Latar Belakang Landasan Teori

viii RANGKUMAN ANALISIS PENGGUNAAN VERBA TORU SEBAGAI DOUKUN’IJI DALAM BAHASA JEPANG

1. Latar Belakang

Huruf dalam bahasa Jepang disebut dengan moji, yang berarti lambang atau tanda yang menyatakan kata atau kata-kata. Dalam bahasa Jepang, ada empat huruf yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, yakni hiragana, katakana, roomaji dan kanji. Dalam kanji terdapat banyak kata yang memiliki kun’yomi yang sama, namun ditulis dengan kanji yang berbeda. Hal seperti ini disebut dengan 同訓異字 ’doukun’iji’. Banyaknya doukun’iji dalam berbagai kelas kata hinshi bunrui kata benda, kata kerja, dan kata sifat mengharuskan pembelajar berhati-hati dalam menentukan penggunaan kata yang benar dalam kalimat, karena hal tersebut akan mempengaruhi arti dari kalimat yang ditulis. Salah satu kata yang sering muncul dalam pembelajaran bahasa Jepang yang termasuk doukun’iji adalah verba toru, yang ditulis dalam beberapa kanji 「取る、撮る、捕る、採る、執る」. Masing-masing verba toru memiliki makna yang tidak sama dan jika dilihat dari subjek, objek dan cara melakukan aktivitas. Ada yang dapat saling menggantikan, ada pula yang tidak dapat saling menggantikan. ix Verba toru selain dapat dikaji sebagai doukun’iji, juga dapat dikaji sebagai tagigo. Pada penelitian terdahulu Aisha, 2010 telah diadakan kajian makna toru sebagai tagigo, yang menghasilkan kesimpulan 18 makna toru 取 る tidak semua kata tersebut bisa dipadankan dengan kata pengganti. Dari ke-18 makna toru yang terdapat pada sumber-sumber data yang digunakan, 14 makna dapat saling menggantikan dengan kata penggantinya, 2 makna tidak dapat saling menggantikan, dan 2 makna tidak memiliki kata pengganti.

2. Landasan Teori

Sutedi 2009: 36 menjelaskan, makna dapat diteliti melalui semantik dan pragmatik. Garapan makna dalam semantik mencakup makna kata, frase, klausa dan kalimat yang merupakan makna dalam bahasa. Dalam kajian mengenai makna kata, Parera 1991:18 menyatakan bahwa terdapat teori makna yang lain, yaitu ”teori pemakaian dari makna”. Terkait dengan pembahasan mengenai pemahaman, pemakaian dan makna sebuah kata, Morita 1990:343 menjelaskan bahwa, ”Yang dimaksud dengan fungsi kata adalah bagaimana kata tersebut bekerja dalam kalimat. Oleh karena itu kita perlu mengetahui penempatan kata pada setiap kalimat yang berbeda, yang akan berpengaruh pada makna kalimat secara keseluruhan. Kemampuan x kosakata, bukanlah persoalan mengenai seberapa sering latihan kosa kata. Melainkan seberapa bisa kita menggunakan satu per satu kata dalam kalimat secara benar dan dapat memahami makna kata secara tepat sesuai konteks kalimat”. Doukun’iji sebagai bagian dari kanji juga termasuk dalam kajian semantik. Yoshimoto 1939: 6 menjelaskan bahwa, “Doukun’iji adalah sekumpulan kata yang ditulis dengan kanji yang berbeda tetapi memiliki kun’yomi yang sama”. Toru sebagai objek kajian penelitian, merupakan bagian dari kelas kata kerja verba dalam bahasa Jepang yang ditulis dalam 5 kanji yang berbeda dengan makna yang masih berkaitan.

3. Metode Penelitian