Persepsi Dan Perilaku Pasien Pasca bedah Abdomen Tentang Mobilisasi Dini Di RSUD Dr.Pirngadi Medan
PERSEPSI DAN PERILAKU PASIEN PASCA BEDAH
ABDOMEN TENTANG MOBILISASI DINI
DI RSUD Dr. Pirngadi Medan
Skripsi
Oleh:Natal Kingman Budi Sidabungke 131121024
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
(3)
(4)
PRAKATA
Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmat-Nya yang senantiasa diberikan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul penelitian ini yaitu “Persepsi Dan Perilaku Pasien Pasca bedah Abdomen Tentang Mobilisasi Dini Di RSUD Dr.Pirngadi Medan”. Skripsi ini ditujukan sebagai tugas akhir yang harus dipenuhi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini, sebagai berikut: 1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Yesi Ariani, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi skripsi ini dan juga motivasi serta dukungan kepada saya selama proses penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Cholina Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku penguji I skripsi dan Bapak Iwan Rusdi S.Kep, Ns, M.Kep, selaku penguji II skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
(5)
7. Ibu Rosina Tarigan, S.Kep, Ns, M.Kep,, Bapak Asrizal, S.Kep, Ns, dan Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp., M.N.S. selaku Expert Judgement / Validator dari kuesioner penelitian.
8. Seluruh dosen beserta staf Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberi bimbingan selama perkuliahan. .
9. Teristimewa saya sampaikan kepada Ayahanda tercinta Lukiaman lukas dabungke dan Ibunda tercinta Samianna yasinta br tanggang yang telah memberikan dukungan moril maupun materil dan khusunya doa yang tulus kepada peneliti.
10.Terimakasih buat teman-teman Ekstensi 2013 atas bantuan dan semangatnya selama ini. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun penulisan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun dari pembaca demi kesempurnaan dan pengembangan penulisan ini dimasa yang akan datang.
Medan, Oktober 2015 Peneliti
Natal Kingman Budi Sidabungke NIM. 1311211024
(6)
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERNYATAAN ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ... ii
PRAKATA ... iii
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN ……….. 1
1. Latar Belakang………... 1
2. Rumusan Masalah… ... 5
3. Tujuan Penelitian………… ... 5
4. Manfaat Penelitian……… ...…. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
1. Konsep Dasar Tentang Persepsi ... 7
2. Konsep Perilaku ... 8
3. Konsep tentang Bedah Abdomen ... 12
4. Konsep Mobilisasi Dini ... 14
BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 19
1. Kerangka Konseptual ... 19
2. Defenisi Operasional ... 20
BAB IV METODELOGI PENELITIAN ... 22
1. Desain Penelitian ... 22
2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22
3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23
4. Instrument Penelitian ... 23
5. Tekni Pengumpulan Data ... 26
6. Pengolahan Data … ... 28
7. Analisa Data …. ... 28
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... ... 30
1.Hasil Penelitian... ... 30
2.Pembahasan... ... 32
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... ... 35
1. Kesimpulam... ... 35
2. Saran... ... 35 DAFTAR TABEL ... VI DAFTAR LAMPIRAN ... VII
(7)
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR KONSUL LAMPIRAN
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi, dan Persentase Karakteristik Responden di RSUD Dr.Pirngadi Medan. ... 30
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi Pasien Pasca Bedah Abdomen Tentang Mobilisasi Dini... 31
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden Pasien Pasca Bedah Abdomen Dalam Melakukan Mobilisasi Dini Di RSUD Dr.Pirngadi Medan...
... 32
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden Berdasarkan Tindakan Pasien Pasca Bedah Abdomen Melakukan Mobilisasi Dini... 33
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Observasi Tindakan Pasien Pasca Bedah Abdomen Dalam Melakukan Mobilisasi Dini... 34
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pernyataan Content Validity Indeks ... 42
Lampiran 2 Surat Ijin Survei Awal dari RSUD Dr. Pirngadi Medan... 47
Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU ... 48
Lampiran 7 Surat Selesai Melakukan Penelitian dari RSUD Dr. Pirngadi Medan ... 49
Lampiran 8 Surat Etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan USU ... 50
Lampiran 10 Lembar Persetujuan Responden (Informed Concent) ... 51
Lampiran 11 Lembar Kuesioner ... 56
Lampiran 11 Lembar Observasi ... 57
Lampiran 12 Master Data ... 58
Lampiran 13 Hasil SPSS ... 59
Lampiran 14 Lembar Bukti Bimbingan ... 68
Lampiran 15 Taksasi Dana ... 69
(10)
DAFTAR SKEMA
Halaman
(11)
Judul : Persepsi Dan Perilaku Pasiem Pasca Bedah Abdomen Tentang Mobilisasi Dini Di RSUD Dr. Pirngadi Medan
Nama : Natal Kingman Budi Sidabungke Nim : 131121024
Program Studi : S1 Keperawatan (Ekstensi) Tahun : 2015
ABSTRAK
Mobilisasi merupakan kemampuan menggerakkaan anggota tubuh secara bebas dan normal sebagai hasil dari energi dan sebagai kebutuhan manusia. Mobilisasi dini pasca bedah bermanfaat untuk mencegah kekakuan sendi, mencegah atropi otot, mempercepat penyembuhan luka, menurunkan nyeri, mencegah kelemahan otot, mempercepat platus, menghindar terjadinya dekubitus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi persepsi dan perilaku pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Pingadi Medan pada bulan Juli 2015. Desain penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan metode deksriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien pascabedah abdomen di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling dengan jumlah sebanyak 40 orang. Penelitian ini menggunakan analisa univariat yang dilakukan secara deksriptif dengan melihat persentase sebaran data yang telah terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa persepsi pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini sebanyak 39 responden (97,5%) berkategori positif, dan hasil penelitian tindakan dalam melakukan mobilisasi dini sebanyak 38 responden (95,0%) berkategori baik. Diharapkan RSUD Dr. Pingadi Medan memberikan edukasi dan motivasi pasien untuk melakukan mobilisasi dini pasca bedah.
(12)
Title : Perception of Post Operative Abdominal Behavior of Early Mobilization in Pirngadi Hospital Medan
Name : Natal Kingman Budi Sidabungke NIM : 131121024
Major : S1 Keperawatan (Ekstensi) Year : 2015
ABSTRAK
Mobilization is the ability to move freely limbs and normal as a result of energy and as a human need. Early postoperative mobilization is useful to prevent joint stiffness, prevent muscle atrophy, accelerate wound healing, reduce pain, prevent muscle weakness, accelerate platus, avoid the occurrence of pressure sores. The purpose of this study was to identify the perceptions and behaviors of patients after abdominal surgery on early mobilization. This study was conducted at Hospital Dr. Pingadi Medan in July 2015. The design of this study design quantitative descriptive method. The population in this study are patients with postoperative abdominal Hospital Dr. Pirngadi Medan. The sampling technique used was accidental sampling with a total of 40 people. This study using univariate analysis that is done by looking at the percentage distribution of descriptive data that has been collected and presented in the form of a frequency distribution table. Based on the research results obtained that the perception of postoperative abdominal about early mobilization as much as 39 respondents (97.5%) positive category, and the results of research actions in conducting early mobilization were 38 respondents (95.0%) categorized either. Expected Hospital Dr. Pingadi Medan provide education and motivation of patients to early mobilization postoperatively.
(13)
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan membuat sayatan. Setelah bagian yang akan ditangani ditampilkan, selanjutnya dilakukan perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).
Menurut Sjamsuhidajat dan Jong (2005) salah satu jenis tindakan operasi bedah mayor adalah bedah abdomen. bedah abdomen merupakan pembedahan yang melibatkan suatu insisi pada dinding abdomen hingga ke cavitas abdomen tindakan bedah abdomen juga merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomen yang dapat dilakukan pada bedah digestif dan obstetri gynecologi.
Adapun tindakan bedah digestif yang sering dilakukan adalah hernioraphi/herniotomi, gasterektomi, kolesistoduodenostomi, hepatektomi, splenektomi, apendektomi, kolostomi, hemoroidektomi dan fistulektomi. Sedangkan tindakan bedah abdomen pada kasus obstetri gynecologi yang sering dilakukan adalah berbagai jenis operasi pada uterus, operasi pada tuba fallopi, dan operasi ovarium, yang meliputi histerektomi, baik histerektomi total, radikal, eksenterasi pelvic, salpingooferektomi bilateral (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).
Tindak bedah pada seorang dapat memberikan dampak yang seringkali memperlambat pemulihan. Dalam upaya mencegah berbagai dampak yang tidak diingankan, penting diberikan program rehabilitas. Tirah baring yang lama menyebabkan kondisi yang sering dikenal dengan sindrom dekondisi, pada sindrom tersebut ditemukan berbagai gangguan ikutan yang bermanifestasi dalam sitem kardiovaskuler,system musculoskeletal, keseimbangan nitrogen dan proten tubuh, regulasi suhu, dan berbagai hasil akhir patologik.
(14)
Tirah baring lama dapat menyebabkan kehilangan kekuatan otot besar 10%-15% setiap minggu. (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).
Menurut Lim (2014) efek dari sindrom dekondisi pada pasien dengan imobilisasi yang lama bisa terjadi pada semua orang tetapi kebanyakan terjadi pada orang- orang lanjut usia, atau pasca operasi yang membutuhkan tirah baring lama. Dampak yang terutama muncul ialah dekubitus mencapai 11% dan terjadi dalam kurun waktu 2 minggu, perawatan emboli paru berkisar 0,9%,dimana tiap 200.000 orang meninggal per tahunnya Menurut penelitian Cooney dan Reuler (1991) di Amerika Serikat ada sekitar 70% pasien yang mengalamai luka dekubitus di rumah sakit terjadi pada minggu pertama sampai minggu kedua selama dirawat.
