4. Macaca nemestrina Kekebalan Humoral

2. 4. Macaca nemestrina

Dalam ordo primata dikenal tiga klasifikasi besar yaitu sub-ordo prosimians, tarsioidea, dan anthropoidea. Hewan yang tergolong prosimians adalah lemur dan loris. Hewan yang termasuk dalam sub-ordo Tarsioidea adalah tarsius. Sub-ordo Antrhopoidea terbagi menjadi dua infra-ordo; platyrrhini yaitu monyet-monyet dunia baru serta catarrhini yang terdiri dari monyet dunia lama, kera dan manusia. Pembagian monyet dunia baru dan dunia lama didasarkan kepada beberapa perbedaan morfologis dan fungsi alat tubuh. Salah satu famili yang termasuk dalam catarrhini adalah cercopithecidae yang beranggotakan hewan-hewan dari genus Macaca Napier dan Napier 1985. Selain manusia, Macaca merupakan primata yang penyebarannya paling luas. Berbagai spesies Macaca dapat dijumpai di Moroko, Algeria, Gibraltar, Afganistan, India, Cina, Jepang dan sepanjang Asia Tenggara Filipina, Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Genus ini sering digunakan sebagai hewan laboratorium di sebagian daerah barat. Tubuh Macaca berukuran sedang. Ukuran jantan lebih besar daripada betina. Hewan anggota genus ini merupakan hewan arboreal dan terestrial. Makanannya adalah buah-buahan, dedaunan dan invertebrata kecil Napier dan Napier 1985; Swindler 1998. Macaca khususnya Macaca nemestrina dan Macaca fascicularis merupakan spesies yang tersebar di Indonesia, yakni Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Bali dan negara di Asia Tenggara seperti Malaysia dan Thailand Darusman 2001. Macaca nemestrina yang biasa dikenal dengan beruk, adalah hewan dengan ciri khas rambut coklat di tubuh bagian atas dan putih di bagian bawahnya. Bagian ujung kepalanya berwarna coklat tua. Ekornya sangat pendek, ramping dan nyaris tak berambut Rowe 1996. Taksonomi Macaca nemestrina dalam Swindler 1998 adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum: Chordata Kelas: Mamalia Ordo: Primata Famili: Cercopithecidae Genus: Macaca Spesies: Macaca nemestrina Jenis primata non-manusia, disebut satwa primata, memiliki kedekatan kekerabatan dengan manusia. Keduanya memiliki kondisi fisiologis, biologis dan patologis yang mirip satu sama lain. Satwa primata seringkali merupakan hewan coba yang paling sesuai untuk penelitian dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan tentang manusia. Kekerabatan yang amat dekat menyebabkan satwa primata suseptibel atau peka terhadap berbagai penyakit manusia Sidik 2001. Pada primata terdapat penyakit serupa AIDS yang disebut Simian Adequate Immunodeficiency Syndrome SAIDS. Penyakit ini disebabkan oleh virus Simian Retrovirus SRV dan SIV, menyerang kekebalan tubuh primata. Gejala klinisnya serupa dengan AIDS pada manusia dan memungkinkan terjadinya infeksi oportunistik Kuby 1992. SIV pada Macaca dapat dijadikan model penelitian untuk menemukan vaksin terhadap HIV Girard 1993; Lu et al. 1996. Beberapa primata termasuk beruk ternyata dapat terinfeksi pula oleh HIV, meskipun virus ini tidak akan menyebabkan AIDS Kuby 1992. Kerentanan beruk terhadap infeksi HIV -1 tidak akan berkembang menjadi imunodefisiensi dan setelah beberapa bulan hanya dapat dideteksi adanya DNA HIV -1, bukan RNA ataupun virus HIV-1 yang dapat dikultur Dale et al. 2000. Karena bersifat peka terhadap HIV, beruk dapat menjadi hewan model yang tepat untuk kepentingan penelitian biomedis manusia sehubungan dengan AIDS Kuby 1992. Oleh sebab itu, saat ini Macaca nemestrina banyak diminta oleh laboratorium medis untuk digunakan dalam penelitian HIV Rowe 1996. Gambar 4. Satwa primata Macaca nemestrina usia pradewasa Sumber: Pusat Studi Satwa Primata 2003

2. 5. Teknik Enzyme-Linked Immunosorbent Assay ELISA