Kecemasan Menghadapi Pensiun Faktor- Faktor Penyebab Kecemasan menghadapi masa pensiun

42 bahwa kita ternyata berguna. Ketika menghadapi masa pensiun, waktu ini hilang, orang mulai merasakan diri tidak produktif lagi Longhurst, Michael, 2001 : 67 Bagi individu yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri, perubahan yang terjadi pada fase ini akan menimbulkan gangguan psikologis dan juga gangguan fisiologis. Kondisi gangguan fisiologis bisa menyebabkan kematian yang lebih cepat atau premature death. Istilah lain dikemukakan para ahli adalah retirement shock atau retirement syndrome. Sedangkan gangguan psikologis yang diakibatkan oleh masa pensiun biasanya stress, frustasi, depresi.

2.2.5. Kecemasan Menghadapi Pensiun

Seseorang pegawai yang akan memasuki masa pensiun dapat mengalami kecemasan. Kecemasan ini muncul karena individu tersebut mengalami masa transisi dari aktif bekerja menjadi tidak bekerja, sehingga menimbulkan perasaan tidak berguna bagi lingkungan sekitarnya. Menurut Helmi 2000: 47 kehilangan rutinitas kerja membuat mereka bingung sehingga tidak tahu apa yang harus dikerjakan, kemudian masih ditambah lagi dengan kehilangan rekan-rekan kerja dan status sosial yang selama ini dibangga-banggakan serta berkurangnya penghasilan yang diperoleh. Perubahan yang drastis seperti itu akan membuat individu merasa tidak nyaman dan tidak menyenangkan sehingga menimbulkan munculnya kecemasan dalam menghadapi masa pensiun. Kecemasan akan lebih terasa pada karyawan yang memiliki anak lebih dari dua orang serta menjadi satu-satunya tumpuan keluarganya jika dibandingkan dengan karyawan yang hanya memiliki satu orang anak. Perbedaan tingkat kecemasan juga dapat dilihat pada pegawai yang status istrinya bekerja 43 dibandingkan dengan karyawan yang istrinya tidak bekerja, hal ini menjelaskan bahwa faktor pencetus kecemasan menjelang pensiun antara pegawai yang satu dengan pegawai yang lain dapat berbeda Kecemasan menghadapi pensiun adalah keadaan berupa was-was, gelisah, takut, khawatir dan tegang juga disertai kelelahan fisik yang dialami oleh individu yang akan menghadapi pemutusan hubungan kerja karena telah mencapai batas usia tertentu.

2.2.6. Faktor- Faktor Penyebab Kecemasan menghadapi masa pensiun

Ramaiah2003:11menyebutkan bahwa ada empat faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pola dasar yang menunjukkan reaksi rasa cemas : a. Lingkungan Lingkungan mempengaruhi cara berfikir tentang diri sendiri dan orang lain. Hal ini disebabkan pengalaman seseorang dalam keluarga, dengan sahabat, dengan rekan kerja, dan lain-lain. Kecemasan akan timbul jika seseorang merasa tidak aman terhadap lingkungannya. b. Emosi yang ditekan Kecemasan biasa terjadi jika seseorang tidak mampu menemukan jalan keluar untuk perasaan dalam hubungan personal. Terutama jika seseorang menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu yang lama sekali. c. Sebab-sebab fisik Pikiran atau tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Selama ditimpa kondisi- kondisi ini, perubahan perasaan lazim muncul, dan ini dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. 44 d. Keturunan Sekalipun gangguan emosi ada yang ditemukan dalam keluarga-keluarga tertentu, ini bukan merupakan penyebab penting dari kecemasan. Konsep utama Horney Hall Dan Lindzey, 1993 tentang kecemasan dasar yang dirumuskan sebagai perasaan yang timbul karena terisolasi dan tidak berdaya dalam dunia yang secara potensial bermusuhan. Sejumlah faktor yang merugikan dalam lingkungan dapat menyebabkan perasaan tidak aman. Faktor- faktor yang menyebabkan timbulnya kecemasan menghadapi masa pensiun yaitu : 1. Faktor eksternal yang meliputi : lingkungan sekitar individu, persaingan antar individu, penguasaan diri terhadap lingkungan, pengalaman dengan teman. 2. Faktor internal meliputi : faktor kepribadian, dukungan dari keluarga, dukungan dari teman- teman. Faktor religi, emosi yang di tekan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada dua hal penting yang dapat mempengaruhi kecemasan akan kematian yaitu : faktor eksternal dan faktor internal.

2.3. Istri bekerja dan istri tidak bekerja

2.3.1. Istri bekerja

Menurut Anoraga 2006: 121, wanita karier adalah wanita yang memperoleh atau mengalami perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan, jabatan dan lain-lain. Hurlock 1980: 287, mengatakan bahwa wanita karier adalah wanita yang bekerja sampai batas kemampuannya untuk meningkatkan keterampilan dan