49
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu
M. Dalyono 2005: 258 dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan mengungkapkan bahwa:
Anak yang tergolong underachiever adalah anak yang memiliki taraf intelegensi yang tergolong tinggi, akan tetapi prestasi belajar yang
dicapainya tergolong rendah dibawah rata-rata Secara potensial anak yang memiliki taraf intelegensi yang tinggi
mempunyai kemungkinan yang cukup besar untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi, gejala berprestasi kurang ini sesungguhnya dirasakan
sebagai salah satu masalah dalam belajar, karena potensial mereka memiliki kemungkinan untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih
tinggi. Timbulnya gejala ini berkaitan dengan aspek motivasi, minat, sikap, dan kebiasaan belajar, ciri-ciri kepribadian tertentu, dan pola-pola
pendidikan yang diterima dari orang tuanya serta suasana rumah tangga pada umumnya. Hal ini telah ditunjukkan oleh beberapa penelitian. Anak-
anak dari golongan ini memerlukan perhatiannya yang sebaik-baiknya dari para guru dan terutama petugas bimbingan sekolah.
Adanya fenomena underachiever dapat diketahui berdasarkan penelitian sebagai berikut:
Penelitian Mufarokhah 2012 dengan judul meningkatkan motivasi belajar pada siswa underachiever melalui konseling rational emotive behavior di
SMA N 1 Kendal kelas XI IPA 3 tahun ajaran 20112012 dapat disimpulkan bahwa klien 1 DA dan klien 2 RW pada awalnya mempunyai permasalahan
pribadi yaitu DA belum bisa menerima keputusan ibunya sedangkan RW merasa dirinya kurang berkompeten untuk mencapai hasil yang baik sehingga
menyebabkan mereka tidak bisa berkonsentrasi dalam belajar, menunda
7
mengerjakan tugas, tidak bisa mengatur jadwalnya sendiri serta mudah gelisah. Setelah dilaksanakan konseling dengan dua siklus tindakan, masing-masing klien
dapat mengatasi permasalahannya dengan merubah cara berfikir yang lebih rasional sehingga mereka bisa menjaga konsentrasinya dalam belajar, segera
mengerjakan tugas yang diberikan dan melaksanakan belajar setiap hari meskipun tidak ada PR.
Penelitian Bejo Davit Rahmanto 2011 dengan judul upaya meningkatkan motivasi belajar melalui layanan penguasaan konten dengan teknik modeling pada
siswa SMA NU 05 Brongsong tahun ajaran 20102011 dapat diketahui ada peningkatan motivasi belajar sebesar 4,92 setelah dilakukan layanan modeling.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar dapat ditingkatkan melalui layanan penguasaan konten dengan teknik modeling.
Penelitian Fina Melati 2011 dengan judul upaya meningkatkan motivasi belajar melalui layanan penguasaan konten dengan teknik permainan pada siswa
kelas VII RSBI di SMP Negeri 3 Batang tahun ajaran 20102011, berdasarkan analisis inferensial menggunakan uji t-Test menunjukkan adanya perbedaan
motivasi belajar sebelum dan sesudah diberi perlakuan, dengan menggunakan taraf signifikansi 5, hasil analisis uji beda diperoleh t
hitung
=10,02 dan t
tabel
=2,045 jadi nilai t
hitung
t
tabel.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan motivasi belajar melalui layanan penguasaan konten dengan teknik
permainan. Penelitian Sigit Hariyadi 2011 dengan judul upaya meningkatkan
motivasi belajar melalui layanan penguasaan konten dengan dukungan tampilan
kepustakaan berbasis TIK di SMA N 2 Ungaran tahun ajaran 20102011 hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas XII IPA 2
SMA Negeri 2 Ungaran dapat ditingkatkan dengan layanan penguasaan konten dengan dukungan tampilan kepustakaan berbasis TIK.
2.2 Motivasi Belajar