Biomassa Diatom Perifitik Kelimpahan dan Biomassa Diatom Perifitik

total konsentrasi pigmen, produk pigmen turunan harus dihitung, dan aseton biasanya digunaka n sebagai pelarut dalam proses ekstraksi klorofil Wetzel dan Likens, 1991. Air contoh untuk keperluan analisis kandungan unsur hara dalam air diambil dari akuarium dan dimasukkan ke dalam botol yang telah disiapkan lalu dianalisis di laboratorium. Pengumpulan data kandungan unsur hara dalam air dan kualitas air dilakukan setiap dua kali dalam seminggu selama satu bulan bersamaan dengan waktu pengambilan contoh diatom perifitik.

F. Perhitungan Diatom Perifitik 1. Kelimpahan Diatom Perifitik

Penentuan kelimpahan alga perifitik dihitung dengan menggunakan alat Haemacytometer metode sensus dengan rumus sebagai berikut : p s A V ml n K × × = 9 10 4 Keterangan : K = Jumlah total diatom perifitik selcm 2 n = Jumlah rata -rata diatom perifitik yang diamati sel s V = Volume sampel yang ada di botol contoh ml p A = Luas petak substrat tempat menempelnya diatom perifitik cm 2

2. Biomassa Diatom Perifitik

Penentuan biomassa diatom perifitik dihitung dengan menggunakan rumus klorofil-a dan phaeopigmen Lorenzen 1967, in Wetzel dan Likens, 1991 sebagai berikut : 2.1. Klorofil-a ìgcm 2 = 665 665 Z V v E E F k a − 2.2. Phaeopigmen ì gcm 2 = [ ] 665 665 Z V v E E R F k o a − Keterangan : k = Koefisien penyerapan klorofil-a 11.0 F = Faktor koreksi 2.43 R = Rasio maksimum E 665o : E 665a pada phaeopigmen ijk jk k ij j i ijk Y ε αβ β γ α ρ µ + + + + + + = v = Volume ekstrak 10 ml V = Volume yang disaring L Z = Panjang cuvet 1 cm o 665 = Nilai klorofil-a pada panjang gelombang 665 sebelum ditambahkan HCl a 665 = Nilai klorofil-a pada panjang gelombang 665 setelah ditambahkan HCl

G. Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan dengan menjelaskan data-data dari semua parameter-parameter yang diukur dalam bentuk tabel dan grafik. Analisis secara deskriptif digunakan untuk mendapa tkan informasi mengenai kelimpahan dan biomassa diatom perifitik yang tumbuh pada substrat zeocrete.

2. Uji Statistik

Untuk melihat pengaruh perbedaan konsentrasi P pada substrat zeocrete terhadap biomassa total diatom perifitik digunakan Rancangan Petak Terpisah Split Plot in time Steel dan Torrie, 1989. Model Rancangan Petak Terpisah Split Plot in time sebagai berikut : Keterangan : ijk Y = Nilai pengamatan dari kelompok ke -i dari suatu rancangan kelompok teracak, pada perlakuan petak utama ke -j dengan perlakuan anak petak ke-k. µ = Rataan umum i ρ = Pengaruh utama kelompok j α = Pengaruh utama konsentrasi P ij γ = Komponen acak dari konsentrasi P yang menyebar normal 0, 2 δ σ k β = Pengaruh utama waktu ij αβ = Komponen interaksi dari konsentrasi P dan waktu ijk ε = Pengaruh acak dari waktu menyebar normal 0, 2 σ Untuk melihat pengaruh perbedaan konsentrasi P pada substrat zeocrete terhadap biomassa total diatom perifitik perlu dilakukan uji F tabel pada taraf nyata tertentu menggunakan Analisis Sidik Ragam dari Rancangan Petak Terpisah Split Plot in time Tabel 2 dihitung berdasarkan Steel dan Torrie 1989 sebagai berikut : Tabel 2. Tabel sidik ragam dari rancangan petak terpisah Split Plot in times SK db JK KT F hitung Kelompok, R r-1 JKR KTR Perlakuan, A a-1 JKA KTA KTAKTSA Sisa Perlakuan r-1a-1 JKSA KTSA Waktu, B b-1 JKB KTB KTBKTSB PerlakuanWaktu a-1b-1 JKAB KTAB KTABKTSB Sisa Waktu ab-1r-1 JKSB KTSB Total abr -1 JKT Hipotesis dari kaidah uji yang digunakan dalam uji ini adalah : Pengaruh utama konsentrasi P : H : á 1 = ... = á a = 0 konsentrasi P tidak berpengaruh H 1 : paling sedikit ada satu i dimana á i Pengaruh utama waktu : H : â 1 = ... = â b = 0 waktu tidak berpengaruh H 1 : paling sedikit ada satu j dimana â j Kaidah keputusan : Pengaruh konsentrasi P : Jika F hitung F tabel , maka tidak terdapat perbedaan yang nyata antar konsentrasi P Jika F hitung F tabel , maka terdapat perbedaan yang nyata antar konsentrasi P Pengaruh waktu : Jika F hitung F tabel , maka tidak terdapat perbedaan yang nyata antar waktu Jika F hitung F tabel , maka terdapat perbedaan yang nyata antar waktu Jika hasil sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata akibat perlakuan, maka dilakukan uji lanjutan menggunakan metode uji lanjutan Beda Nyata Terkecil BNT.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Kelimpahan dan Biomassa Diatom Perifitik

