Givoly dan Palmon dalam Lee dan Jahng, 2008 menyatakan bahwa ARL berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan timeliness. Dyer dan McHugh dalam wiguna, 2012 membagi keterlambatan
lag menjadi tiga bagian, yaitu : 1. Preliminary Lag : merupakan interval waktu antara tanggal
berakhirnya tahun buku sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan pendahuluan oleh pasar modal.
2. Auditors signature lag, yaitu interval waktu antara tanggal berakhirnya tahun buku sampai dengan tanggal yang tertera
dalam laporan auditor indipenden 3. Total lag, yaitu interval waktu antara tanggal berakhirnya tahun
buku sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan. audit report lag juga dikenal dengan audit delay. Jika audit report
lag semakin lama, maka kemungkinan keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan semakin besar. Hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat
ketidakpastian keputusan berdasarkan informasi yang dipublikasikan.
b. Opini Audit
Akuntan publik bertugas memberikan assurance terhadap kewajaran laporan keuangan yang disusun dan diterbitkan oleh
manajemen. Assurance terhadap laporan keuangan tersebut, diberikan akuntan publik melalui opini akuntan publik.
Universitas Sumatera Utara
Opini audit adalah pendapat akuntan publik atau auditor independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diauditnya. Auditor
sebagai pihak yang independen di dalam mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan publik akan memberikan opini atas laporan keuangan
yang diauditnya. Standar Profesional Akuntan Publik SPAP SA Seksi 110 paragraf 1 menyatakan bahwa laporan auditor merupakan sarana bagi
auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Laporan audit hanya dibuat jika
audit benar–benar dilakukan. Bagian dari laporan audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit adalah opini audit.
Opini audit yang diberikan oleh auditor independen melalui beberapa tahap audit yang dilakukan dapat memberi simpulan atas laporan keuangan
yang diauditnya. Arens dkk 2008:58 mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit. Dengan demikian,
auditor didalam memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya.
Menurut Arens dan Loebbecke 1997:39 terdapat 5 jenis opini audit yang dapat diberikan oleh auditor atas laporan keuangan yang diauditnya.
Opini audit tersebut dibedakan menjadi :
1.
Unqualified Opinion Wajar Tanpa Pengecualian Auditor memberikan opini unqualified opinion wajar tanpa
pengecualian, jika menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Laporan audit standar dengan opini wajar tanpa
Universitas Sumatera Utara
pengecualian dapat digunakan apabila kondisi–kondisi berikut terpenuhi: semua laporan keuangan neraca yang mencerminkan posisi
aktiva, kewajiban dan ekuitas, laporan laba rugi, laporan perubahan saldo laba, dan laporan arus kas serta pelengkapnya yang memadai,
sudah tercakup dalam laporan keuangan, ketiga standar umum auditing telah diikuti dengan sepenuhnya dalam penugasan, bahan bukti yang
cukup dan memadai telah dikumpulkan, laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tidak
terdapat situasi–situasi yang memerlukan penambahan paragraf penjelasan atau modifikasi kata–kata dalam laporan audit.
2.
unqualified opinion with explanatory paragraph wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan
Auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan dalam laporan auditnya karena karena audit yang
dilakukannya telah memenuhi kriteria suatu proses audit yang lengkap dengan hasil–hasil yang memuaskan dan laporan keuangan telah
disajikan secara wajar. Tetapi auditor merasa perlu untuk memberikan sejumlah informasi tambahan dalam laporan auditnya. Berikut ini
adalah beberapa penyebab paling penting dari penambahan paragraf penjelasan dalam laporan audit wajar tanpa pengecualian : tidak ada
konsistensi, keraguan atas kelangsungan hidup perusahaan going concern, penekanan atas suatu hal dan laporan yang melibatkan auditor
lain Arens dkk, 2008:65.
Universitas Sumatera Utara
Dengan kata lain, opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan diberikan jika terdapat hal–hal yang memerlukan bahasa
penjelasan, namun laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien.
3.
qualified opinion wajar dengan pengecualian Auditor memberikan opini wajar dengan pengecualian apabila
laporan keuangan disajikan wajar dengan pengecualian untuk pos-pos tertentu yang memuat salah saji yang material. Pada saat auditor
menerbitkan laporan wajar dengan pengecualian, auditor harus menggunakan istilah “kecuali untuk” dalam paragraf pendapat. Dalam
hal ini harus tersirat bahwa laporan auditor tersebut merasa puas bahwa keseluruhan laporan keuangan adalah wajar “kecuali untuk” aspek
tertentu yang menunjukkan salah saji yang material. Tidaklah dibenarkan menggunakan ungkapan kecuali untuk pada semua jenis
pendapat auditor selain pendapat wajar dengan pengecualian qualified opinion.
4.
adverse opinion tidak wajar Auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak disajikan
secara wajar. Pendapat tidak wajar hanya diberikan jika auditor merasa yakin bahwa secara keseluruhan laporan keuangan yang disajikan
memuat salah saji yang sangat material atau menyesatkan dan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan
sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pendapat tidak wajar ini
Universitas Sumatera Utara
hanya dibuat jika auditor telah memiliki bahan bukti audit yang cukup. Hal ini bukanlah hal yang lazim sehingga pendapat tidak wajar adverse
opinion sangat jarang diberikan.
5.
Disclaimer opinion tidak memberikan pendapat Disclaimer opinion atau pendapat tidak memberikan pendapat
diberikan oleh auditor jika auditor tidak dapat menyimpulkan apakah laporan keuangan yang memuat salah saji sangat material telah
disajikan secara wajar atau tidak. Pernyataan pendapat tidak memberikan pendapat dilakukan auditor jika auditor tidak berhasil
meyakinkan dirinya bahwa keseluruhan laporan keuangan telah disajikan secara wajar dan timbul karena banyak pembatasan
lingkungan audit atau hubungan yang tidak independen antara auditor dengan klien menurut kode etik profesional. Masing–masing situasi
tersebut tidak memungkinkan auditor untuk dapat memutuskan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.
c. Reputasi KAP