3. Audit dan standar auditing
a. Audit
Menurut Arens dkk 2008:4 audit didefinisikan sebagai ”pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan
melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan”. Boynton dkk 2002:5 mendefinisikan auditing
sebagai:
suatu proses yang sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa
ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Audit laporan keuangan financial statement audit dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan informasi yang diverifikasi telah
dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu Arens dkk, 2008:18. Biasanya kriteria yang berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Audit harus dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten dan independen. Perusahaan umumnya memilih menggunakan jasa auditor independen untuk
meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan tersebut, namun apabila perusahaan memutuskan untuk tidak menggunakan auditor independen, maka
laporan keuangan tersebut akan memiliki kredibilitas yang sangat rendah. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan go publik wajib diaudit.
Audit atas laporan keuangan secara umum memiliki tujuan untuk melihat apakah laporan keuangan sudah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip
Universitas Sumatera Utara
akuntansi yang berlaku umum. Tujuan utama audit laporan keuangan bukan untuk menciptakan informasi baru, melainkan untuk menambah keandalan
laporan keuangan yang telah disusun Boyton dkk, 2001:50. Laporan keuangan yang disusun merupakan tanggung jawab manajemen, tetapi opini
audit yang diberikan sepenuhnya merupakan tanggung jawab auditor independen atau akuntan publik.
b. Standar Auditing
Ikatan Akuntan Indonesia IAI menetapkan standar-standar audit untuk profesi yaitu Standar Auditing Berlaku Umum. Standar Auditing Berlaku
Umum diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik SPAP No. 01 2001 par.27 yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar
pelaporan.
1 Standar Umum Standar umum berhubungan dengan kualifikasi dari seorang auditor dan
kualitas pekerjaan seorang auditor, yaitu: a audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai seorang auditor, b dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor, c dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2 Standar Pekerjaan Lapangan
Universitas Sumatera Utara
Standar pekerjaan lapangan berhubungan dengan pelaksaan pekerjaan audit di lapangan, yaitu :
a pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten, harus disupervisi dengan semestinya,
b pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan, c bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit. 3 Standar Pelaporan
Standar ini berhubungan dengan masalah pengkomunikasian hasil-hasil audit, yaitu :
a laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia, b laporan audit harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya, c pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor,
Universitas Sumatera Utara
d laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan, atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
4. Ketepatan waktu timeliness