Kelimpahan dan biomassa diatom perifitik pada masing-masing perlakuan diamati selama 27 hari. Hasil pengamatan kelimpahan dan biomassa diatom perifitik diuraikan sebagai berikut :

1.1. Kelimpahan Diatom Perifitik

Kelimpahan diatom perifitik sangat berkaitan dengan lepasan unsur hara dari substrat zeocrete sehingga mempengaruhi pola kelimpahan dari tiap jenis diatom perifitik pada masing-masing perlakuan Gambar 4. Semua jenis diatom perifitik yang dikembangkan mampu bertahan hidup dan berkembang dengan baik dari awal hingga penelitian berakhir. Akan tetapi ada beberapa jenis diatom ya ng mampu mendominasi substrat selama penelitian berlangsung. Hal ini diduga terjadi karena perbedaan kemampuan setiap jenis diatom perifitik dalam penyerapan unsur hara. Kelimpahan diatom perifitik selama penelitian pada ZK0 dapat dilihat pada Gambar 4 dan Lampiran 5. Cyclotella memiliki kelimpahan tertinggi pada hari ke-27 mencapai 526,0 x 10 4 selcm 2 selama penelitian. Kemudian diikuti oleh tingginya kelimpahan Phaeodactylum pada hari ke-24. Pada hari terakhir terjadi pendominasian substrat oleh Cyclotella dan Phaeodactylum. Pola harian kelimpahan semua diatom perifitik pada ZK0 cenderung meningkat hingga akhir penelitian. Pada ZK1, diatom yang memiliki kelimpahan paling tinggi yaitu Cyclotella hari ke -24 mencapai 634,9 x 10 4 selcm 2 . Pada hari ke-13 Amphora dan Phaeodactylum mengalami peningkatan kelimpahan tercepat yaitu berturut- turut sebesar 195,7 x 10 4 selcm 2 dan 318,0 x 10 4 selcm 2 . Kelimpahan Navicula meningkat pada akhir penelitian yaitu sebesar 528,47 x 10 4 selcm 2 . ZK1 memiliki pola kelimpahan diatom perifitik yang cenderung meningkat hingga hari ke-17 namun setelah itu populasi menurun hingga hari ke-20 dan kembali meningkat pada hari ke -24 Gambar 4 dan Lampiran 6. Kelimpahan tertinggi diatom perifitik pada ZK2 dimiliki ole h genus Phaeodactylum sebesar 893,37 x 10 4 selcm 2 pada hari ke-24. Dapat dilihat bahwa Phaeodactylum relatif lama mendominasi substrat yaitu dari hari ke -13 hingga hari ke -24. Pada hari ke-3 juga terjadi pendominasian oleh Melosira mencapai 312,49 x 10 4 selcm 2 . Kelimpahan Cyclotella meningkat mencapai 386,52 x 10 4 selcm 2 pada saat penelitian berakhir. Pola harian kelimpahan semua diatom perifitik pada ZK2 yaitu cenderung meningkat di pertengahan penelitian lalu menurun di hari terakhir Gambar 4 dan Lampiran 7. Kelimpahan tertinggi diatom perifitik pada ZK3 dimiliki oleh Phaeodactylum sebesar 745,63 x 10 4 selcm 2 pada hari ke-20. Phaeodactylum mendominasi substrat dari hari ke-13 hingga hari ke-20. Kelimpahan Cyclotella mengalami peningkatan di akhir penelitian mencapai 332,51 x 10 4 selcm 2 . Pola kelimpahan diatom perifitik pada ZK3 yaitu meningkat hingga hari ke-20 kemudian menurun hingga hari terakhir, kecuali Phaeodactylum yang lama mendominasi substrat Gambar 4 dan Lampiran 8.

