13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Semantik dalam Linguistik
Semantik merupakan cabang yang mengkaji makna dalam ilmu linguistik. Dari segi sejarah ilmu semantik Barat, semantik
merupakan satu
cabang kajian
falsafah yang
merupakan komponen bahasa yang utama selain sintaksis, morfologi dan
fonologi. Menurut penjelasan Sutedi 2009: 36 makna dapat diteliti melalui semantik dan pragmatik. Garapan makna dalam
semantik mencakup makna kata, frase, klausa dan kalimat yang merupakan makna dalam bahasa. Makna kata banyak ragamnya,
ada yang termasuk dalam polisemi, ada yang termasuk dalam sinonim
yang juga
sering menjadi
penyebab kesalahan
berbahasa. Dalam frase, ada frase yang hanya memiliki makna secara
leksikal, ada
frase yang
memiliki makna
secara ideomatikalnya saja, ada pula frase yang memiliki kedua jenis
makna tersebut. Makna ganda dan kesinonimannya tidak hanya terjadi pada level kata dan frase, tetapi dalam level kalimat pun
sering ditemui.
Dalam kajian
makna kata
juga, Parera
dalam bukunya
yang berjudul
Teori Semantik
1991:18 menyatakan
bahwa terdapat
teori makna
yang lain,
yaitu teori
pemakaian dari
makna. Teori
ini dikembangkan
oleh filsuf
Jerman Wittgenstein.
Ia berpendapat
bahwa kata
tidak mungkin
dipakai dan
bermakna untuk
semua konteks karena konteks itu selalu berubah dari waktu ke
waktu. Terkait
dengan pembahasan
mengenai pemahaman,
penggunaan dan makna sebuah kata, Morita 1990:343 dalam Lino menyatakan:
語の用法とは文の中での働きである。全体の文意とに横文 とに及ぼすそれぞれの語の位置づけを、しっかりと把握する
必要があるのである。語彙力とは既練習の数の問題ではない。 一つ一つの語を正しく文中で使え、また、文脈とのかねあい
で正しく理解できる能力でなければならない。
’ Go no youhou towa bun no naka de hatarakidearu. Zentai no bun i to ni yokobun to ni oyobosu sorezore no go no ichi zuke o,
shikkari to haaku suru hitsuyou ga aru no dearu. Goi ryoku to wa kirenshuu no kazu no mondai dewanai. Hitotsu hitotsu no go o
tadashiku bunchuu de tsukae, mata, bummyaku to no kaneai tadashiku rikai dekiru nouryoku denakereba naranai’.
”Yang dimaksud dengan fungsi kata adalah bagaimana kata
tersebut bekerja dalam kalimat. Oleh karena itu kita penting untuk mengetahui penempatan kata pada setiap kalimat
yang berbeda, yang akan berpengaruh pada makna kalimat secara
keseluruhan. Kemampuan
kosakata, bukanlah
persoalan mengenai seberapa sering latihan kosa kata. Melainkan seberapa
bisa kita menggunakan satu per satu kata dalam kalimat secara benar dan dapat memahami makna kata secara tepat sesuai
konteks kalimat”.
Pernyataan tersebut
menyatakan bahwa
pemahaman terhadap kosa kata, tidaklah hanya mengetahui peran kata pada
sebuah kalimat, tetapi juga dapat menggunakannya pada kalimat lain dan dapat memahami kata tersebut pada masing-masing
konteks kalimat. Hal ini dapat dikatakan juga bahwa kemampuan pemahaman
terhadap kosa
kata akan
mempengaruhi pula
terhadap pemahaman
kalimat secara
keseluruhan. Pemahaman
kosa kata yang benar, akan membantu para pembelajar dalam memahami makna kalimat secara keseluruhan.
2.2 Kanji