Pergerakan dan Mobilisasi KONSEP MOBILISASI DINI

Menurut Cetrione 2009, dalam Rismalia, 2010 tahap –tahap mobilisasi dini pasien paska operasi meliputi: a. Pada saat awal 6 sampai 8 jam setelah operasi, pergerakan fisik bisa dilakukan di atas tempat tidur dengan menggerakkan tangan dan kaki yang bisa ditekuk dan diluruskan, mengkontraksikan otot-otot termasuk juga menggerakkan badan lainnya, miring ke kiri atau ke kanan. b. Pada 12 sampai 24 jam berikutnya atau bahkan lebih awal lagi badan sudah bisa diposisikan duduk, baik bersandar maupun tidak dan fase selanjutnya duduk di atas tempat tidur dengan kaki yang dijatuhkan atau ditempatkan di lantai sambil digerak- gerakkan. c. Pada hari kedua paska operasi, rata-rata untuk pasien yang dirawat di kamar atau bangsal tidak ada hambatan fisik untuk berjalan, semestinya memang sudah bisa berdiri dan berjalan di sekitar kamar atau keluar kamar, misalnya ke toilet atau kamar mandi sendiri. Pasien harus diusahakan untuk kembali ke aktivitas biasa segera mungkin, hal ini perlu dilakukan sedini mungkin pada pasien paska operasi untuk mengembalikan fungsi pasien kembali normal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Dasar tentang Persepsi

1.1.Pengertian Persepsi Persepsi adalah objek-objek disekitar kita, kita tangkap melalui alat-alat indra dan diproyeksikan pada bagian tertetu di otak sehingga kita dapat mengamati objek tersebut. Persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya yang kemudia masuk kedalam otak Sarwono, 2010. 1.2.Prinsip persepsi Menurut Sarwono 2010 Organisasi dalam persepsi mengikuti beberapa prinsip yaitu : 1. Wujud dan Latar Objek-objek yang kita amati disekitar kita selalu muncul sebagai wujud dengan hal- hal lainya sebagai latar ground. Namun, tidak selalu perbedaan wujud dan latar sejelas itu. Dalam gambar wujud dan latar, kita bias melihatnya sebagai dua wajah yang saling berhadapan latar belakang putih atau hitam. Bentuk seperti ini dinamakan ambiguous figure atau disebut juga multi stability dan sering terjadi sehingga terjadilah perbedaan persepsi atau miskomunikasi. 2. Pola Pengelompokkan Dalam psikologi, cara manusia mengelompokkan apa yang dipersepsinya dengan mengikuti hokum tertentu yang dinamakan hukum gestalt atau hukum pragnanz. Termasuk di dalamnya adalah hukum kesamaan law of similarity, hukum keutuhan law of contiguity , dan hukum kedekatan law of proximity 3. Ketetapan Teori gestalt juga mengemukakan bahwa dari proses belajarnya, manusia cenderung akan mempersepsikan segala sesuatu sebagai sesuatu yabg tidak berubah, walaupun indra kita sebetulnya menangkap adanya perubahan. Dalam persepsi ada empat ketetapan dasar yang di kemukakan oleh psikologi gestalt, yaitu ketetapan warna, ketetapan bentuk, ketetapan ukuran. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan persepsi antar individu dan antar kelompok yaitu : perhatian, set, kebutuhan sistem nilai, tipe kepribadian, dan gangguan kejiwaan Sarwono, 2010

2. Konsep Dasar tentang Perilaku

2.1.Pengertian Perilaku Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme makhluk hidup yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. Notoatmodjo, 2012 Menurut Skiner 1938 seorang ahli psikologi, merumuskan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Oleh karena itu perilaku ini menjadi terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skiner ini disebut teori “S-O-R” atau stimulus organisme respons. Dalam teori Skiner dibedakan adanya dua respon yaitu Respondent respon, dan operant respon. a. Respondent respons atau flexi, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan- rangsangan stimulus tertentu. Stimulus semacam ini disebut eleciting stimulalation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena mencakup respon. Menurut Notoatmodjo 2011 dilihat dari bentuk respon stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan menjadi 2 yaitu perilaku tertutup dan perilaku terbuka. a. Perilaku tertutup covert behavior Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuankesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. b. Perilaku terbuka overt behavior Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam atau praktik practice yang dengan mudah diamati atau dilihat orang lain. 2.2.Domain perilaku Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme orang, namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktorfaktor lain dari orang yang bersangkutan.