memudahkan pemasangan atap double layer, hendaknya dibuat konstruksi yang memudahkan dibentangkan atau digulungnya atap lapisan kedua second
layer ini.
B. PENGARUH PENGGUNAAN ATAP DOUBLE LAYER TERHADAP
TEMPERATUR UDARA DALAM GREENHOUSE BERDASARKAN RADIASI MATAHARI DAN KECEPATAN ANGIN
Salah satu cara untuk mengatasi tingginya temperatur udara di dalam greenhouse adalah dengan mengurangi radiasi matahari yang masuk ke dalam
greenhouse tanpa mengurangi kualitas cahaya yang dibutuhkan tanaman untuk kehidupannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membentangkan atap
kedua di atas kanopi tanaman. Atap tersebut dikenal sebagai atap lapisan kedua second layer, sehingga di dalam greenhouse yang diteliti dibuatkan
suatu sistem, yaitu penggunaan atap double layer. Atap double layer memiliki bermacam - macam karakteristik dalam mentransmisikan radiasi matahari.
Panas dari radiasi matahari yang masuk akan berkurang intensitasnya dengan adanya sistem tersebut
Untuk melihat pengaruh dari penggunaan atap double layer, data pengamatan diklasifikasikan berdasarkan radiasi matahari dan kecepatan angin
yang terjadi di luar greenhouse selama pengamatan berlangsung. Pada penelitian ini radiasi matahari dibagi menjadi dua yaitu, lebih besar dari 500
Wm² dan radiasi matahari kurang dari 500 Wm². Sedangkan kecepatan angin dikelompokkan menjadi dua bagian juga yaitu dengan kecepatan 0
– 1.2 ms dan 1.3
– 2.3 ms. Setiap perubahan temperatur dengan radiasi matahari lebih besar dari 500 Wm² dapat dilihat pada Gambar 9. dan Gambar 10. Pada
gambar tersebut ditampilkan pula grafik perubahan radiasi matahari di luar greenhouse ketika menggunakan atap single layer dan double layer. Hal
tersebut bertujuan agar terlihat lebih jelas perubahan radiasi matahari yang menyinari pada hari pengamatan.
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
08.45 09.15
09.45 10.15
10.45 11.15
11.45 12.15
12.45 13.15
13.45
Waktu jam T
e m
p e
ra tu
r
o
C
100 200
300 400
500 600
700 800
900 1000
1100 1200
1300 1400
1500
R a
d ia
s i
m a
ta h
a ri
W m
2
Atap single layer atap double layer
Radiasi atap single layer Radiasi atap double layer
Gambar 11. Perubahan temperatur udara di dalam greenhouse dengan radiasi
matahari 500 Wm² dan kecepatan angin 0 – 1.2 ms.
15 20
25 30
35 40
45 50
09.30 11.45
12.15 12.30
12.45 13.00
13.30 14.30
14.45
Waktu jam T
e m
p e
ra tu
r
o
C
400 500
600 700
800 900
1000 1100
1200
R a
d ia
s i
m a
ta h
a ri
W m
2
Atap single layer Atap double layer
Radiasi atap single layer Radiasi atap double layer
Gambar 12. Perubahan temperatur udara di dalam greenhouse dengan radiasi
matahari 500 Wm² dan kecepatan angin 1.3 – 2.3 ms.
Tabel 3. Temperatur maksimum dan minimum yang terjadi pada kondisi cuaca dan kecepatan angin tertentu.
Radiasi 500 Wm²
500 Wm² Kecepatan
angin – 1.2 ms 1.3 – 2.3 ms
– 1.2 ms 1.3
– 2.7 ms Jam
12.30 13.15
13.15 14.00
Tmax 45.8
45.8 45.8
46.5 Jam
09.00 8.45
07.00 16.15
Single layer Tmin
34.7 30.9
24.6 36.9
Jam 12.00
12.00 12.45
13.30 Tmax
41.4 41
39.4 40.1
Jam 8.45
08.45 07.00
16.45 Double layer
Tmin 31.9
30.3 24.1
29.8
Temperatur maksimum berdasarkan pengklasifikasian pada Tabel 3. selalu terjadi antara pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB.
Sedangkan temperatur minimumnya terjadi pada saat yang tidak seragam karena berdasarkan radiasi dan kecepatan angin pada saat pengukuran tersebut.
