Pemberian motivasi telah dilakukan bagi disetiap kelas dengan berbagai cara, ceramah bimbingan, pemberian reward dan punishment sampai pelaksanaan
pendampingan khusus bagi anak yang berkebutuhan khusus telah dilakukan guna meningkatkan motivasi belajar siswa underachiever. Akan tetapi, upaya tersebut
tidak memberikan perubahan, pasalnya hasil belajar siswa underachiever lebih rendah dari kemampuannya.
Berdasarkan masalah yang terjadi di SD Pekunden ini, penulis memandang perlu menggunakan layanan bimbingan untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa, dan dari beberapa layanan bimbingan konseling, bimbingan kelompoklah yang diduga paling tepat digunakan, karena dengan
bimbingan kelompok siswa yang tergolong dalam underachiever tidak akan merasa di ”bedakan” sebab dalam bimbingan kelompok nanti mereka akan
berbaur dengan teman lainnya dalam kelompok kecil yang santai namun tetap serius dan terarah. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul
“Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Underachiever Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa
SD Negeri Pekunden Semarang”
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah seperti di atas, maka masalah yang muncul adalah “Apakah bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
underachiever SDN Pekunden Semarang?”
Dari rumusan di atas, maka selanjutnya dijabarkan pertanyaan penelitian
yang lebih spesifik sebagai berikut:
1.
Siapa saja yang menjadi anggota bimbingan kelompok? Apakah hanya siswa underachiever atau campuran?
2.
Siapa yang menjadi pemimpin kelompok? Apakah guru, praktikan,
motivator, atau yang lainnya?
3.
Bagaimana teknis pelaksanaan bimbingan kelompok? Apakah dengan
ceramah, pengguanaan alat media, atau berupa apa?
4.
Apa hambatan dalam melaksanakan bimbingan kelompok? Apakah pesertanya yang hiperaktif atau justru pasif, atau keterbatasan ruang dan
waktu atau yang lainnya?
5.
Kapan bimbingan kelompok dilaksanakan? Sewaktu jam pelajaran, di
waktu istirahat, sepulang sekolah, atau di hari libur sekolah?
6.
Dimana bimbingan kelompok dilaksanakan? Di lingkungan sekolah, seperti ruang kelas, taman sekolah, atau kantor guru? Atau justru di luar
lingkungan sekolah seperti di rumah siswa, taman umum, atau yang
lainnya?
7.
Apa peran anggota kelompok? Ikut aktif berperan serta dalam pelaksanaan bimbingan kelompok, ataukah hanya duduk mendengarkan pemimpin
kelompok?
8.
Apa peran pemimpin kelompok? Apakah hanya memimpin jalannya bimbingan kelompok atau juga sambil mengamati aktivitas dan perubahan
peserta bimbingan kelompok?
9.
Apa peran pihak sekolah dalam pelaksanaann bimbingan kelompok? Apakah pihhak sekolah berperan aktif dalam kegiatan bimbingan
kelompok atau hanya sebagai fasilitator saja?
10.
Adakah perubahan tingkat motivasi belajar siswa underachiever setelah
diberikan layanan bimbingan kelompok?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat ditentukan tujuannya adalah “Mengetahui apakah bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa underachiever
SDN Taman Pekunden Semarang”
1.4 Manfaat Penelitian