Menurut Mukti, (2005) insidensi dan prevalensi terjadinya dekubitus di Amerika tergolong masih cukup tinggi dan perlu mendapatkan perhatian dari kalangan tenaga kesehatan khususnya perawat. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa insidensi terjadinya dekubitus bervariasi, tapi secara umum dilaporkan bahwa 5-11 % terjadi di tatanan perawatan akut, 15-25% di tatanan perawatan jangka panjang dan 7-12 % di tatanan perawatan rumah atau home care (Setiyawan,2010)
Dan salah satu intervensi yang dirancang untuk meningkatkan pemulihan dan mencegah komplikasi adalah mobilisasi dini. Mobilisasi dini mencegah komplikasi pernafasan, sirkulasi, urinarius, dan gastrointestinal. Mobilisasi juga mencegah kelemahan otot umum (Kozier, 2011)
Menurut Kiik (2013) Mobilisasi meningkatkan tonus saluran gastrointestinal, dinding abdomen dan menstimulasi peristaltik usus. Pemulihan pada luka abdomen lebih cepat terjadi bila mobilisasi dilakukan lebih dini. Kejadian eviserasi pasca operasi jarang terjadi bila pasien diperbolehkan untuk turun dari tempat tidur secepatnya. Nyeri berkurang bila mobilisasi dini dilakukan. Frekuensi nadi dan suhu tubuh kembali normal
(15)
Mobilisasi juga mempunyai banyak tujuan seperti mengekspresikan emosi dengan gerakan nonverbal, pertahanan diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktifitas hidup sehari-hari dan kegiatan rekreasi. Dalam mempertahankan mobilisasi fisik secara optimal maka system saraf, otot, dan skeletal harus tetap utuh dan berfungsi baik (Potter dan Perry, 2006)
Mobilisasi pascaoperasi mengarah ke peningkatan penyembuhan tendon , meningkatkan kekuatan tarik , penurunan pembentukan adhesi, kembali awal offunction, dan kurang kekakuan dan deformitas dibandingkan dengan protokol imobilisasi (Purnima, 2010).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Boyer (1998), mobilisasi pasca operasi dapat mempercepat fungsi peristaltik usus. Hal ini didasarkan pada struktur anatomi kolon di mana gelembung udara bergerak dari bagian kanan bawah ke atas menuju fleksus hepatik, mengarah ke fleksus spleen kiri dan turun kebagian kiri bawah menuju rektum. Menurut Doenges (2000), bahwa mobilisasi dini yang berupa latihan di tempat tidur, berpindah ke tempat tidur lainnya dapat merangsang peristaltik dan kelancaran flatus.
Demikian pula dengan pasien pasca operasi diharapkan dapat melakukan mobilisasi sesegera mungkin, seperti melakukan gerakan kaki, bergeser di tempat tidur, melakukan nafas dalam dan batuk efektif dengan membebat luka dengan jalinan kedua tangan di atas luka operasi, dan teknik bangkit dari tempat tidur (Kiik, 2013).
Menurut Kiik (2013), dengan melakukan mobilisasi sesegera mungkin, hari perawatan pasien akan lebih singkat dan komplikasi pasca operasi tidak terjadi. Akhirnya lama rawat di rumah sakit akan memendek dan lebih murah, yang merupakan keuntungan bagi rumah sakit dan pasien.
Dengan koordinasi gerakan tubuh merupakan fungsi terintegrasi dari sistem skeletal, otot skeletal, dan system saraf. Karena ketiga sistem ini berhubungan erat dengan mekanisme pendukung tubuh, system ini dapat dianggap sebagai satu unit fungsional (Potter dan Perry, 2006)
(16)
Menurut Kiik (2013), Banyak pasien yang tidak berani menggerakkan tubuh pasca operasi karena takut jahitan operasi sobek atau takut luka operasinya lama sembuh. Pandangan seperti ini jelas keliru karena justru jika setelah operasi dan pasien segera bergerak maka akan lebih cepat merangsang usus (peristaltik usus) sehingga pasien akan lebih cepat kentut atau flatus. Keuntungan lain adalah menghindarkan penumpukan lendir pada saluran pernafasan dan terhindar dari kontraktur sendi dan terjadinya dekubitus. Tujuan lainnya adalah memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan menunjang fungsi pernafasan optimal.
Berdasarkan hasil survey awal peneliti di RSUD Dr. Pirngadi Medan dari bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013 sebanyak 346 orang yang pernah melakukan bedah abdomen (Rekam Medik RSUD Dr. Pirngadi Medan,2013).
Mengingat pentingnya dilakukan mobilisasi dini pasien pasca bedah abdomen, peneliti merasa tertarik untuk menyelidiki bagaimana persepsi dan perilaku pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini. Secara khusus peneliti ingin meneliti persepsi dan perilaku pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini di RSUD Dr. Pirngadi Medan. 2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalahnya adalah “ Bagaimana persepsi dan prilaku pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini di RSUD Dr. Pirngadi Medan ?”
(17)
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui persepsi dan prilaku pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini di RSUD Dr. Pirngadi Medan
2. Tujuan khusus
Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk :
a. Mengidentifikasi persepsi pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini oleh perawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan
b. Mengidentifikasi perilaku pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini oleh perawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan
4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Praktek Keperawatan
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan akan digunakan oleh perawat di ruangan untuk melakukan mobilisasi dalam artian bahwa pasien melakukan perawatan lanjut di rumah.
2. Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan akan digunakan oleh pendidikan keperawatan agar memberikan materi tentang mobilisasi dini pada mahasiswa
3. Bagi Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan akan dipergunakan sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya, untuk meneliti persepsi dan perilaku pasien pasca bedah mayor tentang mobilisasi dini.
(18)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Dasar tentang Persepsi
1.1.Pengertian Persepsi
Persepsi adalah objek-objek disekitar kita, kita tangkap melalui alat-alat indra dan diproyeksikan pada bagian tertetu di otak sehingga kita dapat mengamati objek tersebut. Persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya yang kemudia masuk kedalam otak (Sarwono, 2010).
1.2.Prinsip persepsi
Menurut Sarwono (2010) Organisasi dalam persepsi mengikuti beberapa prinsip yaitu :
1. Wujud dan Latar
Objek-objek yang kita amati disekitar kita selalu muncul sebagai wujud dengan hal-hal lainya sebagai latar (ground). Namun, tidak selalu perbedaan wujud dan latar sejelas itu. Dalam gambar wujud dan latar, kita bias melihatnya sebagai dua wajah yang saling berhadapan latar belakang putih atau hitam. Bentuk seperti ini dinamakan ambiguous figure atau disebut juga multi stability dan sering terjadi sehingga terjadilah perbedaan persepsi atau miskomunikasi.
2. Pola Pengelompokkan
Dalam psikologi, cara manusia mengelompokkan apa yang dipersepsinya dengan mengikuti hokum tertentu yang dinamakan hukum gestalt atau hukum pragnanz. Termasuk di dalamnya adalah hukum kesamaan (law of similarity), hukum keutuhan (law of contiguity) , dan hukum kedekatan (law of proximity)
(19)
3. Ketetapan
Teori gestalt juga mengemukakan bahwa dari proses belajarnya, manusia cenderung akan mempersepsikan segala sesuatu sebagai sesuatu yabg tidak berubah, walaupun indra kita sebetulnya menangkap adanya perubahan. Dalam persepsi ada empat ketetapan dasar yang di kemukakan oleh psikologi gestalt, yaitu ketetapan warna, ketetapan bentuk, ketetapan ukuran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan persepsi antar individu dan antar kelompok yaitu : perhatian, set, kebutuhan sistem nilai, tipe kepribadian, dan gangguan kejiwaan (Sarwono, 2010)
2. Konsep Dasar tentang Perilaku 2.1.Pengertian Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. (Notoatmodjo, 2012)
Menurut Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena itu perilaku ini menjadi terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skiner ini disebut teori “S-O-R” atau stimulus organisme respons.
(20)
Dalam teori Skiner dibedakan adanya dua respon yaitu Respondent respon, dan operant respon.
a. Respondent respons atau flexi, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut eleciting stimulalation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap.
b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena mencakup respon.
Menurut Notoatmodjo (2011) dilihat dari bentuk respon stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan menjadi 2 yaitu perilaku tertutup dan perilaku terbuka.
a. Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam atau praktik (practice) yang dengan mudah diamati atau dilihat orang lain.
2.2.Domain perilaku
Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktorfaktor lain dari orang yang bersangkutan.
(21)
Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda yang disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni:
1) Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya.
2) Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2011).
Notoatmodjo (2011), membagi perilaku manusia kedalam 3 domain ranah atau kawasan yakni: kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotor (psychomotor).
Dalam perkembangannya, teori ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni:
2.2.1. Pengetahuan
Menurut Noatmodjo (2011), pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkat yaitu : Tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi ( application), analisa (analysis) , sintesis (synthesis), dan evaluasi.
2.2.2. Sikap
Sikap merupakan reksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek Tingkatan dari pembentuk sikap yakni: menerima (receiving), merespon (responding), menghargai (valuing), bertanggung jawab (responsible).
(22)
2.2.3. Praktik atau Tindakan
Menurut Notoatmodjo, (2011) untuk mewujudkan suatu sikap menjadi tindakan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Tingkatan praktik atau tindakan, yaitu: persepsi (persepstion), respon terpimpin (guided response), mekanisme (mechanism), adopsi (adaption)
2.3.Pengukuran perilaku
Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua cara, secara langsung, yakni dengan pengamatan (obsevasi), yaitu mengamati tindakan dari subyek dalam rangka memelihara kesehatannya. Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat kembali (recall). Metode ini dilakukan melalui pertanyaanpertanyaan terhadap subyek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan obyek tertentu (Notoatmodjo, 2011).
