari klasifikasi tersebut, kelas kata dapat dibagi lagi ke dalam beberapa jenis yang lebih spesifik. Murakami dalam Sudjianto 2007: 147 mengemukakan pembagian kelas kata ke dalam beberapa jenis berdasarkan fungsi dan sifatnya. Pembagian tersebut dijelaskan melalui bagan sebagai berikut: Bagan 1. Pembagian Kelas Kata Kata terbagi menjadi 2 kelompok yaitu jiritsugo dan fuzokugo. Jiritsugo merupakan kelas kata yang dengan sendirinya dapat menjadi bunsetsu. Sedangkan fuzokugo merupakan kelas kata yang dengan sendirinya tidak dapat menjadi bunsetsu. Jiritsugo dan fuzokugo masing-masing dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan dapat tidaknya mengalami perubahan. Kelas kata dalam jiritsugo yang dapat mengalami perubahan bentuk, memiliki fungsi sebagai yoogen predikat yaitu terdiri dari; dooshi verba, keiyooshi ajektiva-i dan keiyoodooshi ajektiva-na. Sedangkan kelas kata dalam jiritsugo yang tidak mengalami perubahan terdiri dari; meishi nomina yang berfungsi sebagai subyek taigen, fukushi adverbia yang berfungsi menerangkan yoogen, rentaishi pronomina yang berfungsi menerangkan taigen, setsuzokushi konjungsi yang berfungsi sebagai kata penghubung dan kandooshi interjeksi yang dapat berdiri sendiri sebagai bunsetsu dan berfungsi menyatakan perasaan. Selanjutnya pada kelompok fuzokugo, kelas kata yang dapat mengalami perubahan bentuk yaitu jodooshi verba bantu dan kelas kata yang tidak dapat mengalami perubahan bentuk yaitu joshi partikel. Secara umum dapat diketahui bahwa hinshi bunrui merupakan klasifikasi kelas kata berdasarkan fungsi, bentuk dan sifatnya. Di dalam hinshi bunrui kelas kata dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu jiritsugo dan fuzokugo. Pada jiritsugo, kelas kata dibagi lagi berdasarkan kelas kata yang dapat mengalami perubahan seperti dooshi, keiyooshi dan keiyoodooshi serta kelas kata yang tidak dapat mengalami perubahan yaitu meishi, fukushi, rentaishi, setsuzokushi dan kandooshi. Sedangkan pada fuzokugo kelas kata juga dibagi berdasarkan kelas kata yang dapat mengalami perubahan bentuk yaitu jodooshi dan kelas kata yang tidak dapat mengalami perubahan bentuk yaitu joshi.

2.4 Pengertian nomina Meishi