Dengan adanya koreksi secara langsung dari guru atas kekeliruan atau kesalahan yang dilakukan anak didik akan membuat anak mengerti dan menyadari
kekeliruan atau kesalahannya tersebut, sehingga diharapkan anak tidak mengulangi kekeliruan atau kesalahannya itu. Sebaliknya dengan memberikan
pujian pada anak yang berbuat baik atau menyenangkan diharapkan dapat memotivasi anak untuk selalu berbuat baik dan menyenangkan.
4.6.3 Keteladanan
Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dalam memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi
anak didik untuk mencontohnya. Jika guru menghendaki agar anak didik berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai kewirausahaan, maka guru
adalah orang yang pertama memberikan contoh bagaimana berperilaku dan bersikap yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
Contoh sikap guru yang sesuai dengan nilai-nilai kewirausahaan sehingga dapat menjadi teladan bagi anak didiknya antara lain:
- Bersikap ramah dan santun pada siapa saja yang ditemui.
- Selalu memberi dan membalas salam.
- Menyiapkan peralatan sekolah yang akan digunakan dan membereskannya
setelah selesai digunakan. -
Selalu menjaga kebersihan lingkungan, misalnya membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.
- Selalu berpenampilanberpakaian rapi.
- Selalu bersungguh-sungguh dan tuntas dalam mengerjakan sesuatu.
4.6.4 Pengkondisian
Untuk mendukung terlaksananya pendidikan kewirausahaan maka sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan tersebut. Dalam hal ini yang bisa
dilakukan sekolah antara lain: 1
Memajang hasil karya anak. Dengan memajang hasil karya anak, anak akan merasa bangga dan akan
termotivasi untuk selalu membuat hasil karya terbaik. Hasil karya anak yang dipajang tidak selalu berupa hasil karya terbaik, tetapi bisa bergantian antara
hasil karya anak yang satu dengan hasil karya anak yang lain, sehingga tidak menimbulkan rasa rendah diri pada anak. Adapun cara memajang hasil karya
anak bisa dengan digantung, ditempel pada dinding atau papan, atau bisa juga diletakkan di suatu tempat, misalnya: meja, rak, almari, dll.
Gambar 14. Hasil karya anak yang digantung dan ditempel.
2 Mengadakan kegiatan lomba pada hari-hari tertentu untuk merangsang
kreativitas anak.
Kegiatan lomba-lomba untuk merangsang kreativitas anak biasanya dilakukan pada hari-hari besar Nasional atau pada hari-hari tertentu, misalnya: Hari
Ulang Tahun HUT Kemerdekaan RI, Hari Anak Nasional, Hari Pendidikan Nasional, Hari Ulang Tahun IGTKI, dan sebagainya. Adapun jenis lomba
untuk anak-anak TK antara lain: lomba mewarnai, lomba melukis, lomba menyanyi, lomba gerak dan lagu, lomba puisi dan masih banyak lagi jenis
lomba yang lain. Selain mengadakan lomba sendiri di sekolah, pihak sekolah atau guru juga bisa mengajak anak-anak untuk mengikuti lomba yang
diadakan di tempat lain.
Gambar 15. Berfoto bersama setelah mengikuti lomba
Guru atau sekolah tidak membatasi anak untuk mengikuti lomba. Semua anak berhak untuk mengikuti lomba. Dalam kegiatan lomba yang jumlah
pesertanya tidak terbatas, guru berusaha mengikutsertakan semua anak didik dalam lomba sehingga semua bisa memperoleh pengalaman dari kegiatan
tersebut. Namun jika peserta lomba terbatas maka guru akan memilih anak yang dinilai mampu dan juga memiliki kemauan.
3 Pentas Seni.
Kegiatan pentas seni dilakukan pada hari-hari tertentu, misalnya pada hari- hari peringatan, hari-hari besar, hari ulang tahun, dan sebagainya. Kegiatan
ini sangat bermanfaat untuk melatih mental dan keberanian anak tampil di depan orang banyak. Melalui pentas seni dapat ditampilkan berbagai
kreativitas anak. Antara lain: menyanyi, menari, membaca puisi, sosio drama, gerak dan lagu, dan sebagainya. Dalam kegiatan ini guru atau sekolah juga
tidak memilih-milih anak untuk tampil. Setiap anak bebas menampilkan kreativitas yang dimilikinya.
Gambar 16. Anak tampil dalam suatu acara
4 Membuat rencana dua minggu atau sebulan sekali untuk melakukan
kunjungan ke tempat-tempat usaha untuk memotivasi anak didik.
Kunjungan ke tempat-tempat usaha bertujuan agar anak melihat langsung berbagai aktivitas yang dilakukan di tempat-tempat berlangsungnya usaha.
Misalnya: kunjungan ke pabrik roti, kunjungan ke rumah konveksi, kunjungan ke peternakan, dan sebagainya. Kunjungan bisa dilakukan ke
tempat-tempat usaha yang dekat dari lokasi tempat tinggal atau sekolah. Contoh kegiatan kunjungan ke tempat-tempat usaha yang dilakukan anak
didik TK. Muslimat Nurul Huda Pakujati beserta guru dapat dilihat pada uraian berikut ini:
Gambar 17. Anak sedang mengunjungi pengrajin kayu ukir
Hari Sabtu tanggal 19 Februari 2011 peneliti mengajak anak-anak untuk mengunjungi pengrajin kayu ukir yang berada tidak begitu jauh dari
TK. Disana anak-anak melihat aktifitas para karyawan, antara lain : karyawan yang sedang mengukur kayu, memotong kayu, mengukir,
mengamplas dan memplistur. Dari beberapa kegiatan yang dilakukan oleh para karyawan di situ, terlihat anak-anak sangat tertarik melihat orang
yang sedang mengukir kayu, mungkin karena anak-anak memang belum pernah melihat orang mengukir kayu sebelumnya Mereka bertanya nama
alat yang untuk mengukir, dan pengukir itu mencoba menjelaskan satu persatu alat yang dipegangya, miskipun anak-anak tidak begitu
memahami. Anak-anak juga melihat dengan seksama cara pengukir menggunakan alatnya. Beberapa anak melompati kayu-kayu mentah yang
berjejer di situ. Terlihat mereka sangat gembira dan seperti tidak mau beranjak dari tempatnya. Sambil berjalan kembali ke sekolah, anak-anak
menyanyi lagu ”Tukang Kayu” yang sudah mereka hafal. Setelah sampai di sekolah, guru meminta anak-anak untuk menceritakan apa yang
dilihatnya tadi.
Selain memiliki nilai kewirausahaan, kegiatan ini juga dapat memotivasi anak didik untuk selalu berkarya dan belajar lebih giat agar kelak dapat meraih
apa yang dicita-citakan. Dengan kegiatan ini pula anak dapat memperoleh pengalaman berharga yang belum mereka miliki sebelumnya.
4.7 Evaluasi Pembelajaran