2.4.Perilaku kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2011), perilaku kesehatan adalah sesuatu respon (organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terjadi dari 3 aspek yaitu Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah senbuh dari sakit, Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat dan Perilaku gizi (makanan) dan minuman.
(23)
3. Konsep Bedah Abdomen 3.1.Pengertian
Bedah abdomen adalah tindakan bedah besar yang menggunakan anestesi umum/ general anestesi, yang merupakan salah satu bentuk dari pembedahan yang sering dilakukan (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005). Bedah abdomen merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu insisi pada dinding abdomen hingga ke cavitas abdomen (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005). Ditambahkan pula bahwa tindakan bedah abdomen merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomen yang dapat dilakukan pada bedah digestif dan obstetri ginekologi.
3.2.Indikasi Bedah Abdomen
Indikasi dilakukan tindakan bedah abdomen menurut Smeltzer dan Bare (2001) adalah karena disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: trauma abdomen (tumpul atau tajam), Peritonitis, Perdarahan saluran pencernaan, sumbatan pada usus halus dan usus besar, masa pada abdomen, perforasi usus, pancreatitis, cholelithiasis.
3.3.Macam-macam Bedah Abdomen
Adapun tindakan bedah abdomen yang sering dilakukan adalah laparatomi, gasterektomi, kolesistoduodenostomi, cholesistektomi, hepatektomi, splenektomi, kolostomi, dan fistulektomi (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).
Setiap pembedahan selalu berhubungan dengan insisi/sayatan yang merupakan trauma atau kekerasan bagi penderita yang menimbulkan berbagai keluhan dan gejala. Salah satu keluhan yang sering dikemukakan adalah nyeri (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).
(24)
4. KONSEP MOBILISASI DINI 4.1.Pengertian Mobilisasi Dini
Menurut Kozier (2011) mobilisasi adalah kemampuan menggerakkan anggota tubuh secara bebas dan normal sebagai hasil darienergi dan sebagai kebutuhan manusia.
4.2.Prinsip dan Tujuan Mobilisasi
Menurut Potter dan Perry (2006), mengemukakan bahwa mobilisasi mempunyai banyak tujuan, seperti mengekspresikan emosi dengan gerakan non verbal, pertahan diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktivitas hidup sehari-hari dan kegiatan rekreasi. Dalam mempertahankan mobilisasi fisik secara optimal maka system saraf, otot, skeletal harus tetap utuh dan berfungsi baik.
4.3.Manfaat Mobilisasi
Menurut Potter dan Perry (2006) keuntungan yang dapat diperoleh dari mobilisasi bagi sistem tubuh adalahsebagai berikut :
a. Sistem Muskuloskeletal
Ukuran, bentuk, tonus, dan kekuatan rangka dan otot jantung dapat dipertahankan dengan melakukan latihan yang ringan dan dapat ditingkatkan dengan melakukan latihan yang berat.
Dengan melakukan latihan, tonus otot dan kemampuan kontraksi otot meningkat. Dengan melakukan latihan atau mobilisasi dapat meningkatkan fleksibilitas tonus otot dan range of motion.
b. Sistem Kardiovaskular
Dengan melakukan latihan atau mobilisasi yang adekuat dapat meningkatkan denyut jantung (heart rate), menguatkan kontraksi otot jantung, dan menyuplai darah ke jantung dan otot. Jumlah darah yang dipompa oleh jantung (cardiac output) meningkat karena aliran balik dari aliran darah. Jumlah darah yang dipompa oleh jantung (cardiacoutput) normal adalah 5 liter/menit, dengan mobilisasi dapat meningkatkan cardiac output sampai 30 liter/ menit.
(25)
c. Sistem Respirasi
Jumlah udara yang dihirup dan dikeluarkan oleh paru (ventilasi) meningkat. Ventilasi normal sekitar 5-6 liter/menit. Pada mobilisasi yang berat, kebutuhan oksigen meningkat hingga mencapai 20x dari kebutuhan normal. Aktivitas yang adekuat juga dapat mencegah penumpukan sekret pada bronkus dan bronkiolus, menurunkan usaha pernapasan.
d. Sistem Gastrointestinal
Dengan beraktivitas dapat memperbaiki nafsu makan dan meningkatkan tonus saluran pencernaan, memperbaiki pencernaan dan eliminasi seperti kembalinya mempercepat pemulihan peristaltik usus dan mencegah terjadinya konstipasi serta menghilangkan distensi abdomen.
e. Sistem Metabolik
Dengan latihan dapat meningkatkan kecepatan metabolisme, dengan demikian peningkatan produksi dari panas tubuh dan hasil pembuangan. Selama melakukan aktivitas berat, kecepatan metabolisme dapat meningkat sampai 20x dari kecepatan normal. Berbaring di tempat tidur dan makan diit dapat mengeluarkan 1.850 kalori per hari. Dengan beraktivitas juga dapat meningkatkan penggunaan trigliserid dan asam lemak, sehingga dapat mengurangi tingkat trigliserid serum dan kolesterol dalam tubuh.
f. Sistem Urinary
Karena aktivitas yang adekuat dapat menaikkan aliran darah, tubuh dapat memisahkan sampah dengan lebih efektif, dengan demikian dapat mencegah terjadinya statis urinary. Kejadian retensi urin juga dapat dicegah dengan melakukan aktivitas.
4.4.Rentang Gerak dalam Mobilisasi
Menurut Potter dan Perry (2006) Rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: Sagital, frontal, dan
(26)
transversal. Mobilisasi sendi disetiap potongan dibatasi oleh ligament, otot, dan kontruksi Sendi. Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap potongan.
Menurut Carpenito (2000, yang dikutip oleh Rismalia, 2010), terdapat tiga rentang gerak dalam mobilisasi dini yaitu :
a. Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
b. Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya pasien berbaring sambil menggerakkan kakinya.
c. Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot sendi dengan melakukan aktivitas yang diperlukan.
4.5.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi Dini
Menurut Kozier (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi adalah : a. Gaya Hidup
Istilah gaya hidup merupakan prinsip yang dapat dicapai sebagai landasan untuk memahami perilaku seseorang yang melatarbelakangi sifat khas seseorang, terlihat dari beberapa pengertian yang diungkapkan di bawah ini. Menurut Adler dalam Hall (1993) mendefinisikan gaya hidup sebagai sistem utama yang memungkinkan berfungsinya kepribadian individu sebagai keseluruhan yang menggerakkan bagian-bagiannya.
(27)
b. Proses Penyakit dan Injury
Proses penyakit adalah keadaan dimana seseorang sedang menderita suatu penyakit tertentu. Keadaan tersebut mengakibatkan keadaan kesehatan seseorang menjadi terganggu sehingga sulit melakukan aktivitas seperti biasa. Ada kalanya pasien harus istirahat di tempat tidur karena menderita penyakit tertentu. Hal tersebut dikarenakan kondisi fisik pasien yang lemah dan energi yang kurang menyebabkan pasien beristirahat di tempat tidur dan tidak dapat melakukan mobilisasi.
c. Kebudayaan
Menurut Berger kebudayaan adalah produk manusia; produk itu lalu menjadi kenyataan objektif yang kembali mempengaruhi yang menghasilkannya (Lawang, 1994). Maksud pernyataan tersebut adalah bahwa manusia berposisi sebagai subyek yang menghasilkan kebudayaan sebagai obyek. Tetapi setelah kebudayaan itu menjadi obyek, dengan sendirinya ia akan mempengaruhi manusia dan kehidupan lingkungannya.
d. Tingkat Energi
Seseorang yang melakukan mobilisasi jelas membutuhkan energi atau tenaga. Orang yang sedang sakit akan berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan orang yang dalam kondisi sehat. Untuk itu asupan makanan yang bergizi sangat diperlukan bagi orang yang sedang sakit apalagi orang yang baru menjalani tindakan operasi agar energi atau tenaga orang tersebut dapat kembali optimal sehingga dapat melakukan mobilitas sebagaimana yang dianjurkan
4.6.Pergerakan dan Mobilisasi
Dorong klien untuk berbalik dari satu sisi ke sisi lain setidaknya setiap 2 jam. Membalikkan posisi tubuh secara bergantian dapat meningkatkan ekspansi paru secara maksimal karena paru-paru berada paling diatas. Hindari meletakkan bantal atau bantal
(28)
guling dibawah lutut karena tekanan pada pembuluh darah popliteal dapat mengganggu sirkulasi darah ke dan dari ekstremitas bawah (Kozier, 2011)
Menurut Potter dan Perry (2006), Latihan Rentang Gerak Dalam Mobilisasi Dini terdiri dari : Fleksi, Ekstensi, Adduksi, Abduksi, Supinasi, Pronasi, Dorsifleksi, Plantarfleksi, Inversi, Eversi
4.7.Tahap-Tahap Mobilisasi Dini pada Pasien Paska Operasi
Untuk mencegah komplikasi pada pasien paska operasi, pasien harus melakukan mobilisasi dini sesuai dengan tahapannya. Semakin cepat bergerak itu semakin baik, namun ambulasi harus tetap dilakukan secara hati-hati (Brunner & Suddarth, 2002). Menurut Waher, Salmond dan Pellino (2002, yang dikutip oleh Eldawati 2010), pada pasien dengan keterbatasan beban pada tubuh, mulai latihan ambulasi dengan bantuan alat gerak.
