RNA ataupun virus HIV-1 yang dapat dikultur Dale et al. 2000. Karena bersifat peka terhadap HIV, beruk dapat menjadi hewan model yang tepat untuk
kepentingan penelitian biomedis manusia sehubungan dengan AIDS Kuby 1992. Oleh sebab itu, saat ini Macaca nemestrina banyak diminta oleh
laboratorium medis untuk digunakan dalam penelitian HIV Rowe 1996.
Gambar 4. Satwa primata Macaca nemestrina usia pradewasa
Sumber: Pusat Studi Satwa Primata 2003
2. 5. Teknik Enzyme-Linked Immunosorbent Assay ELISA
Uji serologis Enzyme-Linked Immunosorbent Assay yang biasa disingkat ELISA adalah uji kuantitatif yang digunakan untuk pengukuran antigen atau
antibodi pada spesimen pasien. ELISA merupakan salah satu teknik immunoassay yang prinsipnya adalah reaksi antigen-antibodi, dapat dideteksi
dengan penambahan konjugat dilabel ensim aktif yang bereaksi dengan substrat menghasilkan warna spesifik Levinson dan Jawetz 2000
ELISA terdiri dari beberapa tipe yaitu ELISA tipe tidak langsung, Sandwich ELISA dan ELISA kompetitif. Masing-masing tipe digunakan
tergantung dari tujuan uji yang dilakukan. Untuk deteksi antibodi, tipe yang biasa digunakan adalah ELISA tidak langsung. Uji ELISA ini dapat dilakukan untuk
memeriksa keberadaan antibodi terhadap HIV Kuby 1992; Constantine et al. 1992, Levinson dan Jawetz 2000; Goldsby, et al. 2000.
Protokol ELISA tidak langsung dalam Constantine et al. 1992 adalah sebagai berikut. Antigen biasanya berupa protein suatu virus yang telah
diketahui dilekat kan dalam sumur pada lempeng polistiren. Selanjutnya sampel ditambahkan ke dalam sumur dan jika sampel mengandung antibodi maka terjadi
ikatan antigen-antibodi. Setelah proses pencucian, konjugat ditambahkan dan di lakukan inkubasi.
Konjugat akan berikatan dengan antibodi dan kelebihannya akan terbuang pada pencucian berikutnya. Konjugat biasanya merupakan antibodi yang dilabel
dengan ensim, florokrom atau reagen lainnya yang jika bereaksi akan menghasilkan wa rna. Antibodi pada konjugat umunya berupa anti-human
immunoglobulin dan ensim yang biasa digunakan adalah Alkaline phosphatase atau Horseradish peroxidase. Substrat yang ditambahkan selanjutnya tergantung
pada jenis konjugatnya. Karena substrat bersifat peka terhadap cahaya maka inkubasi dilakukan dalam ruang gelap dan pada suhu ruangan. Jika konjugat
bereaksi dengan ikatan antibodi-antigen, ensim dalam konjugat mampu membuat kromogen pada substrat menghasilkan warna. Warna yang dihasilkan dapat
dideteksi secara visual maupun diu kur dengan alat seperti spektrofotometer. Hasil uji ELISA diukur dari optical density OD pada panjang gelombang
tertentu. Penentuan hasil uji dilakukan berdasarkan nilai OD kontrol positif, kontrol negatif dan sampel-sampel yang diuji. Titer antibodi sebanding dengan
aktivitas ensim Levinson dan Jawetz 2000, semakin kuat warna yang dihasilkan berarti titer antibodi sampel semakin tinggi. Jika antibodi pada sampel sedikit
atau tidak ada sama sekali, maka semakin sedikit pula konjugat yang berikatan berakibat pada sedikitnya substrat yang bereaksi sehingga warna yang muncul
lemah dan nilai OD semakin kecil. Pada ELISA tidak langsung, nilai OD akan sebanding dengan konsentrasi antibodi Constantine et al. 1992.
Saat ini ELISA biasa digunakan sebagai uji penapisan terhadap HIV dengan Western Blot sebagai uji konfirmatorinya Constantine et al. 1992;
Goldsby et al. 2000; Kresno 2000.
Gambar 5. Skema uji ELISA tipe tidak-langsung sumber: Goldsby et al. 2000
III. BAHAN DAN METODE