Pembahasan Hasil Penelitian Kecemasan Pegawai Kementrian Agama

100 mean difference atau perbedaan rata-rata adalah 65,76296, dimana perbedaan rata- rata bagian bawah adalah 45,85715 dan perbedaan rata-rata bagian atas adalah 85,66877. Sehingga perbedaan tingkat kecemasan pegawai yang istrinya bekerja dan istrinya tidak bekerja sebesar 65,76296.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

4.5.1 Pembahasan Hasil Penelitian Kecemasan Pegawai Kementrian Agama

Menghadapi Masa Pensiun yang Istrinya Tidak Bekerja secara Deskriptif Kecemasan merupakan perasaan yang dialami oleh seseorang ketika berfikir ada sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi, sehingga menjadikan rasa takut, bingung dan penuh tekanan terhadap situasi yang mengancam dan khayal. Banyak faktor penyebab kecemasan salah satunya antara lain menghadapi masa pensiun pada pegawai yang istrinya tidak bekerja. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini atau sebagian besar Pegawai Kementrian Agama yang istrinya tidak bekerja memiliki tingkat kecemasan menghadapi masa pensiun dalam kategori rendah, yaitu sebesar 40,7. Kecemasan dapat berarti sebagai reaksi normal, campuran antara keadaan fisik dan psikologis terhadap situasi yang menimbulkan stres, dan reaksi ini sudah ada sejak masa lalu Hambly, 1986:4. Tidak semua Pegawai Kementrian Agama kabupaten Banjarnegara yang akan memasuki masa pensiun, mengalami kecemasan tetapi tidak sedikit juga yang mengalami kecemasan, karena hal ini dipengaruhi oleh karakteristik setiap orang dalam menghadapi suatu masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 101 pagawai Kementrian Agama yang istrinya tidak bekerja sebagian besar mengalami kecemasan menghadapi masa pensiun dalam kategori rendah, hal ini dimungkinkan karena Mereka memiliki pemikiran yang terbuka dan dapat menerima kenyataan hidup dengan lapang dada. Mereka juga beranggapan pensiun merupakan suatu hal yang memang harus dijalani, karena adanya pemikiran bahwa sudah sekian lama mereka telah bekerja dengan menyumbangkan segenap tenaga, waktu dan pikiran mereka, maka dari itu mereka berhak untuk mendapatkan waktu panjang untuk beristirahat. Disamping usia yang sudah tidak muda lagi hingga berpengaruh terhadap kondisi fisik, mereka merasa tiba waktunya untuk menikmati hari tua dari jerih payah setelah sekian lama bekerja. Aspek-aspek kecemasan pegawai menghadapi masa pensiun meliputi aspek fisiologis, psikologis dan aspek motorik. Berikut adalah gambaran masing- masing aspek kecemasan pegawai menghadapi masa pensiun. 4.5.1.1 Fisiologis Salah satu gejala yang menandai adanya perasaan kecemasan antara lain timbulnya gejala fisik. Berdasarkan hasil penelitian pada Pegawai Kementrian Agama tentang kecemasan pegawai menghadapi masa pensiun pegawai yang istrinya tidak bekerja diiperoleh hasil bahwa sebagian besar responden memiliki gejala fisiologis pada kecemasan menghadapi masa pensiun yang istrinya tidak bekerja dalam kategori rendah yaitu sebesar 44,4 12 orang. 102 Sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Kartono 1981: 17 orang yang mengalami kecemasan mempunyai gejala fisik dan psikis antara lain: gemetar, keringat dingin, gangguan perut, dan rasa mual serta muntah-muntah, mulut menjadi kering, sesak nafas, percepatan nadi dan detak jantung. Selain itu juga lemas, apatis, depresif, semuanya “serba salah”; tidak pernah merasa puas dan berputus asa. Atau tanda-tanda sebaliknya, yaitu menjadi mudah rebut, tidak toleran, cepat tersinggung, gelisah, eksplosif meledak-ledak, agresif dan suka menyerang baik dengan kata-kata atau ucapan maupun dengan benda-benda, bahkan tidak jarang menjadi beringas Kartono, 2000:234. 4.5.1.2 Psikologis Berdasarkan hasil penelitian pada Pegawai Kementrian Agama tentang kecemasan pegawai Kementrian Agama menghadapi masa pensiun pegawai yang istrinya tidak bekerja diiperoleh hasil bahwa sebagian besar responden memiliki gejala fisiologis pada kecemasan menghadapi masa pensiun yang istrinya tidak bekerja dalam kategori rendah yaitu sebesar 44,4 12 orang. Kaplan dan Sanddock 1998:147 menguraikan beberapa gejala yang menimbulkan kecemasan, diantaranya timbulnya gejala psikologis yaitu berupa rasa takut, sulit konsentrasi, siaga berlebih, insomia, libido menurun, rasa mengganjal ditenggorokan. 4.5.1.3 Motorik Gangguan kecemasan adalah gangguan psikologis yang dicirikan dengan ketegangan motorik gelisah, gemetar dan ketidakmampuan untuk rileks, hiperaktifitas pusing, jantung berdebar-debar, atau berkeringat dan pikiran serta 103 harapan yang mencemaskan Santrock, 2002:230. Berdasarkan hasil penelitian pada Pegawai Kementrian Agama tentang kecemasan pegawai menghadapi masa pensiun pegawai yang istrinya tidak bekerja diiperoleh hasil bahwa sebagian besar responden memiliki gejala fisiologis pada kecemasan menghadapi masa pensiun yang istrinya tidak bekerja dalam kategori rendah yaitu sebesar 48,1 13 orang. Sebagaimana yang dikemukakan dalam diagnosis gangguan jiwa dari PPDGJ-III Maslim, 2003: 74, gejala kecemasan mencakup ketegangan motorik gelisah, sakit kepala, gemetar tidak dapat santai, dan sebagainya.

4.5.2 Pembahasan Hasil Penelitian Kecemasan Pegawai Kementrian Agama