Untuk meyakinkan pasien aman atau selamat selama latihan melangkah maka respon kardiovaskular harus dikaji, karena latihan seperti berpindah atau turun naik tangga adalah sebagian dari proses rehabilitasi dan membutuhkan pengkajian hemodinamik. Hal ini harus diperhatikan, bahwa kondisi medis harus selalu stabil karena latihan tidak bisa dilakukan pada kondisi kronis seperti Cronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) dan Coronary Arteri Disease (CAD).
Tujuan tahapan ambulasi ini adalah untuk mencapai fungsi yang independen pada ambulasi merupakan usaha aktif yang dilakukan oleh pasien.
(29)
Menurut Cetrione (2009, dalam Rismalia, 2010) tahap –tahap mobilisasi dini pasien paska operasi meliputi:
a. Pada saat awal (6 sampai 8 jam setelah operasi), pergerakan fisik bisa dilakukan di atas tempat tidur dengan menggerakkan tangan dan kaki yang bisa ditekuk dan diluruskan, mengkontraksikan otot-otot termasuk juga menggerakkan badan lainnya, miring ke kiri atau ke kanan.
b. Pada 12 sampai 24 jam berikutnya atau bahkan lebih awal lagi badan sudah bisa diposisikan duduk, baik bersandar maupun tidak dan fase selanjutnya duduk di atas tempat tidur dengan kaki yang dijatuhkan atau ditempatkan di lantai sambil digerak-gerakkan.
c. Pada hari kedua paska operasi, rata-rata untuk pasien yang dirawat di kamar atau bangsal tidak ada hambatan fisik untuk berjalan, semestinya memang sudah bisa berdiri dan berjalan di sekitar kamar atau keluar kamar, misalnya ke toilet atau kamar mandi sendiri. Pasien harus diusahakan untuk kembali ke aktivitas biasa segera mungkin, hal ini perlu dilakukan sedini mungkin pada pasien paska operasi untuk mengembalikan fungsi pasien kembali normal.
(30)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Dasar tentang Persepsi
1.1.Pengertian Persepsi
Persepsi adalah objek-objek disekitar kita, kita tangkap melalui alat-alat indra dan diproyeksikan pada bagian tertetu di otak sehingga kita dapat mengamati objek tersebut. Persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya yang kemudia masuk kedalam otak (Sarwono, 2010).
1.2.Prinsip persepsi
Menurut Sarwono (2010) Organisasi dalam persepsi mengikuti beberapa prinsip yaitu :
1. Wujud dan Latar
Objek-objek yang kita amati disekitar kita selalu muncul sebagai wujud dengan hal-hal lainya sebagai latar (ground). Namun, tidak selalu perbedaan wujud dan latar sejelas itu. Dalam gambar wujud dan latar, kita bias melihatnya sebagai dua wajah yang saling berhadapan latar belakang putih atau hitam. Bentuk seperti ini dinamakan ambiguous figure atau disebut juga multi stability dan sering terjadi sehingga terjadilah perbedaan persepsi atau miskomunikasi.
2. Pola Pengelompokkan
Dalam psikologi, cara manusia mengelompokkan apa yang dipersepsinya dengan mengikuti hokum tertentu yang dinamakan hukum gestalt atau hukum pragnanz. Termasuk di dalamnya adalah hukum kesamaan (law of similarity), hukum keutuhan (law of contiguity) , dan hukum kedekatan (law of proximity)
(31)
3. Ketetapan
Teori gestalt juga mengemukakan bahwa dari proses belajarnya, manusia cenderung akan mempersepsikan segala sesuatu sebagai sesuatu yabg tidak berubah, walaupun indra kita sebetulnya menangkap adanya perubahan. Dalam persepsi ada empat ketetapan dasar yang di kemukakan oleh psikologi gestalt, yaitu ketetapan warna, ketetapan bentuk, ketetapan ukuran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan persepsi antar individu dan antar kelompok yaitu : perhatian, set, kebutuhan sistem nilai, tipe kepribadian, dan gangguan kejiwaan (Sarwono, 2010)
2. Konsep Dasar tentang Perilaku 2.1.Pengertian Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. (Notoatmodjo, 2012)
Menurut Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena itu perilaku ini menjadi terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skiner ini disebut teori “S-O-R” atau stimulus organisme respons.
(32)
Dalam teori Skiner dibedakan adanya dua respon yaitu Respondent respon, dan operant respon.
a. Respondent respons atau flexi, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut eleciting stimulalation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap.
b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena mencakup respon.
Menurut Notoatmodjo (2011) dilihat dari bentuk respon stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan menjadi 2 yaitu perilaku tertutup dan perilaku terbuka.
a. Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam atau praktik (practice) yang dengan mudah diamati atau dilihat orang lain.
2.2.Domain perilaku
Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktorfaktor lain dari orang yang bersangkutan.
(33)
Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda yang disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni:
1) Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya.
2) Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2011).
Notoatmodjo (2011), membagi perilaku manusia kedalam 3 domain ranah atau kawasan yakni: kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotor (psychomotor).
Dalam perkembangannya, teori ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni:
2.2.1. Pengetahuan
Menurut Noatmodjo (2011), pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkat yaitu : Tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi ( application), analisa (analysis) , sintesis (synthesis), dan evaluasi.
2.2.2. Sikap
Sikap merupakan reksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek Tingkatan dari pembentuk sikap yakni: menerima (receiving), merespon (responding), menghargai (valuing), bertanggung jawab (responsible).
(34)
2.2.3. Praktik atau Tindakan
Menurut Notoatmodjo, (2011) untuk mewujudkan suatu sikap menjadi tindakan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Tingkatan praktik atau tindakan, yaitu: persepsi (persepstion), respon terpimpin (guided response), mekanisme (mechanism), adopsi (adaption)
2.3.Pengukuran perilaku
Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua cara, secara langsung, yakni dengan pengamatan (obsevasi), yaitu mengamati tindakan dari subyek dalam rangka memelihara kesehatannya. Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat kembali (recall). Metode ini dilakukan melalui pertanyaanpertanyaan terhadap subyek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan obyek tertentu (Notoatmodjo, 2011).
2.4.Perilaku kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2011), perilaku kesehatan adalah sesuatu respon (organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terjadi dari 3 aspek yaitu Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah senbuh dari sakit, Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat dan Perilaku gizi (makanan) dan minuman.
(35)
3. Konsep Bedah Abdomen 3.1.Pengertian
Bedah abdomen adalah tindakan bedah besar yang menggunakan anestesi umum/ general anestesi, yang merupakan salah satu bentuk dari pembedahan yang sering dilakukan (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005). Bedah abdomen merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu insisi pada dinding abdomen hingga ke cavitas abdomen (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005). Ditambahkan pula bahwa tindakan bedah abdomen merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomen yang dapat dilakukan pada bedah digestif dan obstetri ginekologi.
3.2.Indikasi Bedah Abdomen
Indikasi dilakukan tindakan bedah abdomen menurut Smeltzer dan Bare (2001) adalah karena disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: trauma abdomen (tumpul atau tajam), Peritonitis, Perdarahan saluran pencernaan, sumbatan pada usus halus dan usus besar, masa pada abdomen, perforasi usus, pancreatitis, cholelithiasis.
3.3.Macam-macam Bedah Abdomen
Adapun tindakan bedah abdomen yang sering dilakukan adalah laparatomi, gasterektomi, kolesistoduodenostomi, cholesistektomi, hepatektomi, splenektomi, kolostomi, dan fistulektomi (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).
Setiap pembedahan selalu berhubungan dengan insisi/sayatan yang merupakan trauma atau kekerasan bagi penderita yang menimbulkan berbagai keluhan dan gejala. Salah satu keluhan yang sering dikemukakan adalah nyeri (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).
(36)
4. KONSEP MOBILISASI DINI 4.1.Pengertian Mobilisasi Dini
Menurut Kozier (2011) mobilisasi adalah kemampuan menggerakkan anggota tubuh secara bebas dan normal sebagai hasil darienergi dan sebagai kebutuhan manusia.
4.2.Prinsip dan Tujuan Mobilisasi
Menurut Potter dan Perry (2006), mengemukakan bahwa mobilisasi mempunyai banyak tujuan, seperti mengekspresikan emosi dengan gerakan non verbal, pertahan diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktivitas hidup sehari-hari dan kegiatan rekreasi. Dalam mempertahankan mobilisasi fisik secara optimal maka system saraf, otot, skeletal harus tetap utuh dan berfungsi baik.
4.3.Manfaat Mobilisasi
Menurut Potter dan Perry (2006) keuntungan yang dapat diperoleh dari mobilisasi bagi sistem tubuh adalahsebagai berikut :
a. Sistem Muskuloskeletal
Ukuran, bentuk, tonus, dan kekuatan rangka dan otot jantung dapat dipertahankan dengan melakukan latihan yang ringan dan dapat ditingkatkan dengan melakukan latihan yang berat.
Dengan melakukan latihan, tonus otot dan kemampuan kontraksi otot meningkat. Dengan melakukan latihan atau mobilisasi dapat meningkatkan fleksibilitas tonus otot dan range of motion.
b. Sistem Kardiovaskular
Dengan melakukan latihan atau mobilisasi yang adekuat dapat meningkatkan denyut jantung (heart rate), menguatkan kontraksi otot jantung, dan menyuplai darah ke jantung dan otot. Jumlah darah yang dipompa oleh jantung (cardiac output) meningkat karena aliran balik dari aliran darah. Jumlah darah yang dipompa oleh jantung (cardiacoutput) normal adalah 5 liter/menit, dengan mobilisasi dapat meningkatkan cardiac output sampai 30 liter/ menit.
