Anafase II Meiosis II

Mitosis dan Meiosis 105 5 Spermatid, yaitu sebuah sel bundar dengan sejumlah besar protoplasma merupakan gamet dewasa dengan sejumlah kromosom haploid n. Spermatid yang telah menyelesaikan pembelahan meiosis, sebelum menjadi gamet fungsional harus melewati sejumlah perubahan kompleks dari struktur sel, seperti hilangnya sebagian sitoplasma. Pembentukan ekor atau flagellum sebagai alat gerak, nukleus mengecil menjadi kepala sperma, granula sekretori dari badan golgi berkumpul pada ujung sperma dan membentuk sebuah tudung yang disebut akrosom. Tudung ini mengandung enzim yang berperan untuk menembus membran sel telur. Organel mitokondria pindah ke bagian tengah di antara kepala dan ekor, berfungsi menyediakan energi untuk menggerakkan ekor. Sebagian besar sitoplasma dari spermatid dibuang sebagai badan residu, lalu diambil secara fagositosis oleh sel Sertoli dalam tubulus seminiferus. Sel ini berfungsi untuk melindungi, menunjang, dan memberi makan sperma yang sedang berkembang. Pada manusia perkembangan spermatogonium menjadi matang memerlukan waktu 16 hari. Setelah terjadi perubahan-perubahan ini, maka sperma menjadi sperma fungsional yang siap membuahi sel telur.

b. Pembentukan gamet betina oogenesis

Oogenesis berlangsung dalam ovarium hewan dan kandung lembaga dalam bakal biji tumbuhan berbiji gametofit betina. Sel primordial asal dalam ovarium yang bersifat diploid ialah oogonium. Oogonium mengalami pembelahan secara mitosis membentuk oogonium tambahan yang memiliki jumlah kromosom meiosis diploid 2n. Pada oogenesis dihasilkan satu sel telur fungsional dan 3 sel kutub atau polosit. Proses pembentukan ovum, adalah: 1 Oogonium membelah secara meiosis menjadi oogonium tambahan yang memiliki jumlah kromosom yang diploid 2n. 2 1 oogonium tumbuh dan berkembang menjadi sebuah oosit primer. 3 Oosit primer mengalami pembelahan secara meiosis I menghasilkan 2 buah sel yang sama besarnya,. Satu sel berukuran besar disebut oosit sekunder yang mengandung kuning telur dan mempunyai jumlah kromosom yang haploid n, serta satu sel berukuran kecil disebut badan kutub I. 4 Oosit sekunder mengalami pembelahan meiosis II, serta menghasilkan dua sel yang ukurannya berbeda. Satu sel berukuran besar disebut ootid dan satu sel lain berukuran kecil disebut badan kutub II, serta kedua sel ini bersifat haploid. 5 Pada waktu yang bersamaan badan kutub I membelah menjadi 2 badan kutub II.