Salinitas pH Oksigen Terlarut

yang menyebabkan perubahan suhu dan akan berakibat pada kecocokan perairan sebagai habitat bagi organisme akuatik, karena setiap organisme akuatik memiliki kisaran suhu minimum dan maksimum tertentu untuk hidupnya. Fungsi kedua yaitu cahaya sebagai sumber energi bagi proses fotosintesis oleh alga dan tumbuhan air Jeffries dan Mills, 1996 in Effendi, 2003. Diatom akan mendominasi perairan saat intensitas cahaya tinggi dan suhu rendah. Alga hijau melimpah pada kondisi intensitas cahaya tinggi dan suhu tinggi, sedangkan alga biru akan mendominasi apabila intensitas cahaya rendah dan suhu tinggi Hutchinson in Welch, 1980. Bila dikaitkan dengan salinitas, maka diatom cenderung meningkat seiring dengan peningkatan salinitas dan berlaku sebaliknya untuk alga hijau Saanin, 1986 in Andarias, 1991.

2. Suhu

Menurut Pescod 1973, suhu air mempengaruhi sifat fisik, kimia, dan biologi perairan. Suhu merupakan fungsi dari kelarutan gas-gas dalam air laut dimana kelarutan akan meningkat pada saat temperatur rendah Sumich, 1992. Wardoyo 1981 menyatakan bahwa kenaikan suhu menyebabkan penurunan oksigen terlarut sehingga proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme yang dapat menghasilkan unsur hara menjadi menurun. Suhu yang baik untuk kultur alga di laboratorium berkisar antara 20-30 ºC, suhu optimum untuk kebanyakan alga berkisar antara 20-25 ºC Fogg, 1975.

3. Salinitas

Salinitas didefinisikan sebagai jumlah semua garam dalam air setelah semua karbonat dirubah menjadi oksida-oksidanya, semua bromida dan iodida digantikan oleh khlorida dan dinyatakan dalam satuan perseribu Effendi, 2003. Salinitas adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap organisme dalam mempertahankan tekanan osmotik yang layak antara protoplasma organisme dengan air sebagai lingkungan hidupnya. Salinitas merupakan faktor lingkungan yang penting diperhatikan pada kultur diatom laut. Faktor lingkungan tersebut mempengaruhi pertumbuhan diatom tersebut. Menurut Schuster 1952 in Andarias 1991 salinitas optimum untuk pertumbuhan algae di tambak berkisar dari 19-45‰. Pada salinitas tinggi organisme yang dominan adalah diatom, sedangkan pada salinitas rendah organisme yang dominan adalah alga biru. Barnes dan Green 1972 menyatakan bahwa semakin tinggi salinitas umumnya kadar nitrat dan ortofosfat semakin rendah.

4. pH

Nilai pH merupakan hasil pengukuran aktivitas ion hidrogen dalam perairan dan menunjukkan keseimbangan antara asam dan basa air. Nilai pH dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain aktivitas biologis seperti fotosintesis dan respirasi organisme, suhu, dan keberadaan ion-ion dalam perairan tersebut Pescod, 1973. Perubahan nilai pH air laut asam atau basa akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas biologis. Keberadaan unsur hara di laut secara tidak langsung dapat dipengaruhi oleh perubahan nilai pH. Nilai pH perairan juga dpat dipengaruhi oleh kandungan oksigen terlarut dan karbondioksida CO 2 di perairan Boyd, 1990. Menurut Odum 1971 pH perairan yang cocok untuk pertumbuhan organisme air berkisar antara 6-9.

5. Oksigen Terlarut

Oksigen terlarut adalah besarnya kandungan oksigen yang terlarut dalam air yang biasa dinyatakan dalam satuan mgl. Kelarutan oksigen di perairan dipengaruhi oleh suhu, tekanan parsial gas-gas yang ada di udara maupun di air, kadar garam dan unsur-unsur yang mudah teroksidasi di dalam perairan. Semakin meningkat suhu air, kadar garam, dan tekanan gas -gas terlarut maka semakin berkurang kelarutan oksigen dalam air Wardoyo, 1981. Peningkatan suhu sebesar 1 ºC akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10 Brown, 1987 in Effendi, 2003. Menurut Pescod 1973 kandungan oksigen terlarut harus melebihi 2 mgl agar kehidupan perifiton dapat terjamin.

E. Unsur Hara

Unsur hara merupakan salah satu faktor penentu yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup organisme ototrof. Unsur hara utama yang diperlukan diatom adalah N, P, dan Si, walaupun unsur lainnya seperti Fe, Mn, Cu, Zn, dan Mo juga diperlukan untuk pertumbuhan tetapi dalam jumlah yang relatif sedikit. Unsur P dalam ortofosfat dan N dalam bentuk nitrat berfungsi untuk membentuk jaringan protoplasma, sedangkan Si berfungsi untuk membentuk dinding sel atau cangkang. Kesuburan perairan adalah deskripsi kualitatif yang menyatakan konsentrasi unsur hara yang terdapat dalam suatu perairan. Tingkat kesuburan suatu perairan dipengaruhi oleh kandungan unsur hara, baik unsur hara organik maupun anorganik. Senyawa fosfat dan nitrat merupakan unsur hara yang dapat dijadikan sebagai petunjuk kesuburan perairan dan dibutuhkan organisme ototrof dalam pertumbuhan dan perkembangan hidupnya Nybakken, 1992.

1. Fosfor