(37)
c. Sistem Respirasi
Jumlah udara yang dihirup dan dikeluarkan oleh paru (ventilasi) meningkat. Ventilasi normal sekitar 5-6 liter/menit. Pada mobilisasi yang berat, kebutuhan oksigen meningkat hingga mencapai 20x dari kebutuhan normal. Aktivitas yang adekuat juga dapat mencegah penumpukan sekret pada bronkus dan bronkiolus, menurunkan usaha pernapasan.
d. Sistem Gastrointestinal
Dengan beraktivitas dapat memperbaiki nafsu makan dan meningkatkan tonus saluran pencernaan, memperbaiki pencernaan dan eliminasi seperti kembalinya mempercepat pemulihan peristaltik usus dan mencegah terjadinya konstipasi serta menghilangkan distensi abdomen.
e. Sistem Metabolik
Dengan latihan dapat meningkatkan kecepatan metabolisme, dengan demikian peningkatan produksi dari panas tubuh dan hasil pembuangan. Selama melakukan aktivitas berat, kecepatan metabolisme dapat meningkat sampai 20x dari kecepatan normal. Berbaring di tempat tidur dan makan diit dapat mengeluarkan 1.850 kalori per hari. Dengan beraktivitas juga dapat meningkatkan penggunaan trigliserid dan asam lemak, sehingga dapat mengurangi tingkat trigliserid serum dan kolesterol dalam tubuh.
f. Sistem Urinary
Karena aktivitas yang adekuat dapat menaikkan aliran darah, tubuh dapat memisahkan sampah dengan lebih efektif, dengan demikian dapat mencegah terjadinya statis urinary. Kejadian retensi urin juga dapat dicegah dengan melakukan aktivitas.
4.4.Rentang Gerak dalam Mobilisasi
Menurut Potter dan Perry (2006) Rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: Sagital, frontal, dan
(38)
transversal. Mobilisasi sendi disetiap potongan dibatasi oleh ligament, otot, dan kontruksi Sendi. Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap potongan.
Menurut Carpenito (2000, yang dikutip oleh Rismalia, 2010), terdapat tiga rentang gerak dalam mobilisasi dini yaitu :
a. Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
b. Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya pasien berbaring sambil menggerakkan kakinya.
c. Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot sendi dengan melakukan aktivitas yang diperlukan.
4.5.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi Dini
Menurut Kozier (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi adalah : a. Gaya Hidup
Istilah gaya hidup merupakan prinsip yang dapat dicapai sebagai landasan untuk memahami perilaku seseorang yang melatarbelakangi sifat khas seseorang, terlihat dari beberapa pengertian yang diungkapkan di bawah ini. Menurut Adler dalam Hall (1993) mendefinisikan gaya hidup sebagai sistem utama yang memungkinkan berfungsinya kepribadian individu sebagai keseluruhan yang menggerakkan bagian-bagiannya.
(39)
b. Proses Penyakit dan Injury
Proses penyakit adalah keadaan dimana seseorang sedang menderita suatu penyakit tertentu. Keadaan tersebut mengakibatkan keadaan kesehatan seseorang menjadi terganggu sehingga sulit melakukan aktivitas seperti biasa. Ada kalanya pasien harus istirahat di tempat tidur karena menderita penyakit tertentu. Hal tersebut dikarenakan kondisi fisik pasien yang lemah dan energi yang kurang menyebabkan pasien beristirahat di tempat tidur dan tidak dapat melakukan mobilisasi.
c. Kebudayaan
Menurut Berger kebudayaan adalah produk manusia; produk itu lalu menjadi kenyataan objektif yang kembali mempengaruhi yang menghasilkannya (Lawang, 1994). Maksud pernyataan tersebut adalah bahwa manusia berposisi sebagai subyek yang menghasilkan kebudayaan sebagai obyek. Tetapi setelah kebudayaan itu menjadi obyek, dengan sendirinya ia akan mempengaruhi manusia dan kehidupan lingkungannya.
d. Tingkat Energi
Seseorang yang melakukan mobilisasi jelas membutuhkan energi atau tenaga. Orang yang sedang sakit akan berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan orang yang dalam kondisi sehat. Untuk itu asupan makanan yang bergizi sangat diperlukan bagi orang yang sedang sakit apalagi orang yang baru menjalani tindakan operasi agar energi atau tenaga orang tersebut dapat kembali optimal sehingga dapat melakukan mobilitas sebagaimana yang dianjurkan
4.6.Pergerakan dan Mobilisasi
Dorong klien untuk berbalik dari satu sisi ke sisi lain setidaknya setiap 2 jam. Membalikkan posisi tubuh secara bergantian dapat meningkatkan ekspansi paru secara maksimal karena paru-paru berada paling diatas. Hindari meletakkan bantal atau bantal
(40)
guling dibawah lutut karena tekanan pada pembuluh darah popliteal dapat mengganggu sirkulasi darah ke dan dari ekstremitas bawah (Kozier, 2011)
Menurut Potter dan Perry (2006), Latihan Rentang Gerak Dalam Mobilisasi Dini terdiri dari : Fleksi, Ekstensi, Adduksi, Abduksi, Supinasi, Pronasi, Dorsifleksi, Plantarfleksi, Inversi, Eversi
4.7.Tahap-Tahap Mobilisasi Dini pada Pasien Paska Operasi
Untuk mencegah komplikasi pada pasien paska operasi, pasien harus melakukan mobilisasi dini sesuai dengan tahapannya. Semakin cepat bergerak itu semakin baik, namun ambulasi harus tetap dilakukan secara hati-hati (Brunner & Suddarth, 2002). Menurut Waher, Salmond dan Pellino (2002, yang dikutip oleh Eldawati 2010), pada pasien dengan keterbatasan beban pada tubuh, mulai latihan ambulasi dengan bantuan alat gerak.
Untuk meyakinkan pasien aman atau selamat selama latihan melangkah maka respon kardiovaskular harus dikaji, karena latihan seperti berpindah atau turun naik tangga adalah sebagian dari proses rehabilitasi dan membutuhkan pengkajian hemodinamik. Hal ini harus diperhatikan, bahwa kondisi medis harus selalu stabil karena latihan tidak bisa dilakukan pada kondisi kronis seperti Cronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) dan Coronary Arteri Disease (CAD).
Tujuan tahapan ambulasi ini adalah untuk mencapai fungsi yang independen pada ambulasi merupakan usaha aktif yang dilakukan oleh pasien.
(41)
Menurut Cetrione (2009, dalam Rismalia, 2010) tahap –tahap mobilisasi dini pasien paska operasi meliputi:
a. Pada saat awal (6 sampai 8 jam setelah operasi), pergerakan fisik bisa dilakukan di atas tempat tidur dengan menggerakkan tangan dan kaki yang bisa ditekuk dan diluruskan, mengkontraksikan otot-otot termasuk juga menggerakkan badan lainnya, miring ke kiri atau ke kanan.
b. Pada 12 sampai 24 jam berikutnya atau bahkan lebih awal lagi badan sudah bisa diposisikan duduk, baik bersandar maupun tidak dan fase selanjutnya duduk di atas tempat tidur dengan kaki yang dijatuhkan atau ditempatkan di lantai sambil digerak-gerakkan.
c. Pada hari kedua paska operasi, rata-rata untuk pasien yang dirawat di kamar atau bangsal tidak ada hambatan fisik untuk berjalan, semestinya memang sudah bisa berdiri dan berjalan di sekitar kamar atau keluar kamar, misalnya ke toilet atau kamar mandi sendiri. Pasien harus diusahakan untuk kembali ke aktivitas biasa segera mungkin, hal ini perlu dilakukan sedini mungkin pada pasien paska operasi untuk mengembalikan fungsi pasien kembali normal.
(42)
BAB III
KERANGKA PENELITIAN 1 kerangka konseptual
Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka dapat digambarkan kerangka konsep sebagai berikut :
Skema 1. Kerangka Penelitian Persepsi dan Perilaku Pasien Pasca Bedah Abdomen Tentang Mobilisasi Dini
Persepsi pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini:
- Positif - Negatif
Tindakan pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini:
- Baik - Buruk
(43)
2. Definisi Operasional
Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Persepsi Pandangan pasien
tentang mobilisasi dini pasca bedah abdomen
Diukur menggunakan kuesioner persepsi pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dengan menggunakan
multiple choice yang terdiri dari 8 pertanyaan a. Positif 21-32 b. Negatif 8-20 Ordinal Perilaku:
Tindakan Segala perbuatan yang dilakukan pasien pasca bedah dalam
mobilisasi dini pasca bedah abdomen
Diukur menggunakan Observasi tindakan pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi menggunakan
dichotomy choice
yang terdiri dari 8 pernyataan. a. Baik 13-16 b. Buruk 8-12 Ordinal
(44)
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi dan perilaku pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Menurut Dharma (2011) penelitian jenis deskriptif hanya menggambarkan/ memaparkan variabel-variabel yang diteliti tanpa menganalisa hubungan antar variable.
2. Populasi dan Sampel Penelitian 2.1. Populasi
Populasi adalah unit dimana suatu hasil penelitian akan diterapkan (Dharma, 2011).Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah pasien pasca bedah abdomen di RSUD Dr. Pirngadi Medan dari bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013 sebanyak 346 orang.
2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah Pasien pasca bedah abdomen di RSUD Dr. Pirngadi Medan selama waktu penelitian yang sesuai dengan kriteria sampel dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling.
Menurut Notoatmodjo (2010) accidental sampling ialah teknik pengambilan sampel berdasarkan kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat dengan konteks penelitian.
(45)
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah : 1) Pasien pasca bedah abdomen
2) Pasien yang baru pertama kali bedah 3) Pasien bedah abdomen selama satu hari.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan pada 19 Juni 2015 sampai dengan 19 Juli 2015.
4. Instrument Penelitian
Instrument ini terdiri dari bagian kuisioner data demografi, kuisioner persepsi pasien pasca bedah abdomen, dan kuisioner perilaku pasien pasca bedah abdomen.
