Dari beberapa contoh nomina yang diikuti verba suru, ternyata terdapat nomina gairaigo yang merupakan nomina yang menunjukkan alat dapat
digabungkan dengan verba suru,misalnya : airon suru ン
, menyetrika
airon yang mempunyai makna setrika listrik kemudian ditambah dengan suru sehingga menjadi verba menyetrika. Gairaigo yang diikuti verba
suru terkadang mempunyai padanan kata dalam bahasa Jepang. Misalnya kosa kata adobaisu suru dan jogen suru yang mempunyai arti menasehati. Hal ini
disebabkan karena adanya penyerapan bahasa asing di Jepang. Namum ada juga gairaigo yang diikuti verba suru tidak mempunyai padanan kata.
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti merasa bahwa perlu diadakan penelitian tentang gairaigo dengan verba suru karena gairaigo merupakan salah
satu bagian dari goi yang terus mengalami perkembangan dan verba suru yang mempunyai banyak arti. Oleh karena itu penulis memutuskan untuk meneliti
tentang gairaigo yang diikuti verba suru. Adapun judul penelitian ini adalah “ANALISIS PENGGUNAAN GAIRAIGO YANG DIIKUTI VERBA SURU”
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan penelitian ini adalah
1. Termasuk kategori apa sajakah gairaigo yang dapat diikuti oleh verba
suru. 2.
Bagaimana perbandingan penggunaan gairaigo yang diikuti verba suru dengan padanan kata yang ada.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kategori gairaigo yang dapat diikuti verba suru.
2. Mengetahui perbandingan penggunaan gairaigo yang diikuti verba suru
dengan padanan kata yang ada.
1.4 Pembatasan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi padanan kata gairaigo+suru berdasarkan asal usulnya yaitu wago
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis
Manfaat teoritis 1.
Sebagai referensi bagi pembelajar bahasa Jepang dalam memahami penggunaan gairaigo yang diikuti verba suru
Manfaat praktis 1.
Deskripsi tentang gairaigo yang diikuti verba suru dalam hasil penelitian ini dapat mempermudah pengajar dalam menjelaskan
perbandingan penggunaan gairaigo+suru dengan padanan katanya.
1.6 Sistematika Penulisan
Secara garis besar skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian pokokisi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri atas halaman judul, lembar
pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran. Bagian pokokisi terdiri dari beberapa bagian yaitu:
Bab I berisi pendahuluan, yang memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II berisi landasan teori, yang menyajikan uraian tentang pengertian goi, asal usul goi, pengertian gairaigo, kriteria gairaigo, asal usul gairaigo, ciri khas
gairaigo, kelas kata hinshi, meishi, jenis-jenis meishi dan verba suru. Bab III berisi metode penelitian yang berisi tentang pendekatan penelitian,
sumber data, objek data, teknik pengumpulan data, analisis data dan kartu data. Bab IV berupa paparan pembahasan dan hasil pembahasan.
Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran. Bagian akhir dari skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini peneliti akan menguraikan teori-teori yang berhubungan dengan objek penelitian dari beberapa sumber.
2.1 Pengertian Kosa Kata