viii
RANGKUMAN
Suhartini, Iin. 2013. Analisis Penggunaan Gairaigo yang diikuti Verba Suru. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang. Jurusan Bahasa dan
Sastra Asing. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Lispridona Diner, S.Pd., M.Pd., Pembimbing II: Andy
Moorad Oesman, S.Pd., M.Ed.
Kata kunci : gairaigo diikuti suru
1. Latar Belakang
Kosa kata dalam bahasa Jepang disebut dengan goi. Goi adalah kumpulan kata-kata yang digunakan oleh suatu wilayah Tokyo, Hiroshima, kansai dan lain-
lain, pengguna anak-anak, remajaanak muda, orang tua dan bidang keilmuan kedokteran, pertanian, teknik dan lain-lain. Berdasarkan asal usulnya goi dapat
terbagi menjadi 4 golongan, yaitu wago, kango, gairaigo dan konshugo. Dari keempat jenis goi tersebut, gairaigo memiliki karakteristik yang
membedakan dengan jenis goi yang lain. Misalnya, 1 Secara umum penulisan gairaigo ditulis dengan huruf katakana dan asal usul pembentukan kata gairaigo
juga berasal dari berbagai negara, 2 Terdapat gairaigo yang mengalami pemendekan kata karena dirasa terlalu panjang, 3 Terdapat gairaigo yang
mengalami pergeseran makna sejalan dengan perkembangan pemakainannya, dan sebagainya.
Dewasa ini penggunaan gairaigo di Jepang semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu pertama, tidak ada padanan kata dalam
bahasa Jepang untuk mendeskripsikan sesuatu halbenda yang berasal dari budaya
ix luar. Kedua, terdapat nuansa makna yang tidak dapat diwakili oleh kata lain ketika
menggunakan gairaigo. Ketiga, semakin tinggi tingkat pendidikan dan perkembangan teknologi yang ada di Jepang.
Berdasarkan kelas katanya, hampir semua gairaigo masuk dalam kelas kata nomina. Namun ada juga yang tergolong adjektiva. Dalam pemakaiannya,
terkadang ada gairaigo yang dapat mengalami perubahan kelas kata. Misalnya kelas kata nomina menjadi verba yaitu dengan cara menambahkan verba suru,
misalnya: nomina supootsu , olah raga kemudian ditambahkan suru
, melakukan menjadi supootsu suru , berolah raga. Suru
merupakan satu-satunya kata kerja yang terdapat dalam kelompok kata kerja yang disebut sagyou henkaku katsuyou doushi atau biasa disingkat dengan sa-hen
doushi. Suru dapat membentuk banyak kata kerja gabungan, yaitu bila
digabungkan dengan kata-kata lain seperti dengan nomina yang berasal dari bahasa Jepang maupun nomina yang berasal dari bahasa asing. Contoh:
Ryokou 旅行, perjalanan
ryokou suru 旅行 , bepergian
Supootsu , olah raga
supootsu suru , berolah raga
Nomina yang biasa menempel pada suru merupakan nomina yang menunjukkan perilaku seperti benkyou belajar, choisu pilihan, imeeji citra
dan lain-lain. Dari beberapa contoh nomina yang diikuti verba suru, ternyata terdapat nomina gairaigo yang merupakan nomina yang menunjukkan alat dapat
x digabungkan dengan verba suru,misalnya : airon suru
ン ,
menyetrika airon yang mempunyai makna setrika listrik kemudian ditambah
dengan suru sehingga menjadi verba menyetrika. Gairaigo yang diikuti verba suru terkadang mempunyai padanan kata dalam bahasa Jepang. Misalnya kosa
kata adobaisu suru dan jogen suru yang mempunyai arti menasehati. Hal ini disebabkan karena adanya penyerapan bahasa asing di Jepang. Namum ada juga
gairaigo yang diikuti verba suru tidak mempunyai padanan kata. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti merasa bahwa perlu diadakan
penelitian tentang gairaigo dengan verba suru karena gairaigo merupakan salah satu bagian dari goi yang terus mengalami perkembangan dan verba suru yang
mempunyai banyak arti. Oleh karena itu penulis memutuskan untuk meneliti tentang gairaigo yang diikuti verba suru. Adapun judul penelitian ini adalah
“ANALISIS PENGGUNAAN GAIRAIGO YANG DIIKUTI VERBA SURU”
2. Landasan Teori