4.1. Kuisioner Data Demografi
Instrument penelitian tentang pengumpulan data demografi pasien pasca bedah abdomen.
4.2. Kuisioner Persepsi
Instrument penelitian tentang persepsi pasien pasca bedah abdomen menggunakan skala Likert dengan cara menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap item, yaitu skor untuk pernyataan positif adalah sangat setuju = 4, setuju = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju=1. 4.3. kuisioner perilaku
4.3.1. Kuisioner Tindakan
Insrument penelitian tentang tindakan pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini terdiri dari 8 pernyataan. Penilaian menggunakan Skala Guttman dengan cara menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap item yaitu skor pernyataan positif adalah ada (Skor 2) tidak ada (skor 1) Total skor diperoleh terendah 8 yang tertinggi 16.
(46)
Berdasarkan rumus statistic menurut sudjana (1992) adalah :
� = �������
������ �����
Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang 12 dan 2 kategori kelas untuk menilai pengetahuan pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini, maka didapatkan panjang kelas 4 menggunakan P=4 dan nilai terendah 8 sebagai batas bawah kelas interval pertama, maka pengetahuan pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini dikategorikan interval sebagai berikut 8-20 adalah buruk, dan 21-32 adalah baik.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang dilakukan bertahap, yang terdiri dari :
1. Tahap persiapan pengumpulan data
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat rekomendasi dari bagian pendidikan Fakultas Keperawatan dan permintaan izin kepada Direktur RSUD Dr. Pirngadi Medan. Kemudian peneliti mendekati responden dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Apabila calon responden bersedia berpartisipasi dalam penelitian, maka responden dipersilahkan untuk menandatangani Informed Consent. Jika responden menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak memaksa dan menghormati hak-haknya.
Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden, baik resiko fisik maupun psikis. Kerahasian catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrument, tetapi menggunakan inisial saja. Dan seluruh data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
(47)
2. Tahap Pengumpulan Data
Peneliti mendatangi RSUD Dr. Pirngadi Medan,Selanjutnya peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan dari penelitian dan juga peneliti memberitahukan bahwa segala infomasi responden akan tetap dirahasiakan. Kemudian Peneliti memohon ketersediaan ibu hamil yang sesuai dengan kriteria sampel untuk menjadi responden. Jika responden bersedia menjadi sampel maka peneliti meminta menandatangani di lembar persetujuan menjadi responden yang telah disediakan kemudian dilanjutkan untuk penjelasan tata cara pengisian kuesioner.
a. Responden diminta untuk mengisi kuesioner.
b. Setelah kuesioner selesai di isi, peneliti memeriksa semua kuesioner sebelum dikumpulkan untuk diteliti kelengkapannya terlebih dahulu. Bila ada yang tidak lengkap, peneliti meminta responden untuk melengkapinya kembali.
c. Setelah semuanya selesai, kemudian peneliti mengadakan terminasi kepada responden dengan mengucapkan terima kasih atas kesediaannya berpartisipasi dalam penelitian ini.
6. Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan akan diolah melalui beberapa tahap berikut (Notoatmodjo, 2010) :
1. Editing.Setelah kuesioner diperoleh, hasil kuesioner yang telah dikumpulkan perlu disunting (edit) terlebih dahulu.
2. Coding. Peneliti membuat lembaran kode berupa kolom-kolom untuk merekam data
secara manual.
3. Transfering (Data Entry). Memasukkan Data yang telah diberi kode disusun secara berurutan untuk dimasukkan ke dalam tabel sesuai dengan sub variabel yang ingin diteliti.
(48)
4. Tabulating. Data dimasukkan ke dalam tabel dilakukan proses perhitungan untuk mencari nilai rata-rata dari setiap subvariabel dan kemudian baru dilakukan pencarian nilai rata-rata secara keseluruhan, dan seterusnya sehingga dapat ditentukan seorang responden bisa digolongkan dalam kategori tingkat baik ataupun kurang.
7. Analisa Data a. Univariat
Menurut Saryono (2013), data yang dperoleh dari hasil pengumpulan dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik. Jika data mempunyai distribusi normal, maka mean dapat digunakan sebagai ukuran pemusatan dan standar deviasi (SD) sebagai ukuran penyebaran. Jika distribusi data tidak normal maka sebaiknya menggunakan median sebagai ukuran pemusatan dan miimum-maksimum sebagai ukuran penyebaran.
(49)
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian
Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai persepsi dan perilaku pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini yang diperoleh melalui proses pengumpulan data yang dilaksanakan pada bulan Juli 2015 di RSUD Dr.Pirngadi Medan dengan jumlah responden sebanyak 40 orang. Hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk tabel dan narasi, yang berisi data karakteristik responden, persepsi dan perilaku pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini di RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2015.
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi, dan Persentase Karakteristik Responden di RSUD Dr.Pirngadi Medan (n=40)
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Usia
- 12-18 tahun - 18-30 tahun - 30-50 tahun
16 23 1 40 57,5 2,5 Jenis Kelamin - Laki-laki - Perempuan 19 21 47,5 52,5 Pendidikan Terakhir - PT - SMA - SMP 22 15 3 55,0 37,5 7,5 Agama - Islam - Katholik - Kristen 25 4 11 62,5 10,0 27,5 Suku - Jawa - Batak - DLL - Melayu 17 16 4 3 42,5 40,0 10,0 7,5 Jenis Operasi - Mayor - Minor 2 38 5,0 95,0
(50)
Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada Tabel 5.1. menunjukkan bahwa mayoritas usia responden adalah 18-30 tahun dengan jumlah sebanyak 23 responden (57,5%), dengan mayoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 21 responden (52,5%), serta mayoritas berpendidikan perguruan tinggi Sebanyak 22 responden (55,0%), dan mayoritas beragama islam sebanyak 25 responden (62,5%), dengan mayoritas bersuku jawa sebanyak 17 responden (42,5%).
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi Pasien Pasca Bedah Abdomen Tentang Mobilisasi Dini
No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1. Positif 39 97,5
2. Negatif 1 2,5
Jumlah 40 100
Berdasarkan hasil penelitian Tabel 5.2. menunjukkan bahwa persepsi pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini di RSUD Dr. Pirngadi sebanyak 1 responden (2,5%) berkategori Negatif, dan 39 responden (97,5%) berkategori Positif. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden Berdasarkan
Tindakan Pasien Pasca Bedah Abdomen Melakukan Mobilisasi Dini
No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1. Baik 38 95,0
2 Buruk 2 5,0
Jumlah 40 100
Berdasarkan hasil penelitian Tabel 5.3. menunjukkan bahwa tindakan pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini di RSUD Dr. Pirngadi sebanyak 2 responden (5,0%) berkategori Buruk, dan 38 responden (95,0%) berkategori Baik.
(51)
5.2Pembahasan
5.2.1 Persepsi Dan Tindakan Pasien Pasca Bedah Abdomen Tentang Mobilisasi Dini
Hasil penelitian mengenai persepsi pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini di RSUD Dr.Pirngadi Medan telah dilaksanakan kepada 40 responden dan menunjukkan bahwa persepsi pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini di RSUD Dr.Pirngadi Medan sebanyak 39 responden (97,5%) berkategori positif. Hal ini didukung karena di RSUD Dr. Pirngadi sudah ada standar operasi prosedur tentang mobilisasi dini pasca operasi
Berdasarkan penelitian Hesti (2010), mengenai gambaran penatalaksanaan mobilisasi dini oleh perawat pada pasien post apendiktomy yang menimbulkan respon positif seperti mencegah kekakuan otot dan sendi sehingga juga mengurangi nyeri, menjamin kelancaran peredaran darah, memperbaiki pengaturan metabolisme tubuh
Kozier (2011), mengatakan manfaat mobilisasi adalah mencegah kekakuan sendi, mencegah atropi otot, mempercepat penyembuhan luka, menurunkan nyeri, mencegah kelemahan otot, mempercepat platus, menghindar terjadinya dekubitus.
Potter dan Perry (2006), mengemukakan bahwa mobilisasi mempunyai banyak tujuan, seperti mengekspresikan emosi dengan gerakan non verbal, pertahanan diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktivitas hidup sehari-hari dan kegiatan rekreasi. Dalam mempertahankan mobilisasi fisik secara optimal maka system saraf, otot, skeletal harus tetap utuh dan berfungsi baik.
Hanya 2,5% responden yang memiliki persepsi negatif. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang manfaat mobilisasi dini setelah operasi sehingga memiliki pandangan yang negatif.
(52)
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tindakan pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini di RSUD Dr.Pirngadi Medan telah dilaksanakan kepada 40 responden dan menunjukkan bahwa Tindakan pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini di RSUD Dr.Pirngadi Medan sebanyak 38 responden (95,0%) berkategori Baik
Dari hasil tindakan pasien pasca bedah abdomen dalam melakukan mobilisasi dini adalah pada saat awal 6 sampai 8 jam setelah operasi pasien menggerakkan tangan dan kaki dengan tujuan mencegah atropi otot (Kottke,1998)
Pasien duduk diatas tempat tidurdengan kaki yang dijatuhkan atau di tempatkan dilantai sambil digerakan pada saat 12 sampai 24 jam setelah operasi dengan tujuan mendukung ventilasi, curah jantung, menurunkan tekanan intra kranial (Potter dan Perry, 2006)
Pada hari kedua pasien turun dari tempat tidur dengan tujuan mencegah terjadinya dekubitus , pasien sudah bisa berjalan di sekitar tempat tidur pada hari ketiga dengan tujuan mencegah kelemahan otot, dan meningkatkan sirkulasi darah (Kozier,2011), pasien membalikan posisi tubuh secara bergantian dengan tujuan menstimulus peristaltik usus sehingga memicu terjadinya flatus (Kottke,1998)
Pasien menggenggam dan meluruskan jari-jari tangan, pasien meregangkan dan merapatkan kembali jari-jari tangan, pasien menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk keatas dan kebawah dengan tujuan mencegah kontraktur (Kottke, 1998)
Hanya 5,0% responden berkategori buruk. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan pasien tentang manfaat mobilisasi dini, dan akibat nyeri berat pasca bedah laparatomi sehinga pasien merasa ketakutan untuk melakukan mobilisasi dini
Chapman (2006), mengatakan rendahnya pengetahuan, kelemahan mental, dan depresi adah faktor yang mempengaruhi melakukan mobilisasi dini.
