senang selama proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini akan menambah motivasi siswa sehingga didapatkan tujuan pembelajaran yang maksimal.
Selain menggunakan media video, penelitian ini juga akan menggunakan media powerpoint yang akan memberikan penjelasan lebih dalam tentang materi
tersebut sehingga penyampaian materi kepada siswa akan lebih efektif Daryanto, 2011: 68. Kedua media pembelajaran ini akan saling melengkapi pada saat
digunakan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, diharapkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran akan meningkat dan akan meningkatkan hasil
belajar siswa.
2.1.7 Teori Belajar
2.1.7.1
Teori Belajar Behaviorisme
Teori belajar behaviorisme menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku sebagai hasil pengalaman individu beriteraksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri individu dapat beragam bentuknya. Teori ini
juga menyatakan bahwa belajar merupakan perilaku peserta didik yang dilakukan secara sadar. Perilaku secara sadar tersebut dimulai karena adanya rangsang
stimulus. Stimulus yang intensif akan menghasilkan perubahan perilaku yang positif dan begitu sebaliknya jika stimulus kurang intensif maka akan terjadi
perubahan perilaku yang mengarah pada hal negatif Lapono, 2008: 1.25. 2.1.7.2
Teori Belajar Kognitivisme
Teori belajar kognitivisme mengacu pada wacana psikologi kognitif yang didasarkan pada kegiatan kognitif dalam belajar. Para ahli teori belajar ini
berupaya menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan dalam aktivitas belajar. Semakin tinggi tingkat kognitif seseorang, maka akan semakin
tinggi pula kemampuan kemampuan dan keterampilannya dalam mengolah dan menyeleksi informasi dan pengetahuan yang didapatkan dari lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial. Teori belajar kognitif menurut Budiningsih 2012: 34 menekankan proses
belajar daripada hasil belajar. Teori belajar kognitif lebih menekankan pada hubungan antara bagian-bagian situasi dari berbagai komponen yang diajarkan
secara terpisah. Proses belajar dalam teori ini terjadi antara stimulus yang diterima oleh siswa kemudian disesuaikan dengan tingkat berpikir kognitif siswa, sehingga
proses belajar dalam teori ini melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks untuk mengingat, mengolah informasi, dan juga melibatkan emosi peserta didik
dalam proses pembelajaran. 2.1.7.3
Teori Belajar Kontruktivisme
Teori belajar konstruktivisme menyatakan bahwa setiap individu mampu mengkonstruksi sendiri pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya. Belajar
secara konstruktivis merupakan usaha yang melibatkan peserta didik untuk dapat membina sendiri secara aktif kemampuan dan pengetahuan yang telah
dimilikinya. Pembelajaran yang menerapkan teori belajar konstruktivisme menuntut seorang guru hanya bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi dan
menciptakan kondisi belajar peserta didik yang aktif yang memungkinkan peserta didik untuk dapat mencari informasi sendiri, mengasimiliasi, mengadaptasi, dan
mengkonstruksikan sendiri pengetahuan yang dimilikinya.
Menurut Susanto 2014: 134-135 dalam teori konstruktivisme salah satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa
pengetahuan yang diperoleh siswa harus dibangun oleh dirinya sendiri. Oleh karena itu, guru tidak hanya memberikan suatu pengetahuan baru kepada siswa
namun juga harus memberikan pengajaran yang bermakna sehingga siswa mampu mengkonstruksikan sendiri pengetahuan yang didapatnya. Kebermaknaan suatu
proses pembelajaran dapat ditandai dengan relevannya hubungan antara suatu konsep-konsep, aspek-aspek, dan situasi-situasi baru dalam struktur kognitif
siswa. Kegiatan belajar yang baik dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam suatu proses pembelajaran sehingga siswa akan mengalami langsung suatu peristiwa
dan lebih sedikit mendengarkan penjelasan dari guru. Penelitian ini menganut pada teori belajar konstruktivisme dimana
membatasi peran guru hanya sebagai fasilitator. Peserta didik diarahkan untuk dapat mencari sendiri informasi yang dibutuhkan, mengadaptasi, mengasimilasi,
dan meng-konstruksikan sendiri pengetahuan yang telah ia punyai untuk membentuk suatu informasi baru yang dapat menambah pengetahuannya. Selain
itu, penelitian ini akan menggunakan model pembelajaran yang mendukung teori pembelajaran konstruktivisme dalam proses pembelajarannya.
2.1.8 Penerapan Model Kooperatif Tipe NHT Berbantuan Audiovisual dalam