Perbedaan temperatur yang terjadi akibat pengkondisian penggunaan atap double layer pada radiasi matahari lebih besar dari 500 Wm² dengan
kecepatan angin 0 – 1.2 ms sebesar 1 C. Sedangkan dengan kecepatan angin
yang lebih besar sekitar 1.3 – 2.3 ms dan radiasi yang sama besarnya, terjadi
perubahan temperatur sebesar 3.43 C.
Selain itu, pengamatan perubahan temperatur juga dilakukan pada radiasi matahari kurang dari 500 Wm². Perbedaan temperatur yang terjadi
akibat pengondisian penggunaan atap double layer pada radiasi matahari
kurang dari 500 Wm² dengan kecepatan angin 0 – 1.2 ms sebesar 3.4 C.
Sedangkan dengan kecepatan angin yang lebih besar sekitar 1.3 – 2.3 ms dan
radiasi matahari yang sama besarnya, terjadi perubahan temperatur yang paling tinggi yaitu sebesar 6.83
C. Setiap perubahan temperatur dengan cuaca mendung seperti tersebut disajikan pada Gambar 11. dan Gambar 12.
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
07.00 07.30 08.00 08.30 09.00 09.30 10.00 11.30 12.45 13.45 14.15 14.45 15.15 15.45 16.15 16.45
Waktu jam T
e m
p e
ra tu
r
o
C
100 200
300 400
500 600
700 800
900
R a
d ia
is m
a ta
h a
ri W
m
2
Atap single layer Atap double layer
Radiasi atap single layer Radiasi atap double layer
Gambar 13. Perubahan temperatur udara di dalam greenhouse dengan radiasi matahari 500 Wm² dan kecepatan angin 0
– 1.2 ms.
15 20
25 30
35 40
45 50
13.30 13.45
14.00 14.15
14.30 14.45
15.00 16.00
16.15
Waktu jam T
e m
p e
ra tu
r
o
C
150 200
250 300
350 400
450 500
R a
d ia
s i
m a
ta h
a ri
W m
2
Atap single layer Atap double layer
Radiasi single layer Radiasi double layer
Gambar 14. Perubahan temperatur udara di dalam greenhouse dengan radiasi matahari 500 Wm² dan kecepatan angin 1.3
– 2.7 ms.
y = 1.5616x - 7.2282 R
2
= 0.5866
20 30
40 50
20 30
40 50
TEMPERATUR UDARA LUAR C
T E
M P
E R
A T
U R
U D
A R
A D
A L
A M
o
C
single layer Linear s ingle layer
Gambar 15. Rata-rata harian temperatur udara dalam greenhouse dan temperatur udara di luar greenhouse dengan menggunakan single
layer.
Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan nilai koefisien determinasi Gambar 13. saat menggunakan atap single layer sebesar 0.5866 rata-rata
dari 4 hari pengamatan. Grafik perbandingan antara temperatur udara dalam dan luar greenhouse setiap harinya tampak pada Lampiran 4.
Nilai yang diperoleh menunjukkan bahwa data temperatur udara di dalam greenhouse dan di luar greenhouse saat menggunakan atap single layer
terdapat perbedaan yang tidak seragam sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan temperatur yang besar antara dalam dan luar greenhouse.
y = 1.5518x - 11.651 R
2
= 0.8503
20 25
30 35
40
20 25
30 35
40 TEMPERATUR UDARA LUAR
C T
E M
P E
R A
T U
R U
D A
R A
D A
L A
M C
double layer Linear double layer
Gambar 16. Rata-rata harian temperatur udara dalam greenhouse dan temperatur udara di luar greenhouse dengan menggunakan
double layer. Sedangkan, setelah menggunakan atap double layer didapatkan nilai
koefisien determinasi sebesar 0.8503 rata-rata dari 4 hari pengamatan. Grafik perbandingan rata-rata antara temperatur udara dalam dan luar greenhouse
setiap harinya tampak pada Gambar 14. Berdasarkan pengkondisian tersebut, dapat dikatakan bahwa antara data
temperatur udara di dalam dan di luar greenhouse mempunyai tingkat keseragaman yang nyata. Pemakaian atap double layer plastik ultraviolet UV
14 sebagai lapisan atap kedua mampu menghasilkan iklim mikro dalam greenhose yang baik bagi pertumbuhan tanaman di dalamnya karena
didapatkan nilai yang mendekati sama dengan iklim mikro yang berada di luar greenhouse.
C. PENGARUH PENGGUNAAN ATAP DOUBLE LAYER TERHADAP LAJU VENTILASI UDARA DALAM GREENHOUSE