(53)
Menurut Rismaliah (2009), faktor seseorang tidak melakukan mobilisasi karena pengaruh dari orang-oreang sekitar seperti keluarga dan kerbat untuk tidak melakukan banyak pergerakan setelah operasi mengakibatkan pasien malas untuk mobilisasi dini, biasanya kepercayaan atau anggapan tersebut disebabkan oleh karena kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang manfaat mobilisasi dini setelah operasi
Menurut Kozier (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi adalah : a. Gaya Hidup
Istilah gaya hidup merupakan prinsip yang dapat dicapai sebagai landasan untuk memahami perilaku seseorang yang melatarbelakangi sifat khas seseorang, terlihat dari beberapa pengertian yang diungkapkan di bawah ini. Menurut Adler dalam Hall (1993) mendefinisikan gaya hidup sebagai sistem utama yang memungkinkan berfungsinya kepribadian individu sebagai keseluruhan yang menggerakkan bagian-bagiannya. b. Proses Penyakit dan Injury
Proses penyakit adalah keadaan dimana seseorang sedang menderita suatu penyakit tertentu. Keadaan tersebut mengakibatkan keadaan kesehatan seseorang menjadi terganggu sehingga sulit melakukan aktivitas seperti biasa. Ada kalanya pasien harus istirahat di tempat tidur karena menderita penyakit tertentu. Hal tersebut dikarenakan kondisi fisik pasien yang lemah dan energi yang kurang menyebabkan pasien beristirahat di tempat tidur dan tidak dapat melakukan mobilisasi.
c. Kebudayaan
Menurut Berger kebudayaan adalah produk manusia; produk itu lalu menjadi kenyataan objektif yang kembali mempengaruhi yang menghasilkannya (Lawang, 1994). Maksud pernyataan tersebut adalah bahwa manusia berposisi sebagai subyek yang menghasilkan kebudayaan sebagai obyek. Tetapi setelah kebudayaan itu menjadi
(54)
obyek, dengan sendirinya ia akan mempengaruhi manusia dan kehidupan lingkungannya.
d. Tingkat Energi
Seseorang yang melakukan mobilisasi jelas membutuhkan energi atau tenaga. Orang yang sedang sakit akan berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan orang yang dalam kondisi sehat. Untuk itu asupan makanan yang bergizi sangat diperlukan bagi orang yang sedang sakit apalagi orang yang baru menjalani tindakan operasi agar energi atau tenaga orang tersebut dapat kembali optimal sehingga dapat melakukan mobilitas sebagaimana yang dianjurkan
(55)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan masalah penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan Persepsi Dan Perilaku Pasien Pasca Bedah Abdomen Tentang Mobilisasi Dini Di RSUD Dr.Pirngadi Medan.
Hasil kesimpulan persepsi pasien pasca bedah abdomen melakukan mobilisasi dini di RSUD Dr.Pirngadi Medan sebanyak 39 responden (97,5%) berkategori Positif, dan hasil kesimpulan tindakan pasien pasca bedah abdomen dalam melakukan mobilisasi dini di RSUD Dr.Pirngadi Medan sebanyak 38 responden (95,0%) berkategori Baik
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran bagi :
1. Peneliti
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan kajian untuk menambah wawasan mengenai Persepsi Dan Perilaku Pasien Pasca Bedah Abdomen Tentang Mobilisasi Dini Di RSUD Dr.Pirngadi Medan
2. Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan di perpustakaan guna untuk menambah bahan bacaan serta sumber referensi, dan sebagai bahan tambahan pengetahuan mahasiswa tentang konsep mobilisasi dini dalam mata kuliah keperawatan medikal bedah.
(56)
3. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi dasar referensi dalam penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian dalam ruang lingkup yang sama terkait pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi di beberapa rumah sakit
(57)
DAFTAR PUSTAKA
Dharma K, K. (2011). Metodelogi penelitian keperawatan. Jakarta: TIM
Hesti, dkk. (2010). Gambara Penatalaksanaan Oleh Perawat Pada Pasien Post Apendictomy
Di RS PKU Muhammadiyah Gombong : STIKES Muhammadiah Gombong
Kiik M,S. (2013). Early mobilization influenceto peristaltic’s recov- ery time intestine
on pasca’s patient hads out abdomen at ICY BPRSUD LABUANG BAJI MAKASSAR:
STIKES Maranatha Kupang
Kottke, (1998).. Krussen’s Handbook of Physical Medicine and Rehabilitation. Philadelphia :
W.B Saunders
Kozier. (2011). Fundamental keperawatan. Jakarta: EGC
Notoatmodjo, Soekidjo. (2011). Promosi kesehatan dan Perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodelogi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Potter, Perry. (2006). Fundamental keperawatan. Jakarta: EGC
Purnima. (2010). Outcome of early active mobilization after flexor tendons repair in
zones II-V in hand
Rimaliah,R. (2009). Gambaran pengetahuan dan perilaku pasien pasca operasi
appendictomy tentang mobilisasi dini dI RSUP FATMAWATI,Skripsi,Jakarta: PSIK UINSHJ
Saryono. (2013). Metodelogi penelitian kualitatif dan kuantitatif. Jakarta: Medical Book
Sarwono,S. (2010). Pengantar psikologi umum. Jakarta: Rajawali Pers
Simamora,J. (2007). Gambaran dukungan social keluarga terhadap kesembuhan pasien
pasca stroke pada masa rehabilitasi di RSUP Haji Adam Malik, Skripsi, Medan :
PSIK USU
Sjamsuhidajat, Jong. (2005). Buku ajar ilmu bedah. Jakarta:EGC
Yuni,S. (2013). Efektivitas Ambulasi Dini terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bernama Natal Kingman Budi Sidabungke adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Persepsi dan Perilaku Pasien Pasca Bedah Abdomen Tentang Mobilisasi Dini. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. selanjutnya saya mohon kesediaan Bapak/Ibu mengisi kuesioner dengan jujur dan apaadanya. Jika bersedia silahkan menandatangani lembar persetujuaan ini dengan sukarela.
Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun.
Identitas pribadi Bapak/Ibu dari semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk penelitian ini.
Terimaksaih atas partisipasi yang telah diberikan dalam penelitian ini.
Medan, April 2015
Peneliti Responden
(63)
Lampiran 1 Kode : Tanggal : INSTRUMEN PENELITIAN
PERSEPSI DAN PERILAKU PASIEN PASCA BEDAH ABDOMEN TENTANG MOBILISASI
1. Isilah titik-titik pada data demografi dan berilah tanda checklist (√) pada pernyataan yang menurut anda benar .
Petunjuk Pengisian :
2. bila ada pernyataan yang kurang dimengerti, anda dapat menanyakannya pada peneliti.
A. Data Demografi
1. Inisial Subjek :
2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
3. Umur : tahun
4. Pendidikan Terakhir : SD SMP
SMA Perguruan Tinggi
5. Agama : Islam Kristen
Katholik Hindu
Budha
6. Suku : Batak Jawa
(64)
Lampiran 2
B. Persepsi pasien pasca bedah abdomen tentang mobilisasi dini Keterangan :
SS : Sangat Setuju S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No. Pernyataan SS S TS STS 1. Apakah pergerakan anggota tubuh sangat penting untuk dilakukan
2. Dengan menggerakkan anggota tubuh dapat mempercepat penyembuhan luka
3. Menggerakkan anggota tubuh dapat menurunkan nyeri
4. Menggerakkan anggota tubuh dapat mencegah kelemahan otot 5. Menggerakkan anggota tubuh akan mempercepat buang angin 6. Menggerakkan anggota tubuh dapat menghindar terjadi luka tekan
7. Menggerakkan anggota tubuh merupakan pemenuhan kebutuhan dasar 8. Menggerakkan angota tubuh dapat mempercepat pemulihan
(65)
LEMBAR OBSERVASI
PERILAKU PASIEN PASCA BEDAH ABDOMEN TENTANG MOBILISASI DINI DI RSUD DR.PIRNGADI
Hari / Tanggal : _________________ Ruangan : _________________ Nama Observer : _________________ Tujuan :
1. Merekam data berapa banyak paien yang melakukan mobilisasi 2. Merekam data perilaku pasien melakukan mobilisasi
Petunjuk :
1. Observer harus berada pada posisi yang tidak mengganggu istirahat tetapi tetap dapat memantau setiap kegiatan yang dilakukan pasien pasca bedah
2. Memberikan ceklist ( √ ) pada pasien melakukan tindakan mobilisasi
No. Perilaku Pasien Pasca Bedah Abdomen Tentang Mobilisasi Dini Ada Tidak Ada 1
Pada saat awal (6 sampai 8 jam setelah operasi), pasien menggerakkan tangan dan kaki yang bisa ditekuk dan diluruskan,
2
Dari 12 sampai 24 jam setelah operasi, pasien duduk di atas tempat tidur dengan kaki yang dijatuhkan atau ditempatkan di lantai sambil digerak-gerakkan
