k. Yakin pada kemampuan sendiri
l. Tidak suka uluran tangan dari pihak lain
m. Tidak tergantung dan tidak menyerah pada alam
n. Memiliki jiwa kepemimpinan
o. Kemurniankeorisinilan
p. Berorientsi pada masa depan dan penuh dengan gagasanide-ide baru.
2.1.3 Penanaman Nilai-nilai Kewirausahaan
Reni Akbar-Hawadi 200l:108-109 menyatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar terbentuk ciri atau sikap mental kewirausahaan pada
anak yaitu sebagai berikut: a.
Hargailah prestasi yang dicapai anak, sejelek apapun hasilnya. Jangan memberi komentar yang menyakitkan atau mengecilkan harga dirinya.
b. Doronglah anak pada setiap kesempatan untuk meraih prestasi terbaik.
c. Berilah keyakinan pada diri anak akan kemampuan yang dimilikinya.
d. Libatkanlah anak pada setiap keputusan yang diambil oleh keluarganya.
e. Ajaklah anak untuk ikut aktif dalam kegiatan kelompok yang cukup
memberikan tantangan pada dirinya. f.
Tanamkan kepercayaan pada diri anak. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan
pada anak balita menurut adalah sebagai berikut: a.
Latihlah anak untuk mencapai tugas perkembangannya dalam bidang bahasa, dengan menguasai sebanyak mungkin kota kata dari objek di sekitarnya.
b. Pertajam daya ingat anak dengan memintanya untuk mengamati hal-hal atau
tempat yang pernah dikenalnya dahulu. c.
Perluaslah wawasan anak dengan mengajaknya ke tempat-tempat yang meningkatkan daya imajinasinya.
d. Doronglah anak untuk menampilkan dirinya dengan bercerita, menyanyi,
menggambar, bermain dan mengajukan pendapat. Sedangkan untuk anak usia sekolah, hal-hal yang bisa dilakukan adalah
sebagai berikut: a.
Bimbinglah anak untuk tidak ragu-ragu mangajukan ide, gagasan, pendapatnya pada orang lain.
b. Latihlah anak untuk melakukan secara tetap, kebiasaan-kebiasaannya dalam
hal makan, tidur, mandi, belajar, bermain dan bekerja. c.
Rangsanglah anak untuk memecahkan masalah yang dihadapinya sehari-hari. d.
Berilah kesempatan pada anak untuk bergaul dengan orang lain. e.
Doronglah anak untuk rajin dan tekun dalam belajar dan bekerja.
2.1.4 Ruang
Lingkup Nilai-nilai Kewirausahaan dan Kompetensi Kewirausahaan pada Pendidikan Anak Usia Dini PAUD.
Dalam http:www.puskur.net
disebutkan bahwa pendidikan usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Konsep PAUD dalam kajian pendidikan kewirausahaaan ini tidak mencakup pembinaan anak
sejak lahir, namun dibatasi pada pendidikan anak di jenjang pendidikan PlayGroup TK. Menurut Piaget anak usia dini masuk dalam tahapan pra-
operasional usia 2-7 tahun. Anak yang termasuk dalam tahapan pra-operasional menurut Piaget memiliki ciri-ciri:
- Anak belajar sesuatu objek dengan menggunakan gambar dan bahasakata-
kata. -
Pemikirannya masih bersifat egosentris. -
Kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. -
Memiliki pemikiran yang sangat imajinatif. -
Menganggap setiap benda tidak hiduppun memiliki perasaaan. -
Kemampuan mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri. -
Kemampuan penalaran intuitif bukan logis. Untuk merancang nilai-nilai kewirausahaan yang bisa diintegrasikan di
tingkat satuan pendidikan PAUD disamping disesuaikan dengan karakteristik perkembangan anak juga disesuaikan dengan fungsi dan tujuan dari PAUD.
a. Fungsi PAUD
Pendidikan anak usia dini berfungsi membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga
terbentuk perilaku
dan kemampuan
dasar sesuai
dengan tahap
perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya.
b. Tujuan PAUD
Pendidikan anak usia dini bertujuan:
1 Membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik menjadi
manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif,
inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab
2 Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional,
kinestetis, dan sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan.
Dalam http:www.puskur.net disebutkan bahwa berdasarkan ciri-ciri, tujuan, dan fungsi PAUD dapat disusun rancangan nilai-nilai kewirausahaan dan
kompetensi kewirausahaan pada Pendidikan Anak Usia Dini PAUD sebagai berikut:
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Nilai-nilai Kewirausahaan Jenjang PAUDTK
NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN
INDIKATOR KETERCAPAIAN INDIVIDU
KELAS SEKOLAH
Mandiri Mampu
mengerjakan tugas sendiri.
Mengambil dan menaruh benda
misal: peralatan sekolah pada
tempatnya. Menciptakan
suasana kelas yang memberi
kemampuan pada peserta didik untuk
bekerja mandiri. Menciptakan
situasi sekolah yang membangun
kemandirian peserta didik.
Kreatif Membuat suatu
karya tulisseni dari bahan yang tersedia
di kelas.
Mengajukan pertanyaan setiap
melihat sesuatu yang aneh.
Menciptakan situasi belajar yang bisa
menumbuhkan daya pikir dan bertindak
kreatif.
Pemberian tugas yang menantang
munculnya karya- karya baru baik
yang outentik maupun modifikasi.
Menciptakan situasi sekolah
yang menumbuhkan
daya pikir dan bertindak kreatif.
Berani mengambil resiko
Menyukai pekerjaan yang menantang
Berani dan mampu mengambil resiko
kerja. Menciptakan situasi
belajar yang bisa menumbuhkan anak
menyukai pada pekerjaan yang
menantang.
Menciptakan situasi belajar yang bisa
menumbuhkan anak berani mengambil
resiko. Menciptakan
situasi sekolah yang mampu
menumbuhkan keberanian anak
untuk mengambil resiko.
Berorientasi pada tindakan
Melakukan sesuatu yang diketahui.
Mengambil inisiatif untuk bertindak.
Menciptakan situasi belajar yang bisa
mendorong anak untuk melakukan
sesuatu sesuai yang diperoleh dalam
pembelajaran. Menciptakan
situasi sekolah yang mampu
mendorong anak untuk melakukan
sesuatu sesuai dengan yang
dipahami.
Kepemimpinan Menunjukkan
perilaku yang selalu terbuka terhadap
saran dan kritik.
Mudah bergaul. Mampu bekerjasama
dengan teman. Menegur teman
yang dianggap salah. Menciptakan situasi
belajar yang bisa mendorong anak
memiliki karakter seorang pemimpin.
Menciptakan situasi sekolah
yang mampu mendorong anak
untuk bertindak seperti seorang
pemimpin.
Kerja keras Menanyakan kepada
temanguru jika melihat mendengar
sesuatu yang tidak tahu.
Menggunakan sebagian besar
waktu di kelas untuk belajar.
Menciptakan situasi belajar yang bisa
mendorong anak untuk bekerja keras.
Menciptakan situasi sekolah
yang mampu mendorong anak
untuk bekerja keras.
2.2 Tinjauan tentang Pembelajaran 2.2.1 Konsep Pembelajaran