1.2. Biomassa diatom perifitik

Biomassa total diatom perifitik merupakan akumulasi dari klorofil-a pigmen hijau dan phaeopigmen. Pola perkembangan biomassa total diatom perifitik pada semua perlakuan hampir seragam yaitu menurun dari hari ke -0 hingga hari ke-3 dan meningkat tajam pada hari ke -6, namun terjadi penurunan secara tajam pula pada biomassa total diatom perifitik tersebut pada pengambilan contoh berikutnya, lalu meningkat kembali hingga penelitian berakhir. Kecuali pada ZK2 yang biomassanya meningkat tajam terlebih dahulu di hari ke -3 daripada perlakuan lain dan bertahan hingga hari ke -6 namun menurun secara tajam pada hari ke-10 Gambar 5 dan Lampiran 9. Biomassa total tertinggi dari semua perlakuan selama penelitian terdapat pada ZK0 di hari ke-6 sebesar 10,49 x 10 2 ì gcm 2 . Uji statistik yang dilakukan terhadap biomassa total diatom perifitik semua perlakuan Lampiran 10 menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu pada ZK0 0.0 200.0 400.0 600.0 800.0 1000.0 3 6 10 13 17 2 0 2 4 2 7 Hari ke- Kelimpahan x10 4 selcm 2 A m p h o r a N a v i c u l a P h a e o d a c t y l u m C y c l o t e l l a M e l o s i r a T h a l a s s i o s i r a ZK1 0.0 200.0 400.0 600.0 800.0 1000.0 3 6 10 13 17 2 0 2 4 2 7 Hari ke- Kelimpahan x10 4 selcm 2 A m p h o r a N a v i c u l a P h a e o d a c t y l u m C y c l o t e l l a M e l o s i r a T h a l a s s i o s i r a ZK2 0.0 200.0 400.0 600.0 800.0 1000.0 3 6 10 13 17 2 0 2 4 2 7 Hari ke- Kelimpahan x10 4 selcm 2 A m p h o r a N a v i c u l a P h a e o d a c t y l u m C y c l o t e l l a M e l o s i r a T h a l a s s i o s i r a ZK3 0.0 200.0 400.0 600.0 800.0 1000.0 3 6 10 13 17 2 0 2 4 2 7 Hari ke- Kelimpahan x10 4 selcm 2 A m p h o r a N a v i c u l a P h a e o d a c t y l u m C y c l o t e l l a M e l o s i r a T h a l a s s i o s i r a Gambar 4. Kelimpahan diatom perifitik selcm 2 seluruh perlakuan selama penelitian. selang kepercayaan 80 perbedaan konsentrasi P memberikan pengaruh sebesar 70,6 kepada biomassa total diatom perifitik semua perlakuan. Perbedaan konsentrasi P tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap biomassa total diatom perifitik antar perlakuan namun memberikan perbedaan yang nyata terhadap biomassa total diatom perifitik antar hari pengambilan contoh. Biomassa total rata-rata tertinggi dimiliki oleh ZK2 dan biomassa total terendah dimiliki oleh ZK3. Hasil uji lanjutan BNT yang dilakukan terhadap hari penelitian memberikan kesimpulan bahwa biomassa total rata -rata diatom perifitik meningkat dari hari ke -0 hingga hari ke-6 dan menurun pada hari ke-10 hingga hari ke -17. Kemudian biomassa total rata-rata diatom perifitik mengalami peningkatan hingga hari ke-27. 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 3 6 10 13 17 20 24 27 Hari ke- Klorofil x10 2 µ gcm 2 Z K 0 Z K 1 Z K 2 Z K 3 Gambar 5. Biomassa total diatom perifitik ìgcm 2 seluruh perlakuan selama penelitian.

2. Kandungan Unsur Hara