3. Pada hari kedua pasca operasi,pasien turun dari tempat tidur..
4 Pada hari ketiga setelah operasi, pasien sudah bisa berjalan di sekitar tempat tidur.
5 Pasien membalikkan posisi tubuhnya secara bergantian 6 Pasien menggenggam dan meluruskan jari-jari tangan
7 Pasien merenggangkan dan merapatkan kembali jari-jari tangan
8 Pasien menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas dan ke bawah
(66)
Persepsi Dan Perilaku Pasien Pasca Bedah Abdomen Tentang Mobilisasi Dini Di RSUD Dr.Pirngadi Medan Kelompok
Umur
Jenis
Kelamin Pendidikan Agama Suku
Pernyataan
Total Kategori Observasi Total Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
Remaja Laki-laki SMA Islam Batak 4 4 2 2 3 3 3 3 24 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Remaja Laki-laki PT Islam Jawa 3 3 4 4 4 2 1 4 25 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Remaja Laki-laki SMP Islam Batak 4 3 2 3 1 4 4 3 24 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Remaja Perempuan SMA Islam Batak 4 4 4 4 4 3 4 4 31 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Awal Dewasa Perempuan SMP Islam Jawa 3 4 1 2 4 4 4 4 26 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Awal Dewasa Laki-laki PT Islam Melayu 1 2 2 2 3 2 1 1 14 Negatif 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Buruk Awal Dewasa Perempuan SMA Kristen Batak 4 4 3 3 4 4 4 3 29 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Awal Dewasa Perempuan SMA Islam Jawa 1 2 3 3 3 4 4 1 21 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Awal Dewasa Perempuan PT Kristen Batak 4 4 3 3 4 4 4 3 29 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Remaja Perempuan SMA Kristen Batak 3 4 3 4 3 4 3 3 27 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Remaja Perempuan SMA Islam Jawa 3 1 2 3 4 4 4 4 25 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Awal Dewasa Laki-laki PT Katholik Jawa 3 3 4 4 3 4 3 4 28 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Remaja Laki-laki SMA Islam Jawa 2 3 3 3 4 4 4 4 27 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Remaja Laki-laki SMP Katholik Batak 4 3 2 1 3 4 4 4 25 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Remaja Laki-laki SMA Islam Jawa 4 4 4 3 3 4 3 4 29 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Awal Dewasa Perempuan PT Kristen Batak 4 3 3 4 3 4 4 4 29 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Remaja Perempuan SMA Kristen Batak 3 2 3 3 4 4 4 3 26 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Remaja Laki-laki SMA Islam DLL 3 4 4 4 3 4 3 3 28 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Awal Dewasa Laki-laki PT Islam Jawa 3 2 1 4 4 4 3 4 25 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Awal Dewasa Perempuan PT Islam Jawa 3 2 1 4 4 3 4 3 24 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Awal Dewasa Laki-laki PT Katholik Batak 4 3 3 3 4 3 3 2 25 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Awal Dewasa Laki-laki PT Islam Jawa 3 3 3 2 4 3 3 2 23 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Awal Dewasa Laki-laki PT Islam Jawa 4 2 3 3 4 4 4 3 27 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Remaja Laki-laki SMA Kristen Batak 3 3 4 4 4 3 3 3 27 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik
(67)
Awal Dewasa Laki-laki PT Islam DLL 4 4 4 4 4 4 4 4 32 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Remaja Perempuan SMA Kristen DLL 3 3 4 4 4 3 4 4 29 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Remaja Laki-laki SMA Islam Melayu 3 2 4 3 4 2 4 3 25 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Remaja Perempuan SMA Islam Melayu 4 4 4 4 4 4 4 4 32 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Remaja Perempuan SMA Islam DLL 4 4 3 3 4 4 4 3 29 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Dewasa Lanjut Perempuan PT Kristen Jawa 3 4 3 4 3 4 3 3 27 Positif 2 2 1 1 1 1 2 2 12 Buruk Awal Dewasa Perempuan PT Katholik Batak 3 1 2 3 4 4 4 4 25 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Awal Dewasa Perempuan PT Islam Jawa 3 3 4 4 3 4 3 4 28 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Awal Dewasa Laki-laki PT Islam Jawa 2 3 3 3 4 4 4 4 27 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Awal Dewasa Perempuan PT Islam Jawa 4 3 2 1 3 4 4 4 25 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Awal Dewasa Perempuan PT Islam Jawa 4 4 4 3 3 4 3 4 29 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Awal Dewasa Laki-laki PT Islam Batak 4 3 3 4 3 4 4 4 29 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Awal Dewasa Perempuan PT Kristen Batak 3 2 3 3 4 4 4 3 26 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Awal Dewasa Laki-laki PT Islam Jawa 3 4 4 4 3 4 3 3 28 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Awal Dewasa Perempuan PT Kristen Batak 3 2 1 4 4 4 3 4 25 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik Awal Dewasa Perempuan PT Kristen Batak 3 2 1 4 4 4 3 4 25 Positif 2 2 2 2 2 2 2 2 16 Baik
(68)
Distribusi Frekuensi, dan Persentase Karakteristik Responden di RSUD Dr.Pirngadi Medan (n=40)
Statistics
Umur Jenis.Kelamin Pendidikan Agama Suku Total Kategori
N Valid 40 40 40 40 40 40 40
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Std. Deviation 3.130
Percentiles 100 32.00
Frequency Table
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Awal Dew 23 57.5 57.5 57.5
Dewasa L 1 2.5 2.5 60.0
Remaja 16 40.0 40.0 100.0
(69)
Jenis.Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-lak 19 47.5 47.5 47.5
Perempua 21 52.5 52.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid PT 22 55.0 55.0 55.0
SMA 15 37.5 37.5 92.5
SMP 3 7.5 7.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Agama
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Islam 25 62.5 62.5 62.5
Katholik 4 10.0 10.0 72.5
Kristen 11 27.5 27.5 100.0
(70)
Suku
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Batak 16 40.0 40.0 40.0
DLL 4 10.0 10.0 50.0
Jawa 17 42.5 42.5 92.5
Melayu 3 7.5 7.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 14 1 2.5 2.5 2.5
21 1 2.5 2.5 5.0
23 1 2.5 2.5 7.5
24 3 7.5 7.5 15.0
25 10 25.0 25.0 40.0
26 3 7.5 7.5 47.5
(71)
28 4 10.0 10.0 72.5
29 8 20.0 20.0 92.5
31 1 2.5 2.5 95.0
32 2 5.0 5.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kategori
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Negatif 1 2.5 2.5 2.5
Positif 39 97.5 97.5 100.0
(72)
Distribusi Dan Frekuensi Persepsi Pasien Pasca Bedah Abdomen Statistics
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
N Valid 40 40 40 40 40 40 40 40
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Std. Deviation .776 .906 1.008 .840 .639 .616 .751 .807
Percen tiles
100
4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
Frequency Table
P1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 5.0 5.0 5.0
Tidak Setuju 2 5.0 5.0 10.0
Setuju 20 50.0 50.0 60.0
Sangat Setuju 16 40.0 40.0 100.0
(73)
P2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 5.0 5.0 5.0
Tidak Setuju 10 25.0 25.0 30.0
Setuju 14 35.0 35.0 65.0
Sangat Setuju 14 35.0 35.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
P3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 5 12.5 12.5 12.5
Tidak Setuju 7 17.5 17.5 30.0
Setuju 15 37.5 37.5 67.5
Sangat Setuju 13 32.5 32.5 100.0
(74)
P4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 5.0 5.0 5.0
Tidak Setuju 4 10.0 10.0 15.0
Setuju 16 40.0 40.0 55.0
Sangat Setuju 18 45.0 45.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
P5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 2.5 2.5 2.5
Setuju 15 37.5 37.5 40.0
Sangat Setuju 24 60.0 60.0 100.0
(1)
Daftar Distribusi Dan Frekuensi Tindakan Pasien Pasca Bedah Abdome Dalam
Melakukan Mobilisasi Dini
Statistics
Total Kategori
N Valid 40 40
Missing 0 0
Std. Deviation .441
Percentiles 100 16.00
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 14 2 5.0 5.0 5.0
16 38 95.0 95.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kategori
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Baik 38 95.0 95.0 95.0
Buruk 2 5.0 5.0 100.0
(2)
Ob1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ada 40 100.0 100.0 100.0
Ob2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ada 40 100.0 100.0 100.0
Ob3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Ada 2 5.0 5.0 5.0
Ada 38 95.0 95.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Statistics
Ob1 Ob2 Ob3 Ob4 Ob5 Ob6 Ob7 Ob8
N Valid 40 40 40 40 40 40 40 40
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Std. Deviation .000 .000 .221 .221 .000 .000 .000 .000
(3)
Ob4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Ada 2 5.0 5.0 5.0
Ada 38 95.0 95.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Ob5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ada 40 100.0 100.0 100.0
Ob6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ada 40 100.0 100.0 100.0
Ob7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ada 40 100.0 100.0 100.0
Ob8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(4)
(5)
TAKSASI DANA
1.
Biaya rental dan print menyelesaikan skripsi
: Rp. 100.000
2.
Foto copy sumber tinjauan pustaka
: Rp. 100.000
3.
Biaya perbanyak proposal
: Rp. 100.000
4.
Biaya transportasi survey awal dan penelitian
: Rp. 300.000
5.
Biaya penelitian skripsi
: Rp. 400.000
6.
Foto copy lembar kuesioner
: Rp. 50.000
7.
Dana perbanyak skripsi
: Rp. 50.000
8.
Biaya tidak terduga
: Rp. 100.000
Jumlah
: Rp. 1.200.000
Medan, Oktober 2015
Peneliti
(6)